Wamenkeu: Tren Penularan Turun Bukan Berarti Virus Corona Sudah Hilang
Merdeka.com - Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada di tengah penurunan kasus harian positif Covid-19 dalam beberapa waktu terakhir. Sebab, meskipun tingkat penularan terus melandai, namun tidak menjamin penyebaran virus corona jenis baru tersebut benar-benar hilang dari bumi.
Sebaliknya, Covid-19 justru terus mengalami mutasi dengan varian baru yang lebih mudah menular. Seperti dari berbagai kasus di banyak negara, termasuk Indonesia.
"Kita pelajari dari virus (Covid-19) ini ketika lagi tren penularannya turun bukan berarti virusnya sedang akan hilang. Ini sangat-sangat harus kita waspadai," tegasnya di acara Dialog Bisnis tentang JAMINAH: Solusi Perbankan untuk Mendukung Pelaku Usaha Korporasi Terdampak Covid-19, Kamis (2/9).
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Bagaimana cara virus Corona varian Omicron bermutasi? Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Kenapa virus punya bentuk berbeda? Bentuk dan komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA atau DNA saja.
-
Bentuk virus apa saja? Bentuk virus berbeda-beda ada yang bulat, batang polihidris, dan seperti huruf T.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
Oleh karena itu, dia meminta, seluruh masyarakat agar tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan. Tujuannya untuk meminimalisir risiko terpapar virus Covid-19 dalam berbagai aktivitas keseharian.
Upaya lainnya, pemerintah juga berkomitmen untuk mempercepat pelaksanaan dan pemerataan vaksinasi di berbagai daerah. Dengan begitu, momentum tren penularan kasus harian Covid-19 bisa terus dipertahankan guna mempercepat proses pemulihan ekonomi nasional.
"Karena itu dua ini kita kejar. Protokol kesehatan kita kejar dan vaksinasi juga kita kejar," tandasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaPB IDI mengimbau masyarakat untuk menerapkan lagi protokol kesehatan seperti memakai masker dan menghindari kerumunan.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaTjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaKemenkes meminta pelayanan kesehatan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Singapura melonjak drastis. Indonesia mulai waspada.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaKeduanya dapat menyebabkan gangguan pernapasan seperti batuk, demam, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, dan sesak napas.
Baca Selengkapnya