Setengah Negara Miskin Dunia Terancam Bangkrut Imbas Pandemi dan Perang Rusia-Ukraina
Merdeka.com - Dunia menghadapi kondisi yang sulit setelah dua tahun melewati pandemi Covid-19. Dalam laporan Global Crisis Respons Group (GCRG), hari ini, 60 persen pekerja memiliki pendapatan riil yang lebih rendah daripada sebelum pandemi.
"Selain itu, 60 persen dari negara-negara termiskin berada dalam kesulitan utang atau tinggi risiko. Negara berkembang kehilangan USD1,2 triliun per tahun untuk mengisi kesenjangan perlindungan sosial," demikian dikutip laporan tersebut, Jakarta, Jumat (10/6).
Laporan tersebut melanjutkan, dibutuhkan USD4,3 triliun per tahun atau lebih banyak uang dari sebelumnya untuk memenuhi tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Kemampuan negara dan orang untuk menangani kesulitan keuangan semakin menipis.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Siapa yang mengalami kesulitan keuangan? Meskipun kabar suami Zaskia Gotik yang sedang mengalami kesulitan keuangan, rumah tangga mereka dengan Sirajuddin semakin harmonis.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Bagaimana Niko mengatasi penurunan omzet saat pandemi? Niko yang semula pasrah, akhirnya mulai menyadari potensi besar dari teknologi ini ketika dia mengunjungi sebuah tempat produksi DTF di Jakarta.
-
Siapa yang mengalami penurunan gaji? Laporan tersebut menganalisis data dari lebih dari 10.000 karyawan startup dan melibatkan wawancara dengan 183 pemimpin serta pendiri startup di Indonesia, Singapura, Vietnam, dan Taiwan.
-
Mengapa banyak perusahaan global terancam bangkrut? Banyak tanda menunjukkan ancaman kebangkrutan bagi perusahaan-perusahaan global, terutama karena krisis utang dan kenaikan biaya pinjaman yang menjadi isyarat 'kiamat' baru bagi korporasi di seluruh dunia.
Pandemi kemudian diikuti dengan perang Rusia-Ukraina yang membuat prospek pertumbuhan rata-rata global telah direvisi ke bawah. Beberapa negara menyatakan keseimbangan fiskal telah memburuk, dan rata-rata rumah tangga telah kehilangan 1,5 persen secara nyata pendapatan karena kenaikan harga jagung dan gandum.
Semakin Banyak Kelaparan
Di seluruh dunia, lebih banyak orang telah menghadapi kondisi seperti kelaparan. Menurut catatan, semakin banyak orang menghadapi keadaan darurat kelaparan yang parah.
"Ini yang tersisa dampak pandemi, ditambah dengan perang di Ukraina dan dampak perubahan iklim, adalah kemungkinan untuk lebih meningkatkan lagi jajaran miskin," tulis GCRG dalam laporannya.
Kemiskinan berpotensi meningkat seiring dengan meningkatnya kerentanan kemampuan, terutama bagi perempuan dan anak perempuan. Negara dengan kapasitas terbatas adalah negara yang paling terpengaruh atas krisis biaya hidup yang menghantui.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam laporan terbaru ADB, sekitar 155,2 juta orang atau 3,9 persen penduduk di negara berkembang Asia hidup dalam kemiskinan ekstrem.
Baca Selengkapnya5 Orang Terkaya Dunia Gandakan Hartanya, Kemiskinan di Muka Bumi Baru akan Punah 229 Tahun Lagi
Baca SelengkapnyaDalam hal pajak, mereka membayar dengan presentase kekayaan lebih sedikit dibandingkan rata-rata pekerja.
Baca SelengkapnyaThomas mengakui, fenomena penurunan kelas menengah ini akan menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaBanyak pekerja merasa kesepian, marah, atau sedih setiap hari.
Baca SelengkapnyaAHY tidak menginginkan masyarakat tergantung pada bantuan jangka pendek.
Baca SelengkapnyaILO memperingatkan dampak akibat perang terhadap ekonomi Palestina akan berlangsung selama bertahun-tahun mendatang.
Baca SelengkapnyaTingkat pengangguran penduduk China berusia 16 hingga 24 tahun di daerah perkotaan naik menjadi 21,3 persen bulan lalu.
Baca SelengkapnyaJumlah penduduk kelas menengah tersebut menyumbang 21,45 persen dari proporsi penduduk.
Baca SelengkapnyaKesenjangan ekonomi semakin terasa saat ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina pada tahun 2022.
Baca SelengkapnyaDia menilai, saat ini, inflasi pangan masih terlampau tinggi yang berpotensi untuk menurunkan daya beli masyarakat kelas menengah.
Baca Selengkapnya