Tiket LRT di Bali Nantinya Dipatok Rp600.000 untuk Turis Asing Selama Sepekan, Bebas Naik Kapan Saja
Tetapi, yang pasti untuk biaya tiket wisman dan lokal akan berbeda, dan LRT di Bali ini memang menargetkan mengangkut wisman atau turis asing.
Tarif tiket Light Rail Transit (LRT) di Pulau Bali untuk wisatawan mancanegara (wisman) atau turis asing rencananya akan diterapkan sebesar Rp600.000 selama satu pekan. Saat ini, LRT baru mulai dibangun dengan melakukan Upacara Pengeruwakan.
Direktur Utama PT Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ), I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara mengatakan, sebenarnya untuk biaya tiket belum terpikirkan karena masih melihat berapa biaya aktual untuk pembangunan konstruksi LRT Bali.
Tetapi, yang pasti untuk biaya tiket wisman dan lokal akan berbeda, dan LRT di Bali ini memang menargetkan mengangkut wisman atau turis asing.
"Belum (untuk harga tiket). Karena kita harus melihat berapa biaya aktual untuk konstruksinya. Target utamanya adalah wisatawan asing karena (jalur) titik-titiknya adalah (tempat) wisatawan," kata Askhara saat ditemui di TOD Sentral Parkir, Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Rabu (4/9).
"Namun kita mengerti, tidak akan sama tiket untuk turis dan lokal. Jadi untuk turis mungkin lebih tinggi. Didalam proyeksi kami untuk para turis kisaran antara USD 35 - USD 40, terserah mereka mau pakai kapan dalam seminggu. Bayangkan, kalau turis datang dari airport ke Cemagi itu sudah Rp350 ribu naik grab itu (menempuh) 2,5 jam. Mereka (menggunakan LRT) Rp600.000 seminggu, mau kapanpun dan kemanapun. Jadi lebih efesien," imbuhnya.
Sementara, pihaknya akan mengusahakan untuk para penumpang lokal yang menaiki LRT dan memiliki identitas KTP Bali diusahakan untuk gratis.
"Saya maunya gratis yah. Asal punya KTP Bali, kita lagi usahakan, kita lagi hitung, kita pastikan lebih rendah tapi kita usahakan gratis," katanya.
Proyek LRT Bali Mulai Dikerjakan
Sebelumnya, Pembangunan proyek Light Rail Transit (LRT) di bawah tanah di Pulau Bali, mulai dilakukan atau dibangun dengan melakukan Upacara Pengeruwakan yang bertempat di Transit Oriented Development (TOD) Sentral Parkir, Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Rabu (4/9).
Direktur Utama PT. Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ) I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara mengatakan, sebagai kelanjutan dari rencana pembangunan Bali Urban Subway yang diinisiasi pada Bulan Februari 2024, PT. SBDJ bersama PT. Bumi Indah Prima (BIP) melakukan Upacara Ngeruwak sebagai tanda awal dimulainya proyek tersebut.
"Ngeruwak itu, adalah upacara untuk memulai semua kegiatan termasuk groundbreaking di Bali. Tentu saja nanti groundbreaking didahului oleh upacara pada hari ini. Terus, kita akan ada penyelidikan tanah, terus ada persiapan semua, dan groundbreaking diadakan kita targetkan sebelum akhir tahun. Memang definisi groundbreaking Bali dan groundbreaking secara umum memang agak berbeda," kata Askhara.
Dia menerangkan, untuk saat ini adalah rencana pengembangan proyek Bali Urban Subway akan dibangun dalam empat fase. Fase pertama ialah jalur LRT dari Bandara I Gusti Ngurah Rai - Kuta Sentral Parkir - Seminyak - Berawa - Cemagi dengan sepanjang 16 km.
Kemudian fase kedua ialah jalur Bandara I Gusti Ngurah Rai- Universitas Udayana (Unud)- Nusa Dua dengan sepanjang 13.5 km. Dan fase ketiga jalur Kuta Sentral Parkir-Sesetan-Renon-Sanur dan ini masih dalam tahap Feasibility Study (FS) atau studi kelayakan. Kemudian, fase keempat jalur Renon-Sukawati- Ubud yang juga masih dalam tahap FS.
"Pembangunan fase Bandara Ngurah Rai ke Kuta Sentral Parkir ditambah keseluruhan fase dua diharapkan dapat selesai pada akhir kuartal kedua tahun 2028 dan untuk keseluruhan, fase satu dan fase dua akan beroperasi penuh pada akhir 2031," imbuhnya.