Strategi Jitu Sri Mulyani Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi 5,2 Persen di 2024
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan angka pada proyeksi tahun 2024 merupakan bentuk antisipasi pemerintah terhadap kondisi global.
Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 sebesar 5,2 persen.
Strategi Jitu Sri Mulyani Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi 5,2 Persen di 2024
Target pertumbuhan ekonomi 2024 lebih rendah dari outlook pertumbuhan ekonomi nasional di tahun 2023 yang akan ditutup 5,3 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan angka pada proyeksi tahun 2024 merupakan bentuk antisipasi pemerintah terhadap kondisi global.
Misalnya saja, kata dia, geopolitik yang terjadi antara Amerika terhadap China. Termasuk kondisi perekonomian China yang menunjukan adanya pelemahan.
Faktor lain yang menjadi pertimbangan pemerintah adalah adanya kenaikan suku bunga yang sangat drastis dan lebih cepat dan berdurasi cukup panjang. Ini akan berpengaruh terhadap kinerja pertumbuhan negara-negara seperti Amerika dan.
"Ini menjadi salah satu faktor yang kita lihat sebagai faktor yang merupakan down side risk untuk growth 2024," ucap Sri Mulyani saat melakukan konferensi pers RABN dan Nota Keuangan 2024, di kantor Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, ditulis Sabtu (19/8).
Merdeka.com
Untuk itu, agar proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional untuk tahun 2023 dan 2024 bisa terealisasi, pemerintah fokus terhadap daya beli masyarakat agar tidak menurun dengan cara menjaga inflasi tetap stabil.
Selain itu, pemerintah akan menopang daya beli masyarakat dari keluarga rentan, dengan mendistribusikan bantuan. Tidak kalah penting yaitu menciptakan lapangan kerja baru.
"Kita coba lakukan tahun ini dengan berbagai program stabilisasi dari harga-harga, inflasi yang turun sangat menentukan untuk menjaga daya beli. Kemudian transfer kepada terutama rumah tangga yang paling rentan untuk menopang daya beli mereka dan tentu dengan adanya penciptaan kesempatan lapangan kerja melalui investasi," ujar wanita yang pernah menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo saat menyampaikan nota keuangan 2024 menyebutkan, inflasi akan tetap dijaga pada kisaran 2,8 persen.
Selain itu, peran APBN akan tetap dioptimalkan untuk memitigasi tekanan inflasi, baik akibat perubahan iklim maupun gejolak eksternal.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023 sebesar 5,17 persen (yoy). Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud mengatakan salah satu komponen pendorongnya yakni konsumsi rumah tangga sebesar 5,23 persen. Konsumsi rumah tangga tersebut didorong sejumlah momentum yang ada di kuartal II. Semisal momen bulan puasa, lebaran Idulfitri dan Iduladha."Konsumsi rumah tangga tumbuh positif didorong oleh perayaan hari besar keagamaan. Jadi ada bulan Ramadan, lebaran Idulfitri dan ebaran Iduladha," kata Edy dalam Konferensi Pers Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II di Gedung BPS, Jakarta, Senin (7/8).