Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

The Fed Pertahankan Suku Bunga Acuan di 2,5 Persen

The Fed Pertahankan Suku Bunga Acuan di 2,5 Persen the fed. ©2018 PYMNTS.com

Merdeka.com - The Federal Reserve (the Fed) mengindikasikan tidak akan menaikkan suku bunga di tahun ini, setelah Bank sentral Amerika Serikat (AS) melakukan serangkaian kenaikan suku bunga sejak tiga tahun lalu. Hal ini dikarenakan perekonomian AS tengah melambat.

Diketahui, The Fed menaikkan suku bunga sebanyak tujuh kali selama periode 2017-2018, mendekati 2,6 persen untuk suku bunga acuan. Proyeksi menunjukkan the Fed tidak lagi mengharapkan perlunya membuat kebijakan terbatas untuk menjaga terhadap inflasi.

The Fed mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 2,25-2,5 persen. Langkah the Fed sesuai harapan dan permintaan pasar. Pembuat kebijakan Federal Open Market Committee (FOMC) mengambil perubahan tajam dari proyeksi kebijakan sebelumnya.

Orang lain juga bertanya?

The Fed kembali menegaskan janjinya untuk sabar terhadap kebijakan moneternya. Selain itu, the Fed menyatakan akan mulai perlambat pengurangan kepemilikan obligasi pada Mei dengan menurunkan batas bulanan menjadi USD 15 miliar dari USD 30 miliar.

Dengan pengumuman yang digabung berarti setelah pengetatan kebijakan moneter pada tahun lalu, the Fed berhenti pada kedua sisi untuk menyesuaikan pertumbuhan global yang lebih lemah dan pandangan agak lebih lemah untuk ekonomi AS.

"Mungkin perlu beberapa waktu sebelum prospek lapangan kerja dan inflasi jelas menyerukan perubahan kebijakan. Kami melihat tidak perlu terburu-buru untuk segera melakukan," ujar pimpinan the Fed, Jerome Powell, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (21/3).

Perkiraan ekonomi terbaru yang dirilis pada akhir pertemuan juga menunjukkan para pembuat kebijakan telah mengabaikan proyeksi kenaikan suku bunga 2019, dan melihat hanya satu kenaikan suku bunga pada 2020.

Usai pengumuman itu, kontrak berjangka the Fed Fund mulai memberi harga untuk peluang penurunan suku bunga lebih baik dari pada tahun depan. Powell mendorong kembali pada pandangan itu dan mengatakan ekonomi AS berada di tempat yang baik dan prospeknya positif.

Akan tetapi, dia menuturkan ada risiko yang sedang berlangsung termasuk keluarnya Inggris dari Uni Eropa, pembicaraan perdagangan AS dengan China, dan prospek ekonomi AS. The Fed mengawasi hal itu dengan cermat.

"Data saat ini tidak mengirimkan sinyal kalau kita perlu bergerak ke satu arah atau lainnya, dalam pandangan saya. Ini saat yang tepat bagi kita untuk bersabar," tutur dia.

Indeks saham AS menguat usai pernyataan the Fed dirilis, dan imbal hasil surat berharga turun ke level terendah sejak awal Januari. Dolar AS melemah terhadap mata uang mitra dagang utama.

"The Fed melampaui ekspektasi dovish pasar yang berdampak terhadap dolar AS. The Fed melakukan banyak hal tentang kebijakan. Fakta the Fed menyerah pada kenaikan suku bunga 2019 adalah sangat dovish," ujar Analis Western Union Business Solutions, Joe Manimbo.

Proyeksi ekonomi baru yang dirilis pada Rabu waktu setempat menunjukkan melemah di semua lini dibandingkan perkiraan Desember dengan pengangguran diperkirakan sedikit lebih tinggi pada 2019, inflasi turun dan pertumbuhan ekonomi lebih rendah.

"Pertumbuhan kegiatan ekonomi telah melambat dari tingkat solid pada kuartal keempat," kata the Fed.

"Indikator terkini menunjukkan pertumbuhan belanja rumah tangga dan investasi tetap pada bisnis yang lebih lambat pada kuartal I, inflasi keseluruhan menurun," the Fed menambahkan.

Meskipun demikian, the Fed mengatakan pertumbuhan "berkelanjutan" sebagai hasil yang paling mungkin. The Fed mengatakan akan akhiri neraca pada September lebih awal dari perkiraan banyak analis, asalkan kondisi sesuai ekonomi dan pasar uang.

Penebusan aset yang didukung hipotek pada saat itu akan diinvestasikan kembali dalam surat berharga hingga USD 20 miliar per bulan.

