Sejak Kecil Bergelimang Harta, Sultan Ibrahim Iskandar Pernah Dihukum Masuk Militer dan Hidup Prihatin
Bergelimang harta tak menjamin semua keinginan Sultan Ibrahim dapat diraih dengan mudah.
Bergelimang harta tak menjamin semua keinginan Sultan Ibrahim dapat diraih dengan mudah.
Sejak Kecil Bergelimang Harta, Sultan Ibrahim Iskandar Pernah Dihukum Masuk Militer dan Hidup Prihatin
Sultan Ibrahim Iskandar Pernah Dihukum Masuk Militer dan Hidup Prihatin
Sultan Ibrahim Iskandar memiliki kehidupan yang sudah sangat mapan sejak kecil.
Namun bergelimang harta tak menjamin semua keinginan Sultan Ibrahim dapat diraih dengan mudah.
Sang ayah, Sultan Iskandar menempa Sultan Ibrahim cukup keras dan tegas.
Mengutip The Straits Times, pada tahun 1977, Sultan Ibrahim mengalami kecelakaan helikopter dan menyebabkan dia harus mendapatkan 36 jahitan.
Sultan Iskandar saat itu sangat marah.
Sultan Ibrahim membela diri.
Menurutnya kecelakaan itu disebabkan kesalahan co-pilot yang panik karena cuaca saat itu sangat berangin.
Sultan Ibrahim yang berperan sebagai kapten pilot memberi instruksi, namun co-pilot panik dan malah menarik tuas kontrol sehingga helikopter kehilangan keseimbangan dan jatuh.
Sebagai bentuk hukuman, Sultan Iskandar kemudian mengirim Sultan Ibrahim ke Pusat Pelatihan Tempur Angkatan Darat (Pulada) Malaysia.
Tujuan Sultan Iskandar yaitu mendisiplinkan Sultan Ibrahim.
Sepuluh bulan mendapatkan pelatihan militer rupanya tak cukup bagi Sultan Iskandar.
Sultan Ibrahim dikirim ke Amerika Serikat untuk mengikuti pelatihan militer di Army Manoeuvres Centre of Excellence, Fort Benning, Georgia.
"Abah hanya berpesan 'jangan membuatku malu'," kata Sultan Ibrahim.
Sepulang pelatihan di Amerika, Sultan Ibrahim kembali ke Malaysia dan bertugas menjadi anggota tentara militer di Johor. Tak hanya itu, dia juga digaji sebagaimana tentara lainnya.
"Gaji saya sekitar USD12 (setara Rp180.000 saat ini) per hari," ungkapnya.
Sultan Ibrahim juga harus membayar sewa Bachelor Officer Quarters, sebesar USD2 (Rp30.000) sehari.
Sarapan Rp18.000 sehari, makan siang dan makan malam sekitar Rp30.000 sehari.
Sisa gaji yang diterima Sultan Ibrahim dimanfaatkan membeli rokok dan tagihan telepon.
Agar lebih hemat, Sultan Ibrahim membeli kompor portabel, yang dia simpan di kamar untuk memasak frankfurter dan burger.
Hampir setiap hari, Sultan memakan frankfurter dan burger, dicampur dengan saus tomat.
"Sekarang, jika saya melihat frankfurter, hotdog, atau burger, saya merasa mual dan pingsan," kata dia.
"Almarhum (Sultan Iskandar) sangat ketat terhadap saya. Dia tidak memberiku hak istimewa apa pun. Alhamdulillah, saya mampu,"
kata dia mengakhiri.