The Fed Pertahankan Suku Bunga Acuan di 2,5 Persen
Merdeka.com - The Federal Reserve (the Fed) mengindikasikan tidak akan menaikkan suku bunga di tahun ini, setelah Bank sentral Amerika Serikat (AS) melakukan serangkaian kenaikan suku bunga sejak tiga tahun lalu. Hal ini dikarenakan perekonomian AS tengah melambat.
Diketahui, The Fed menaikkan suku bunga sebanyak tujuh kali selama periode 2017-2018, mendekati 2,6 persen untuk suku bunga acuan. Proyeksi menunjukkan the Fed tidak lagi mengharapkan perlunya membuat kebijakan terbatas untuk menjaga terhadap inflasi.
The Fed mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 2,25-2,5 persen. Langkah the Fed sesuai harapan dan permintaan pasar. Pembuat kebijakan Federal Open Market Committee (FOMC) mengambil perubahan tajam dari proyeksi kebijakan sebelumnya.
-
Bagaimana cara pemerintah menekan inflasi? Lantaran yang paling penting adalah pertumbuhan inflasi intinya.Menurutnya, jika inflasi meningkat maka langkah yang dilakukan pemerintah adalah menekan inflasi dengan mengendalikan harga pangan (volatile food). Sebab, harga pangan menyumbang cukup besar terhadap inflasi.
-
Bagaimana penurunan inflasi AS memengaruhi Bitcoin? Penurunan tingkat inflasi AS telah mempengaruhi sentimen pasar secara positif. Hal itu terlihat dari indeks Harga Konsumen (CPI) lebih rendah dari perkiraan, yaitu sebesar 3,4 persen, yang menandakan penurunan tekanan inflasi.
-
Kenapa BRI menilai kenaikan BI Rate tidak berdampak signifikan? Dirut BRI menilai kenaikan BI Rate dinilai tidak akan berdampak signifikan terhadap likuiditas BRI secara umum.
-
Mengapa inflasi 2023 dikatakan terendah sepanjang reformasi? 'Selama 2023 inflasi kita 2,61 persen, dan Desember kemarin 0,41 persen. Ini terendah semenjak reformasi (tahun 2023),' kata Mendag dalam konferensi pers Capaian Kinerja 2023 dan Outlook Perdagangan 2024, di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (4/1/).
-
Bagaimana AS mengendalikan investasi? Perintah Presiden AS Biden secara resmi memulai upaya untuk membuat peraturan yang melarang perusahaan AS berinvestasi di perusahaan-perusahaan dari 'negara-negara yang menjadi perhatian' yang aktif dalam komputasi kuantum, semikonduktor canggih, dan bidang kecerdasan buatan tertentu.
-
Kapan kinerja industri perbankan terjaga stabil? Di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian dan gejolak geopolitik global, kinerja industri perbankan Indonesia per Juni 2024 terjaga stabil,' jelas Mahendra Siregar dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Jumat (2/8).
The Fed kembali menegaskan janjinya untuk sabar terhadap kebijakan moneternya. Selain itu, the Fed menyatakan akan mulai perlambat pengurangan kepemilikan obligasi pada Mei dengan menurunkan batas bulanan menjadi USD 15 miliar dari USD 30 miliar.
Dengan pengumuman yang digabung berarti setelah pengetatan kebijakan moneter pada tahun lalu, the Fed berhenti pada kedua sisi untuk menyesuaikan pertumbuhan global yang lebih lemah dan pandangan agak lebih lemah untuk ekonomi AS.
"Mungkin perlu beberapa waktu sebelum prospek lapangan kerja dan inflasi jelas menyerukan perubahan kebijakan. Kami melihat tidak perlu terburu-buru untuk segera melakukan," ujar pimpinan the Fed, Jerome Powell, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (21/3).
Perkiraan ekonomi terbaru yang dirilis pada akhir pertemuan juga menunjukkan para pembuat kebijakan telah mengabaikan proyeksi kenaikan suku bunga 2019, dan melihat hanya satu kenaikan suku bunga pada 2020.
Usai pengumuman itu, kontrak berjangka the Fed Fund mulai memberi harga untuk peluang penurunan suku bunga lebih baik dari pada tahun depan. Powell mendorong kembali pada pandangan itu dan mengatakan ekonomi AS berada di tempat yang baik dan prospeknya positif.
