Runtuhnya Bank di AS Beri Masalah Besar di Perbankan Eropa, Termasuk Credit Suisse
Merdeka.com - Raksasa perbankan Credit Suisse kehilangan hampir seperempat nilainya pada Rabu (15/3) waktu setempat. Ini terjadi di tengah meningkatnya kejatuhan dari runtuhnya dua bank regional di Amerika Serikat.
Rabu (15/3) menandai kedua kalinya dalam tiga sesi perdagangan sejak runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB) California, dan kegagalan berikutnya dari Signature Bank dari New York, bahwa saham keuangan Eropa terpukul parah.
Namun demikian, dampak dramatis pada Credit Suisse dalam perdagangan Rabu (15/3) sebagian besar tidak terduga, karena lembaganya sangat besar.
-
Bagaimana Swiss menjadi negara terkaya? Pada 2018 silam, Swiss dinobatkan jadi negara yang memiliki masyarakat terkaya di dunia. Temuan itu berdasarkan laporan tahunan Global Wealth Report dari Credit Suisse.
-
Dimana Swiss berlokasi? Swiss memiliki luas 41.285 km persegi, secara geografis negara ini didominasi banyak pegunungan, salah satunya yang paling terkenal yakni pegunungan Alpen.
-
Siapa orang terkaya kedua di dunia? Sementara itu, Musk, merupakan orang terkaya kedua di dunia dengan kekayaan sebesar USD 195 miliar.
-
Siapa yang memiliki utang terbesar? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Siapa saja bank yang terlibat? Bank Rakyat Indonesia, Bank Katimtara, Bank Perkreditan Rakyat merupakan perbankan yang turut berpartisipasi dalam acara Sosialisasi Penguatan Modal tersebut.
-
Siapa yang punya investasi lebih besar? Hargreaves menunjukkan bahwa pola investasi ini telah berlanjut selama 30 tahun dan rata-rata wanita yang berinvestasi akan berakhir dengan portofolio senilai 25% lebih banyak dibandingkan pria.
Menurut data tahun 2022 dari Insider Intelligence, Credit Suisse adalah bank terbesar kedua di Swiss dan terbesar ke-17 di Eropa, dengan aset yang dikendalikan sekitar 730 miliar euro (USD 772 miliar).
Lembaga Swiss melihat harga sahamnya anjlok sebesar 24 persen dalam perdagangan Rabu (15/3), mengakhiri hari di 1,7 franc Swiss dalam perdagangan berat. Di awal sesi saham turun lebih dari 30 persen.
Kejatuhan Rabu (15/3) adalah sesi penurunan kesepuluh berturut-turut untuk saham perusahaan. Mereka telah kehilangan hampir 40 persen nilainya sejak 3 Maret, ketika saham ya diperdagangkan pada 2,78 franc Swiss.
Perkembangan terbaru juga meningkatkan volatilitas franc Swiss dibandingkan dengan euro, dolar AS, dan mata uang utama lainnya.
Bursa saham di seluruh Eropa juga dipengaruhi oleh kerugian Rabu (15/3). Indeks saham unggulan DAX 40 di Bursa Efek Frankfurt Jerman turun 3,3 persen; di Paris, indeks CAC 40 turun 3,6 persen; di Milan saham tergelincir 4,6 persen; di Madrid turun 4,3 persen; dan di Amsterdam jatuh 2,9 persen.
Dalam banyak kasus, saham sektor keuangan memimpin penurunan karena investor mengkhawatirkan dampak lebih lanjut pada lembaga perbankan.
Aksi jual Credit Suisse dilaporkan dipicu oleh laporan keuangan tahunan yang lebih lemah dari perkiraan, diikuti oleh pengumuman bahwa pemegang saham terkemuka - Saudi National Bank - tidak akan memberikan dukungan keuangan baru melalui akuisisi lebih banyak saham.
Bank sentral Swiss mengatakan bahwa mereka akan memberikan uang tunai kepada Credit Suisse jika diperlukan untuk mempertahankannya, meskipun para pejabat mengatakan bank tersebut tidak berisiko bangkrut.
Sementara itu, Bank Sentral Eropa memberi tahu pemberi pinjaman utama Eropa lainnya untuk memantau eksposur mereka terhadap saham dan obligasi Credit Suisse.
Bank-bank Eropa telah berada di bawah tekanan selama 12 bulan terakhir, dengan tingkat inflasi melonjak di tengah pasokan energi dan masalah perdagangan terkait dengan konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Utang Indonesia masih berada di bawah utang India sebesar USD629 miliar atau setara Rp9.800 triliun.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan perekonomian global masih melemah saat ini
Baca SelengkapnyaWalaupun dilengkapi dengan teknologi keamanan canggih, tapi negara-negara ini masih bisa dibobol hacker.
Baca SelengkapnyaBRI menduduki peringkat 308 diikuti Bank Mandiri (373), BCA (457), Telkom Indonesia (912) dana BNI (944)
Baca SelengkapnyaTekanan yang dialami negara-negara maju itu dipengaruhi kenaikan suku bunga yang terlalu tinggi yang terjadi di berbagai negara.
Baca SelengkapnyaPengelompokan daftar 10 negara terkaya di dunia tersebut mengacu pada perhitungan Dana Moneter Internasional (IMF).
Baca SelengkapnyaBank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan.
Baca SelengkapnyaBank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah daftar negara yang paling banyak diserang ransomware
Baca SelengkapnyaHampir setengah kekayaan dunia, hanya dimiliki oleh 1,5 persen populasi bumi.
Baca Selengkapnya