PT Sumber Energi Makmur Catat Pendapatan Kuartal II Tahun 2024, Minus 23,51 Persen
Kondisi ini dipicu dari kinerja industri otomotif yang juga anjlok.
Emiten GPS tracker PT Sumber Sinergi Makmur Tbk (IOTF) melaporkan pendapatan korporasi di kuartal II 2024 mencapai Rp13,54 miliar. Angka ini mengalami kontraksi -23,51 persen secara tahunan ( year of year, YoY) di Juni 2024.
CEO PT Sumber Sinergi Makmur Tbk Alamsyah Cheung mengkonfirmasi penurunan kinerja perseroan di triwulan kedua tahun ini. Menurutnya, itu berkorelasi dengan kinerja industri otomotif yang juga anjlok pada waktu bersamaan.
"Menurunnya itu secara global, secara nasional juga, karena bisa dibilang industri otomotif sebagai induk dari bisnis kami juga mengalami penurunan yang sangat signifikan. Itu kurang lebih sekitar 20 persen penurunan itu. Sehingga itu juga berdampak pada kinerja Q2 kami," jelasnya dalam sesi Publix Expose Insidentil IOTF, Kamis (31/10).
Tren penurunan pendapatan tak hanya terjadi di Q2 saja, tapi juga di sepanjang semester I 2024. Sebagai catatan, revenue IOTF pada Januari-Juni 2024 berada di sekitar Rp28,6 miliar, lebih kecil dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp34 miliar.
Secara total, penurunan pendapatan pada periode Januari-Juni 2024 yakni sebesar -15,81 persen (YoY) dibanding semester II 2023.
Sehingga, itu berdampak terhadap net income di kuartal II 2024 merosot -159,62 persen (YoY), atau merugi Rp138,8 juta. Dengan net profit margin -1,03 persen atau -179,23 persen secara tahunan (YoY)
Kemudian, biaya operasional (operating expense) IOTF pun terpangkas -0,84 persen menjadi Rp 4,41 miliar di kuartal II 2024. Lalu, EBITDA sebesar Rp 618,54 juta atau minus 37,37 persen.
Meskipun diterpa catatan merah, Alamsyah mengklaim itu tidak mengganggu stabilitas keuangan PT Sumber Sinergi Makmur Tbk. Menengok kinerja keuangan perseroan di kuartal III 2024, ia optimistis mulai bangkit kembali.
"Namun, di Q3 sudah mulai bounce back. Kami sudah mulai meningkat. Saat ini kami masih terus mempelajari peluang-peluang yang dapat menjadi pendukung bisnis perseroan di tengah faktor risiko yang ada," tutur dia.