Akan tetapi, dia menuturkan ada risiko yang sedang berlangsung termasuk keluarnya Inggris dari Uni Eropa, pembicaraan perdagangan AS dengan China, dan prospek ekonomi AS. The Fed mengawasi hal itu dengan cermat.
"Data saat ini tidak mengirimkan sinyal kalau kita perlu bergerak ke satu arah atau lainnya, dalam pandangan saya. Ini saat yang tepat bagi kita untuk bersabar," tutur dia.
Indeks saham AS menguat usai pernyataan the Fed dirilis, dan imbal hasil surat berharga turun ke level terendah sejak awal Januari. Dolar AS melemah terhadap mata uang mitra dagang utama.
"The Fed melampaui ekspektasi dovish pasar yang berdampak terhadap dolar AS. The Fed melakukan banyak hal tentang kebijakan. Fakta the Fed menyerah pada kenaikan suku bunga 2019 adalah sangat dovish," ujar Analis Western Union Business Solutions, Joe Manimbo.
Proyeksi ekonomi baru yang dirilis pada Rabu waktu setempat menunjukkan melemah di semua lini dibandingkan perkiraan Desember dengan pengangguran diperkirakan sedikit lebih tinggi pada 2019, inflasi turun dan pertumbuhan ekonomi lebih rendah.
"Pertumbuhan kegiatan ekonomi telah melambat dari tingkat solid pada kuartal keempat," kata the Fed.
"Indikator terkini menunjukkan pertumbuhan belanja rumah tangga dan investasi tetap pada bisnis yang lebih lambat pada kuartal I, inflasi keseluruhan menurun," the Fed menambahkan.
Meskipun demikian, the Fed mengatakan pertumbuhan "berkelanjutan" sebagai hasil yang paling mungkin. The Fed mengatakan akan akhiri neraca pada September lebih awal dari perkiraan banyak analis, asalkan kondisi sesuai ekonomi dan pasar uang.
Penebusan aset yang didukung hipotek pada saat itu akan diinvestasikan kembali dalam surat berharga hingga USD 20 miliar per bulan.
Di sisi lain, the Fed memproyeksikan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) melambat menjadi 2,1 persen pada 2019 dari perkiraan sebelumnya 2,3 persen. Sementara tingkat pengangguran diperkirakan 3,7 persen, sedikit lebih tinggi dari proyeksi Desember.
Inflasi diperkirakan 1,8 persen pada 2019 dibandingkan perkiraan the Fed pada Desember sebesar 1,9 persen.
Reporter: Agustina Melani
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berdasarkan perkiraan para analis, The Fed masih berpotensi menurunkan suku bunga hingga ke level 3,5-4 persen.
Baca SelengkapnyaThe Fed diperkirakan tak akan menurunkan suku bunga acuan dalam waktu dekat yang menjadi harapan banyak pihak.
Baca Selengkapnyaproyeksi penurunan suku bunga ini berdasarkan hasil analisis dengan sejumlah pelaku pasar keuangan.
Baca SelengkapnyaEkonomi Negeri Paman Sam ini tumbuh lebih kuat dibandingkan kuartal II-2023 sebesar 2,1 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaProyeksi Bank Indonesia tersebut didasarkan oleh tiga indikator utama, yakni perekonomian global cenderung melambat.
Baca SelengkapnyaPelemahan rupiah terjadi karena pelaku pasar masih terpengaruh dengan sikap bank sentral yang tidak terburu-buru memangkas suku bunga.
Baca SelengkapnyaRupiah diprediksi akan terus melemah hingga beberapa bulan ke depan
Baca SelengkapnyaThe Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps) menjadi 4,75-5,00 persen.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia tetap akan menjalankan bauran kebijakan untuk menjaga geliat ekonomi nasional di tengah situasi tak menentu saat ini.
Baca SelengkapnyaBank of England di Inggris dan The Fed di Amerika Serikat menurunkan suku bunga acuan.
Baca SelengkapnyaKe depan tren penurunan suku bunga kebijakan negara maju khususnya Amerika Serikat terus berlanjut.
Baca SelengkapnyaEkonomi Amerika Serikat (AS) diperkirakan mulai melambat di semester II-2024 seiring dengan penurunan permintaan domestik.
Baca Selengkapnya