Ternyata Tak Mudah Alihkan Subsidi BBM Jadi BLT, Menteri Bahlil Beberkan Masalahnya
Kementerian ESDM masih perlu melakukan pemutakhiran data lantaran banyak yang masih tumpang tindih.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) masih terus mengkaji skema baru penyaluran BBM subsidi tepat sasaran. Rencananya akan dipadukan dengan pemberian bantuan langsung tunai (BLT) sebagai bentuk pengalihan subsidi.
Saat kembali diminta konfirmasi terkait itu, Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut. Dia mengatakan skema baru subsidi BBM plus BLT belum akan diumumkan dalam waktu dekat.
"Rasanya tiap minggu saya ditanya itu deh. Jawabannya masih seperti itu. (Diumumkan pekan depan?) Belum, belum," ujar Bahlil singkat saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (16/1).
Bahlil mengatakan, sebenarnya dia telah menerima data perihal calon penerima BLT. Namun, Kementerian ESDM masih perlu melakukan pemutakhiran data lantaran banyak yang masih tumpang tindih.
"Kan gini, data kita itu kan belum solid. Data yang berhak menerima bantuan ataupun pengalihan dari pada subsidi, ini kan masih tumpang tindih," kata Bahlil.
"Saya tidak ingin, karena tujuan subsidi itu memberikan kepada yang berhak menerimanya. Jangan sampai tujuan kita itu tidak sesuai dengan apa yang kita lakukan. Jadi ini yang kita harus hati-hati dengan datanya," tegasnya.
Mundur dari Target Sebelumnya
Adapun proses pengumpulan data calon konsumen BBM subsidi dan penerima BLT memang jadi kendala utama sejak akhir tahun lalu. Sebelumnya, Bahlil memasang target untuk mengumumkannya pada Desember 2024 silam.
Kendati begitu, dia belum bisa memastikan alokasi subsidi ini akan lebih banyak dialihkan untuk komoditas langsung atau kepada BLT.
"Nanti setelah diputuskan, kami umumkan," imbuh Bahlil beberapa waktu lalu.
Namun, dia memperkirakan, seluruh pelaku UMKM nantinya akan dikelompokkan sebagai konsumen yang berhak menenggak langsung BBM subsidi, bukan dalam bentuk BLT. Termasuk para pengemudi ojek online, atau ojol.
"Terkait dengan UMKM, semua UMKM itu kemungkinan besar akan disubsidikan secara bahan. Jadi kalau dia minyak, kita tidak akan mengalihkan ke BLT. Ojol itu akan masuk dalam kategori UMKM," kata dia.
Rampung 98 Persen di Pekan Awal Januari
Saat ditanyai kelanjutan prosesnya pada 7 Januari 2025, Bahlil menyebut pengumpulan data calon konsumen BBM subsidi hampir rampung 100 persen. Namun kembali, dia tak ingin berandai-andai kapan itu bisa diselesaikan.
"Ya 98 (persen) lah ya. Dikit lagi. (Kapan selesai?) Doain ya. Kita akan umumkan nanti di tahun ini," ucap Bahlil.
Menurut dia, persoalan utama yang belum terselesaikan dalam menerapkan kebijakan penyaluran BBM subsidi tepat sasaran ialah tumpang tindih data.
"Selama ini kan datanya antara Kemensos lain, Pertamina lain, PLN lain. Sekarang datanya seluruhnya dikumpul ke satu pintu lewat BPS," ungkapnya.
Dikatakan Bahlil, proses pengumpulan data calon penerima ini sampai tiga kali mengalami perubahan. Sehingga dia meminta masyarakat bersabar, menanti keputusan final siapa saja yang nantinya berhak menenggak BBM subsidi.
"Karena datanya kan antara penerima masih ada yang tumpang tindih. Kan kita menyatukan semua sumber dari kementerian/lembaga, maupun BUMN yang sumber datanya kita jadikan satu, supaya tidak terjadi tumpang tindih. Masa kita memberikan subsidi kepada orang yang enggak tepat, kan enggak pas," urainya.
Pun saat ditanya apakah skema penyalurannya nanti bakal turut mengalami perubahan, Bahlil meminta publik untuk bersabar menunggu. Namun, ia memberi kisi-kisi itu tidak akan jauh berbeda dari yang sebelumnya telah disampaikan.
"Nanti kalau sudah final semua kita umumkan, termasuk skema dan lainnya. Tapi yang pernah saya omongin itu tidak akan bergeser jauh-jauh dari situ," pungkas Bahlil.