Untung Mana Pakai Minyak Goreng Kemasan atau Curah?
Merdeka.com - Minyak goreng terus menjadi perbincangan hangat dalam beberapa bulan terakhir. Terbaru, pemerintah akhirnya mencabut aturan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk memberi keleluasaan kepada pasar dalam menentukan harga minyak goreng.
Di Indonesia, ada dua jenis minyak goreng yang masih dipakai masyarakat hingga. Pertama minyak goreng kemasan. Kemudian minyak goreng tanpa kemasan atau minyak goreng curah.
Lalu, untung mana pakai minyak goreng kemasan atau curah?
-
Mengapa konsumsi makanan berminyak berbahaya? Namun, konsumsi makanan ini sering dikaitkan dengan tingginya kadar kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh, yang dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke.
-
Kenapa minyak jelantah berbahaya? Minyak jelantah merupakan senyawa berupa limbah yang mengandung karsinogenik dengan jumlah asam dan peroksida yang tinggi (Erviana, Suwartini, & Mudayana, 2018).
-
Mengapa minyak dianggap musuh kesehatan? Minyak sering kali dipandang sebagai musuh bagi kesehatan, terutama jenis yang mengandung lemak jenuh tinggi, meskipun saat ini ada banyak alternatif minyak sehat yang tersedia di pasar.
-
Kenapa minyak goreng jadi keruh? Proses penggorengan, terutama makanan yang bercita rasa, dapat meninggalkan residu pada minyak. Akibatnya, minyak goreng menjadi keruh.
-
Apa dampaknya kalau minyak goreng jadi hitam? Masalah ini tidak hanya membuat tampilan gorengan menjadi kurang menarik, tetapi juga berdampak pada kualitas rasa dan kesehatan.
-
Bagaimana minyak jelantah merusak tubuh? Senyawa-senyawa ini sangat berbahaya bagi kesehatan karena dapat memicu stres oksidatif dalam tubuh. Stres oksidatif merupakan kondisi di mana terjadi ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan kemampuan tubuh untuk menetralkannya dengan antioksidan. Radikal bebas yang berlebihan dapat merusak sel-sel tubuh, termasuk DNA, protein, dan lipid.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menilai, penggunaan minyak goreng curah bisa menimbulkan kerugian bagi masyarakat. Hal tersebut karena minyak goreng curah rawan terhadap pengoplosan dengan minyak jelantah.
"Karena yang namanya minyak goreng curah itu tidak ada barcodenya, tidak ada kode produksi. Sehingga ada kemungkinan dioplos dengan minyak jelantah," katanya kepada merdeka.com, Jakarta, Kamis (17/3).
Sementara itu, melihat klaim dari minyak goreng kemasan, produksi minyak goreng ini melewati tahapan steril. Tidak hanya itu, produksinya juga menggunakan jenis kelapa sawit berkualitas.
Minyak goreng kemasan juga dilengkapi dengan kode produksi, barkode sehingga pengawasannya bisa dipertanggungjawabkan. Tidak hanya itu, pada kemasan juga tertera nomor pengaduan konsumen yang bisa dimanfaatkan bila mendapat minyak kemasan bermasalah.
Harga Minyak Goreng Curah Lebih Murah
Penelusuran merdeka.com, harga minyak goreng curah lebih murah dibandingkan dengan minyak goreng kemasan. Hari ini minyak goreng kemasan dijual bervariasi mulai dari Rp24.000 hingga Rp28.000 per liter. Sementara itu, harga minyak curah dibanderol paling murah Rp12.000 per liter di pasar tradisional.
Pemerintah sendiri mengatur HET minyak goreng sebesar Rp14.000 per liter. Dengan ini diharapkan masyarakat bisa membeli minyak di bawah harga minyak kemasan yang harganya hampir dua kali lipat.
Selain itu, masyarakat tidak perlu lagi antre dalam membeli minyak goreng. Sebab, beberapa minimarket, supermarket serta pasar tradisional sudah menjual minyak goreng dengan harga beragam.
Pendapat Konsumen
Salah satu pengguna minyak goreng, Surnarti mengatakan, ada perbedaan khusus menggunakan minyak goreng kemasan dan curah. Menurutnya, minyak goreng curah lebih mudah ditemukan.
"Ketika harga naik, itu paling mudah ditemui di pasar. Di warung kelontong juga banyak. Belum ada cerita antri beli minyak curah," katanya.
Namun, dia menilai, penggunaan minyak goreng curah jauh lebih boros. Sebab, tidak seperti minyak goreng kemasan yang sedikit meresap ke makanan dan mudah ditiriskan.
"Kalau diperhatikan lebih hemat pakai minyak goreng kemasan, minyak curah itu sangat meresap ke makanan. Coba perhatikan gorengan di pinggir jalan, yang pakai minyak curah, pasti sangat berminyak," katanya.
Sunarti menambahkan, penggunaan minyak goreng kemasan lebih disarankan. "Kalau saya pasti nyaranin minyak goreng kemasan. Karena itu tadi, penggunaannya hemat, selain itu kan lebih terjamin kebersihannya," tandasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Apa itu minyak jelantah? Apakah pengkonsumsian minyak jelatah aman bagi tubuh? Jika tidak, apa saja dampak negatifnya?
Baca SelengkapnyaHarga Eceran Tertinggi (HET) Minyakita naik menjadi Rp15.700 per liter.
Baca SelengkapnyaPerubahan HET MinyaKita dilakukan karena dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan harga biaya pokok produksi yang terus mengalami perubahan.
Baca SelengkapnyaHarga Eceran Tertinggi Minyakita per liter yaitu Rp15.700.
Baca SelengkapnyaTips praktis untuk menjaga minyak goreng tetap jernih saat Anda memasak berbagai hidangan gorengan, berdasarkan pengalaman dari pengguna internet.
Baca SelengkapnyaSemakin tinggi nilai TPC, maka semakin besar pula kerusakan minyak goreng.
Baca SelengkapnyaMasih zaman masak pakai minyak goreng biasa? Yuk, berkenalan dengan alternatif-alternatif minyak sehat yang baik bagi kesehatan tubuh Anda
Baca SelengkapnyaKol goreng menyimpan sejumlah dampak kesehatan yang buruk sehingga harus dihindari konsumsinya.
Baca SelengkapnyaPemerintah bertujuan untuk mendorong peningkatan Domestic Market Obligation (DMO) hanya dalam bentuk Minyakita.
Baca SelengkapnyaNasi goreng merupakan salah satu makanan favorit di Indonesia Tetapi, dibalik kenikmatannya, makanan ini mengandung banyak risiko berbahaya bagi tubuh.
Baca SelengkapnyaChili oil perlu dikonsumsi dengan jumlah dan tingkat keseringan yang wajar.
Baca SelengkapnyaPenggunaan minyak makan merah tentu tetap sesuai dengan standar dari Badan Gizi Nasional sebagai penyelenggara.
Baca Selengkapnya