Ternyata Ini Biang Kerok AS Terancam Bangkrut dan Gagal Bayar Utang di 1 Juni 2023
Merdeka.com - Amerika Serikat (AS) tengah dihadapkan dengan risiko gagal bayar utang. Bahkan Menteri Keuangan AS, Janet Yellen menyebut Gedung Putih tidak bisa lagi membayar tagihan utang pada 1 Juni 2023.
Janet Yellen telah meminta Kongres untuk mengambil tindakan untuk mengatasi masalah ini. Tindakannya seperti menaikkan plafon atau pagu utang. Namun hingga berita ini diturunkan belum ada keputusan yang diambil Kongres AS.
Sebenarnya, tidak sulit bagi Kongres AS untuk mengambil keputusan terkait langkah yang perlu diambil saat ini. Hanya saja banyak pertimbangan dari masing-masing pihak yang masih belum juga mencapai kesepakatan.
-
Apa total utang Amerika Serikat? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Dimana negara dengan utang terbesar? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Siapa yang kehilangan harta karena masalah utang? Keluarga Pulitzer sempat masuk dalam daftar keluarga terkaya berkat bisnis media dan percetakannya. Namun hal ini harus berubah saat keluarga ini didera kesulitan lilitan utang hingga jutaan dolar Amerika Serikat. Padahal di tahun 1982, keluarga Pulitzer memiliki kekayaan bersih yang mencapai angka USD 25 juta.
-
Siapa yang terlilit utang ratusan juta? Eko Pujianto merupakanpengusaha muda yang pernah mengalami keterpurukan karena terjebak utang ratusan juta.
-
Siapa yang memiliki utang terbesar? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Kenapa utang dapat mengganggu aliran kas? Kamu harus ingat, pengeluaran tambahan dan utang bisa sangat mengganggu aliran kas. Pengeluaran tambahan dan utang dapat secara signifikan mengganggu aliran kas yang sehat. Ketika terjebak dalam siklus pengeluaran tambahan atau membebani diri dengan utang, konsekuensinya dapat merugikan secara finansial dan emosional.
"Benar-benar tidak sulit untuk menyelesaikan kesepakatan, ada banyak sikap yang terjadi saat ini," kata Penasihat Pajak, Komite Keuangan AS, Dean Zerbe dalam sebuah wawancara, dilansir dari CNN, Selasa (16/5).
Sebagai informasi, Zerbe pernah terlibat dalam negosiasi yang sama dalam penyelesaian utang Amerika Serikat. Dalam situasi sekarang, Zerbe menilai Kongres tengah menghadapi banyak tekanan dari sejumlah kelompok.
Setiap anggota Kongres dituntut untuk bisa menunjukkan sikap bahwa mereka tengah memperjuangkan keberlanjutan negara mereka. Hal ini menunjukkan Partai Republik sebenarnya tidak memiliki kekuatan di Kongres untuk berhadapan dengan Partai Demokrat.
"Ini bukan tidak mungkin, tetapi menurut saya Gedung Putih harus menyadari bahwa Partai Republik tidak benar-benar memiliki kemudi dan bahwa permainan ayam bisa menjadi sangat berbahaya," kata dia.
Keputusan di Tangan Kongres
Di sisi lain, keberadaan para pengusaha juga tidak bisa berbuat apapun untuk mempengaruhi keputusan Kongres. Zerbe mengatakan Ketua DPR akan menerima telepon dari (CEO JPMorgan) Jamie Dimon dan dia akan mendengarkannya.
Namun, posisi Jamie juga perlu dipertanyakan terkait banyaknya suara yang dimiliki di DPR. Dia berurusan dengan mayoritas yang paling sederhana, dan dia berusaha membuat kaukusnya bergabung untuk mendapatkan suara.
"Jadi ya, para pemimpin bisnis dapat memberi nasihat, tetapi mereka tidak hidup dalam situasi ini," kata dia.
Sehingga dalam hal ini, Gedung Putih perlu mengakui bahwa mereka dapat meminta CEO keuangan untuk menghubungi Kongres, tetapi itu tidak akan memengaruhi DPR untuk menyetujui kesepakatan.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Angka pengangguran yang melonjak tak terduga di Amerika Serikat (AS).
Baca SelengkapnyaKepercayaan diri dalam mengelola pasar, tergantung dengan kepercayaan pasar.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani melaporkan APBN mengalami surplus Rp22,8 triliun hingga 15 Maret 2024.
Baca SelengkapnyaMegawati berharap pemerintah punya rencana serius untuk mengurangi utang bernilai fantastis itu.
Baca SelengkapnyaKemenkeu mencatat, utang jatuh tempo tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) Rp705,5 triliun dan pinjaman senilai Rp94,83 triliun.
Baca SelengkapnyaKemenkeu mencatat, rasio utang pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) kini sebesar 38,49 persen.
Baca SelengkapnyaMenteri Erick Thohir ingatkan BUMN yang memiliki utang dalam bentuk dolar AS karena nilai tukar Rupiah terus anjlok beberapa hari terakhir.
Baca SelengkapnyaSecara rinci, pembiayaan utang tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp70,2 triliun atau setara dengan 10,5 persen terhadap APBN.
Baca SelengkapnyaInflasi di AS pada bulan Juni menunjukkan penurunan di angka 3 persen, didorong oleh menurunnya tekanan harga energi dan sektor perumahan.
Baca SelengkapnyaAS dan China tengah terlibat dalam persaingan menjadi raksasa ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaSaid mencontohkan saat ini nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) terus melemah.
Baca SelengkapnyaRamalan IMF menyebut kondisi ekonomi dunia masih terpuruk.
Baca Selengkapnya