Startup Diharapkan Tak Melulu 'Bakar Uang' untuk Tingkatkan Pendapatan
Merdeka.com - Founding Partner AC Ventures Pandu Sjahrir mengingatkan perusahaan rintisan di bidang teknologi untuk semakin serius dalam mengutamakan tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance (GCG). Jika tata kelola tidak dioptimalkan dengan baik, akan berpengaruh kepada valuasi perusahaan itu sendiri.
"Saya senang melihat fundamental perusahaan-perusahaan teknologi yang besar sudah back to basic, back to fundamental. Itu lebih bagus dibanding tahun lalu. Jadi tak ada lagi bahasa 'bakar uang' karena investor menginginkan untuk menjaga fundamental bisnis, arus kas, dan pengaturan perusahaan yang baik," ujar Pandu di Jakarta, dikutip Antara, Rabu (30/11).
Pandu menyampaikan, sudah banyak perusahaan besar, termasuk perusahaan teknologi yang bangkrut karena tata kelola perusahaan yang buruk. Investor seperti dirinya pun telah berulang kali mengingatkan agar perusahaan teknologi, baik skala besar maupun start up, memiliki laporan keuangan dan audit internal yang baik.
-
Bagaimana cara startup di Indonesia bertahan? Banyak perusahaan yang melakukan penghematan biaya untuk bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi global.
-
Siapa yang bisa berkembang di lingkungan perusahaan rintisan? 'Perusahaan rintisan berhasil karena banyaknya gairah dan sedikit sekali proses,' katanya, mengacu pada hierarki yang biasanya dimiliki perusahaan besar.
-
Bagaimana TINC Telkomsel Ventures membantu startup berkembang? 'Ini adalah langkah kami untum membangun harmonisasi antara startup dan Telkomsel, karena dengan sinergi yang lebih kuat, startup bisa berkembang lebih baik dan mencapai pasar yang lebih luas,' tambahnya.
-
Apa yang harus dipertimbangkan saat memulai bisnis? Dia juga berpesan agar memperhatikan ketersediaan dana, setidaknya bisa mencakupi Pengeluaran tetap seperti gaji, sewa dan lain-lain.
-
Apa keterampilan yang dianggap penting oleh perusahaan di Indonesia? Menariknya adalah sebanyak 69 persen pemimpin perusahaan di Indonesia menyatakan bahwa mereka tidak akan merekrut seseorang tanpa keterampilan AI.
-
Apa kunci utama bisnis? Produk dan layanan adalah kunci utama dalam bisnis yang kita jalani.
"Valuasi perusahaan bisa turun jika good governance jelek. Perusahaan publik teknologi di global dapat mengalaminya. Ada, kok, yang mengalami penurunan valuasi 50-70 persen," imbuhnya.
Kondisi fundamental perekonomian Indonesia, lanjut Pandu, masih positif dan harapannya tahun depan tidak terkena resesi. Sejumlah perusahaan teknologi di Indonesia sekarang juga masih ada yang mampu meraih pertumbuhan pendapatan 50 persen meski mereka tidak melakukan aksi 'bakar uang'.
"Dulu, ada perusahaan teknologi meraih pertumbuhan tinggi setelah ’bakar uang’. Sekarang dan ke depan, kami harap tidak begitu," ujar Pandu yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Pengurus Harian Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) periode 2021-2025.
Menurutnya, potensi ekosistem startup di Indonesia masih besar. AC Ventures menyiapkan modal hingga 250 juta dolar AS untuk melakukan investasi di perusahaan early stage. Sementara Indies Capital, di mana Pandu juga menjabat sebagai Managing Partner, menyiapkan sekitar 200 juta dolar AS untuk late stage.
Meski demikian, Pandu menekankan bahwa investasi ke depan perlu untuk sungguh-sungguh memperhatikan masalah lingkungan (environmental), sosial (social) dan tata kelola (governance). Karena studi yang dilakukan menunjukkan bahwa penerapan ESG telah secara dominan berdampak positif terhadap pengembalian ekuitas.
"Segmen yang akan diinvestasikan saya suka seperti e-commerce, fintech, e-commerce, logistik, tapi memang harus ada ESG element karena itu jadi sangat penting untuk masuk perusahaan Tbk, apalagi kalau yang udah late stage," kata Pandu.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia tercatat masuk dalam jajaran negara yang memiliki jumlah startup terbanyak di dunia.Data Startup Ranking per 14 Juni 2023, terdapat 2.482 startup.
Baca SelengkapnyaDengan penerapan tata kelola yang baik, perusahaan tidak hanya memastikan kelancaran operasional.
Baca SelengkapnyaPerusahaan global melihat seberapa jauh kekondusifan suatu negara terhadap beberapa faktor.
Baca SelengkapnyaWaskita Karya telah bekerjasama dengan Jaksa Agung Muda Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara (Jamdatun) & Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Baca SelengkapnyaKenaikan UMP sebesar 6,5 persen dan PPN 12 Persen tidak linear dengan iklim pertumbuhan startup di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTransformasi ekonomi yang sedang diupayakan oleh BUMN perlu dilakukan dengan perencanaan matang.
Baca SelengkapnyaPupuk Kaltim sejak 2018 terus mengukur implementasi tata kelola perusahaan sesuai prinsip GCG dengan evaluasi dan asesmen berdasarkan CGPI.
Baca SelengkapnyaAda empat tantangan besar yang dihadapi dalam pengembangan industri fintech di Indonesia.
Baca SelengkapnyaFSIA yang mengangkat tema Fast Forward to Future Food
Baca Selengkapnyapenerapan GRC terintegrasi dapat mensinergikan aspek governance structure, risk management dan compliance, serta environment dan social.
Baca SelengkapnyaCFO memiliki peranan yang sangat strategis, mengingat tanggung jawab sebagai pengelola keuangan perusahaan.
Baca SelengkapnyaIni diperlukan agar dapat bermanfaat sekaligus memitigasi dan meminimalisir dampak negatif.
Baca Selengkapnya