Di sisi lain, the Fed memproyeksikan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) melambat menjadi 2,1 persen pada 2019 dari perkiraan sebelumnya 2,3 persen. Sementara tingkat pengangguran diperkirakan 3,7 persen, sedikit lebih tinggi dari proyeksi Desember.

Inflasi diperkirakan 1,8 persen pada 2019 dibandingkan perkiraan the Fed pada Desember sebesar 1,9 persen.

Reporter: Agustina Melani

Sumber: Liputan6.com

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
The Fed Turunkan Suku Bunga Acuan, OJK: Bisa Turun Lagi Jadi 3,5 Persen
The Fed Turunkan Suku Bunga Acuan, OJK: Bisa Turun Lagi Jadi 3,5 Persen

Berdasarkan perkiraan para analis, The Fed masih berpotensi menurunkan suku bunga hingga ke level 3,5-4 persen.

Baca Selengkapnya
Suku Bunga Acuan The Fed Diprediksi Tak Jadi Turun Karena Ini
Suku Bunga Acuan The Fed Diprediksi Tak Jadi Turun Karena Ini

The Fed diperkirakan tak akan menurunkan suku bunga acuan dalam waktu dekat yang menjadi harapan banyak pihak.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Prediksi Suku Bunga The Fed Bakal Turun 3 Kali di Tahun 2024
Bank Indonesia Prediksi Suku Bunga The Fed Bakal Turun 3 Kali di Tahun 2024

proyeksi penurunan suku bunga ini berdasarkan hasil analisis dengan sejumlah pelaku pasar keuangan.

Baca Selengkapnya
Amerika Serikat Bangkit, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III-2023 Meroket ke Level 5,2 Persen
Amerika Serikat Bangkit, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III-2023 Meroket ke Level 5,2 Persen

Ekonomi Negeri Paman Sam ini tumbuh lebih kuat dibandingkan kuartal II-2023 sebesar 2,1 persen (yoy).

Baca Selengkapnya
Prediksi Bank Indonesia: The Fed Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan Lebih Besar Hingga Akhir Tahun
Prediksi Bank Indonesia: The Fed Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan Lebih Besar Hingga Akhir Tahun

Proyeksi Bank Indonesia tersebut didasarkan oleh tiga indikator utama, yakni perekonomian global cenderung melambat.

Baca Selengkapnya
Nilai Tukar Rupiah Anjlok, Menko Airlangga: Karena Ekonomi Amerika Membaik
Nilai Tukar Rupiah Anjlok, Menko Airlangga: Karena Ekonomi Amerika Membaik

Pelemahan rupiah terjadi karena pelaku pasar masih terpengaruh dengan sikap bank sentral yang tidak terburu-buru memangkas suku bunga.

Baca Selengkapnya
The Fed Tahan Suku Bunga, Para Investor Indonesia Harus Apa?
The Fed Tahan Suku Bunga, Para Investor Indonesia Harus Apa?

Rupiah diprediksi akan terus melemah hingga beberapa bulan ke depan

Baca Selengkapnya
Jangan Lengah, Pemangkasan Suku Bunga The Fed Bisa Jadi Bumerang Bagi Indonesia
Jangan Lengah, Pemangkasan Suku Bunga The Fed Bisa Jadi Bumerang Bagi Indonesia

The Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps) menjadi 4,75-5,00 persen.

Baca Selengkapnya
Tak Takut The Fed Naikkan Suku Bunga, Gubernur BI: Kami Tak Peduli dengan Pernyataan IMF
Tak Takut The Fed Naikkan Suku Bunga, Gubernur BI: Kami Tak Peduli dengan Pernyataan IMF

Bank Indonesia tetap akan menjalankan bauran kebijakan untuk menjaga geliat ekonomi nasional di tengah situasi tak menentu saat ini.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Minta Bank Sentral di Dunia Tak Tiba-Tiba Naikkan Suku Bunga, Ini Alasannya
Pemerintah Minta Bank Sentral di Dunia Tak Tiba-Tiba Naikkan Suku Bunga, Ini Alasannya

Bank of England di Inggris dan The Fed di Amerika Serikat menurunkan suku bunga acuan.

Baca Selengkapnya
Demi Stabilitas Rupiah, BI Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
Demi Stabilitas Rupiah, BI Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

Ke depan tren penurunan suku bunga kebijakan negara maju khususnya Amerika Serikat terus berlanjut.

Baca Selengkapnya
Ketidakpastian Global Mereda, Bos BI: Tetap Perlu Hati-Hati
Ketidakpastian Global Mereda, Bos BI: Tetap Perlu Hati-Hati

Ekonomi Amerika Serikat (AS) diperkirakan mulai melambat di semester II-2024 seiring dengan penurunan permintaan domestik.

Baca Selengkapnya