CEK FAKTA: Hoaks Nomor Ponsel Polisi Pemburu Preman
Klaim pesan soal nomor ponsel polisi yang bertugas memburu preman tidak benar atau hoaks.
Beredat pesan di jejaring WhatsApp yang berisi daftar nomor ponsel milik anggota polisi yang bertugas khusus memburu preman.
Nomor yang tertera mulai dari Polda DIY, Polrestabes Semarang, Polrestabes Surabaya dan Polrestabes Medan. Untuk wilayah DKI Jakarta, pesan itu juga menyertakan nomor ponsel Polres Jakarta Pusat, Utara, Timur, Barat dan Selatan. Polres di wilayah Bekasi, Depok, Kabupaten Tangerang hingga KP3 Tanjung Priok, dan Kepulauan Seribu.
-
Siapa yang dipolisikan terkait dugaan penyebaran hoaks? Polda Metro Jaya diketahui mengusut dugaan kasus menyebarkan hoaks Aiman lantaran menuding aparat tidak netral pada Pemilu 2024.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Siapa yang diklaim sebagai tersangka yang dilepaskan dalam berita hoaks? Berita yang beredar mengenai kepolisian yang membebaskan tersangka pembunuhan Vina Cirebon bernama Pegi karena salah tangkap adalah berita bohong.
-
Bagaimana cara mengecek kebenaran berita hoaks tersebut? Penelusuran Mula-mula dilakukan dengan memasukkan kata kunci "Menteri Amerika klaim: Kominfo Indonesia sangat bodoh, Databesa Negaranya dihacker tidak tau, karena terlalu sibuk ngurus Palestina" di situs Liputan6.com.Hasilnya tidak ditemukan artikel dengan judul yang sama.
-
Bagaimana cara mengetahui berita WNA Mexico tembak polisi di Bali adalah hoaks? "Kami langsung koordinasi dengan Kabiro Kompas wilayah Bali dan Kompas tidak ada berita di Website kompastv.com untuk tangga 13 Juni 2024, redaksionalnya juga berbeda dengan Kompas TV, dan itu berita hoaks karena logo Kompas TV di palsukan oleh oknum tersebut," kata Kombes Jansen dilansir dari akun Instagram Polda Bali.
-
Bagaimana Cek Fakta Merdeka.com melakukan penelusuran terhadap berita hoaks tersebut? Penelusuran Cek Fakta Merdeka.com melakukan penelusuran melalui fitur Google Image. Menemukan bahwa thumbnail video Youtube merupakan foto dari berita Antaranews.com berjudul “Polisi bebaskan perawat DN tersangka gunting jari bayi di Palembang” yang diunggah pada 13 Februari 2023.
©2020 Merdeka.com/ kominfo
Penelusuran
Cek Fakta Merdeka.com menelusuri klaim nomor ponsel polisi pemburu preman. Hasilnya, melalui akun Instagram resmi Mabes Polri @divisihumaspolri mengatakan jika pesan tersebut tidak benar atau hoaks.
"Halo Sobat Polri, semoga kalian sehat selalu.
Telah beredar pesan di aplikasi perpesanan WhatsApp yang berisikan nomor handphone pemburu preman di beberapa Polda, Polres, wilayah DKI Jakarta, dan sekitarnya. Perlu Sobat Polri ketahui, bahwa pesan yang tersebar tersebut adalah TIDAK BENAR atau HOAX!."
instagram divisihumaspolri
Penelusuran lainnya, dalam artikel RMOL.ID berjudul "Pesan Whatsapp Berisi Nomor Ponsel Polisi Pemburu Preman Hoax"
Pesan yang beredar di Whatsapp berisi nomor ponsel polisi pemburu preman dipastikan hoax. “Nggak bener, hoax,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Argo Yuwono saat dikonfirmasi, Selasa (21/4).
Dalam pesan berantai tersebut, terdapat 18 nomor ponsel yang disebut milik anggota polisi khususnya mereka yang bertugas memburu preman. Nomor ponsel tidak dipublikasi dengan pertimbangan keamanan.
Nomor yang tertera mulai dari Polda DIY, Polrestabes Semarang, Polrestabes Surabaya dan Polrestabes Medan. Untuk wilayah DKI Jakarta, pesan itu juga menyertakan nomor ponsel Polres Jakarta Pusat, Utara, Timur, Barat dan Selatan.
Begitu juga, Polres di wilayah Bekasi, Depok, Kabupaten Tangerang hingga KP3 Tanjung Priok, Kepulauan Seribu dan Polres Bandara Soekarno Hatta yang disebut pemburu preman.
“Diganggu preman, ini no pemburu preman,” tulis pesan itu menyertakan 18 nomor ponsel polisi.
Pesan berantai dengan berisi nomor ponsel milik aparat kepolisian ini mendadak viral di tengah maraknya aksi tindak kriminalitas jalanan seperti pencurian berat (Curat) dan pencurian disertai kekerasan (Curas).
Kesimpulan
Klaim pesan soal nomor ponsel polisi yang bertugas memburu preman tidak benar atau hoaks.
(mdk/noe)