Tokoh NU: Kalangan ulama tetap optimis Indonesia akan aman
Merdeka.com - Di tengah kekhawatiran menguatnya kelompok-kelompok ekstrem yang mengancam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri Abdullah Kafabih Mahrus mengatakan, kalangan ulama tetap optimis Indonesia akan aman dan tenteram selama tokoh-tokoh NU ikut memimpin Indonesia.
Optimisme para ulama, lanjut Kiai Kafabih, didasarkan pada keputusan NU yang menetapkan NKRI dengan dasar Pancasila dan UU 1945 sebagai bentuk final negara Indonesia.
"Bagi Ulama NU, NKRI adalah kesepakatan final bangsa Indonesia yang tidak akan berubah oleh sebab apapun. Karena itu, para tokoh NU yang ikut memimpin negara ini, seperti Pak Menteri Hanif ini, pasti akan bertaruh jiwa raga demi tetap utuhnya NKRI," saat menyambut kehadiran Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri di di Ponpes Lirboyo, Jawa Timur, Jumat (05/05).
-
Siapa pendiri NU? KH Hasyim Asy'ari merupakan tokoh penting dibalik organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Ia memprakarsai berdirinya NU pada 1926, mendapat julukan Hadratus Syekh (maha guru), sekaligus menjadi Rais Akbar NU pertama.
-
Kenapa Wali Kota Medan berharap muktamar membawa kebaikan? “Tentu kita berharap muktamar yang dilaksanakan nantinya membawa kebaikan bagi bangsa Indonesia,“ kata Wali Kota Medan Bobby Nasution.
-
Siapa pendiri NU Bojonegoro? Nahdlatul Ulama (NU) Bojonegoro lahir di Padangan pada tahun 1938 Masehi. Pemrakarsanya Kiai Hasyim Padangan.
-
Bagaimana NU dan Muhammadiyah berdampak pada perkembangan Islam di Indonesia? NU dan Muhammadiyah berperan penting dalam sejarah perjalanan negara ini dan berpengaruh besar terhadap perkembangan Islam di Indonesia.
-
Siapa yang memimpin Nusantara United sekarang? Kini, nahkoda klub Nusantara United dipimpin oleh figur publik, Ahmad Jalaluddin Rumi atau El Rumi, yang merupakan anak dari musisi Ahmad Dhani.
-
Bagaimana cara NU memperjuangkan umat Islam? Partai ini memperjuangkan kepentingan umat Islam terutama masyarakat Islam yang berada di kelas bawah.
Sementara itu, Hanif dalam pidatonya, menyambut gembira kegiatan Musabaqah Kitab Kuning yang diselenggarakan Dewan Koordinasi Nasional (DKN) Gerakan Pemuda Kebangkitan Bangsa. Menurutnya, selain karena Kitab Kuning yang menjadi rujukan utama Islam Nusantara, dia meyakini Musabaqah Kitab Kuning akan menanamkan naluri para santri untuk berani berkompetensi secara fair dan adil.
"Memiliki daya saing yang kuat adalah kunci bagi semua orang, termasuk para santri, untuk mendapatkan tempat yang layak dalam kehidupan. Di mana pun pilihan pengabdiannya. Tanpa daya saing yang kuat, bangsa Indonesia hanya akan menjadi penonton dari dinamika sejarah dunia", ujarnya.
Lebih lanjut Hanif menjelaskan, pemerintah akan terus mengembangkan upaya untuk meningkatkan daya saing rakyatnya. Di antaranya adalah dimulainya pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas, yang ditujukan untuk memperluas akses dan mutu pelatihan kerja bagi kelompok-kelompok rentan.
"Lokus BLK Komunitas di antaranya adalah pesantren. Pemerintah menyadari, selama ini santri dan pesantren termasuk kelompok rentan, masih minim akses dan fasilitasi dari program-program yang dijalankan pemerintah", jelas Hanif.
(mdk/ibs)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Gus Yahya, Jokowi telah memberi banyak inspirasi bagi bangsa, khususnya untuk warga NU.
Baca SelengkapnyaNusron mengingatkan, sifat sombong harus dihindari oleh pemimpin bangsa ini.
Baca SelengkapnyaMahfud mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia dengan pelbagai sikap perdamaian.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diimbau agar tidak terlalu cepat menilai kapasitas seseorang atau kelompok tanpa mengetahui latar belakangnya.
Baca SelengkapnyaBNPT hadir sebagai kepanjangan tangan pemerintah untuk menjalankan fungsi pencegahan terhadap virus-virus intoleransi.
Baca SelengkapnyaMenko Hadi menilai, MUI memiliki pengaruh untuk menciptakan suasana tenteram dan harmonis setelah pemilu.
Baca SelengkapnyaMasyarakat memiliki ketahanan lebih terhadap narasi kebangkitan khilafah karena lebih percaya organisasi seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.
Baca SelengkapnyaPenangkapan di beberapa tampat baru-baru ini semakin menguatkan rasa aman bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaMengingat adanya perbedaan pandangan politik selama proses Pemilu lalu berpotensi menimbulkan polarisasi
Baca SelengkapnyaPemilu sebagai pesta demokrasi dihadapi dengan bahagia dan senang.
Baca SelengkapnyaPBNU tidak melihat adanya potensi-potensi masalah yang berarti selama Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaKalau ada yang datang ke acara MLB , baik setuju, tidak setuju atau bahkan membubarkan akan dijak ngopi , diskusi dan ngaji.
Baca Selengkapnya