Survei BPS: Masyarakat Tinggalkan Playstation dan Rokok Konvensional
VCD/DVD Player hingga Playstation (PS) mulai ditinggalkan masyarakat pada tahun 2022.
VCD/DVD Player hingga Playstation (PS) mulai ditinggalkan masyarakat pada tahun 2022.
Survei BPS: Masyarakat Tinggalkan Playstation dan Rokok Konvensional
Masyarakat Tinggalkan Playstation dan Rokok Konvensional
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat fenomena terkait sejumlah barang atau komoditas yang mulai ditinggalkan oleh masyarakat.
Temuan ini terungkap dari hasil Survei Biaya Hidup (SBH) 2022.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menuturkan, barang berupa VCD/DVD Player hingga Playstation (PS) mulai ditinggalkan masyarakat pada tahun 2022.
Sebagai gantinya, masyarakat memilih untuk mengakses game online melalui handphone (HP).
"VCD/DVD player ini tidak lagi terpilih kemudian juga playstation (PS), karena game sekarang sudah bisa dilakukan secara online,"
kata Pudji dalam acara Sosialisasi Hasil Survei Biaya Hidup 2022 di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Selasa (12/12).
Selain itu, BPS mencatat produk rokok konvensional berbahan tembakau seperti kretek mulai ditinggalkan masyarakat.
Sebaliknya, rokok elektrik seperti vape menjadi produk pilihan utama masyarakat Indonesia.
"Sekarang perokok itu sudah mulai banyak yang menggunakan rokok-rokok elektrik. Ini tergambar dari hasil SBH 2022 adanya komoditas baru yaitu peralatan rokok elektrik dan liquid vape nya," ungkap Pudji.
Selanjutnya, komoditas antena TV juga kian ditinggalkan masyarakat dalam Survei Biaya Hidup 2022. Mengingat masyarakat mulai beralih ke produk receiver TV/set top box untuk kebutuhan siaran tv digital.
"Ini sebagai pengganti dari antena tv ya, karena kita menggunakan TV digital sekarang ini juga mengakibatkan perubahan pola konsumsi," kata Pudji.
Dampak Konsumsi Rokok Elektrik dan Konvensional
Sebelumnya, beberapa tahun belakangan rokok elektrik sangat populer di kalangan remaja. Rokok elektrik dinilai tidak berbahaya dibandingkan rokok konvensional karena mengandung nikotin yang rendah.Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menekankan pemahaman tersebut kurang tepat. Rokok elektrik sama bahayanya dengan rokok konvensional.
Kandungan yang terdapat dalam rokok elektrik antara lain nikotin, zat kimia, serta perasa/flavour yang bersifat toxic/racun.
"Merokok elektrik itu sama bahayanya dengan merokok konvensional. Tidak ada bedanya risiko merokok konvensional dan elektrik," kata Dante dikutip dari siaran pers, Kamis (2/6) lalu.
Jika dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama, zat-zat ini bisa menyebabkan masalah kesehatan serius di masa depan. Semisal penyakit kardiovaskular, kanker, paru-paru, tuberkulosis, dan lainnya.
"Dua-duanya sama bahayanya baik itu sekarang dari segi sosial ekonomi maupun untuk masa depan masalah penyakit yang mungkin timbul dari aktivitas merokok elektrik," kata Dante.