5 fakta China pernah kalah telak lawan Myanmar di era kerajaan
Siapa bilang Myanmar pasti kalah? Saat invasi pada abad ke-17, justru Tiongkok kehilangan 20 ribu pasukan.
Konflik China-Myanmar yang dipicu serbuan jet mendadak akhir pekan lalu cukup mengejutkan dunia. Kedua negara dianggap bersahabat baik. Partai Komunis China tiga dekade ini aktif memberi pinjaman lunak maupun alutsista kepada pemerintahan negara dulu disebut Burma itu.
China juga yang melindungi Myanmar dari tekanan publik internasional maupun PBB, saat rezim junta militer menahan tokoh oposisi Aung San Suu Kyi lebih dari satu dekade hanya karena mengampanyekan demokratisasi.
-
Kenapa penyelesaian konflik di Myanmar penting? "Kita berharap persoalan di Myanmar itu segera selesai karena menyangkut kemanusiaan, menyangkut rakyat Myanmar, dan pada kenyataannya memang tidak gampang, sangat kompleks, sehingga memerlukan waktu. Dan itu bisa terjadi kalau semua stakeholders yang ada di Myanmar itu mau, memiliki kemauan yang sama untuk menyelesaikan masalah itu. Kalau ndak, memang sangat sulit," ujar Presiden.
-
Bagaimana penyelesaian konflik di Myanmar akan dibahas? Pemimpin dan Menteri Luar Negeri Myanmar nanti akan diwakili oleh pihak nonpolitical representative, sama seperti KTT sebelumnya," kata Sidharta.
-
Bagaimana militer Myanmar menanggapi Pemberontakan 8888? Meskipun aksi protes tersebut sebagian besar berlangsung damai, tanggapan dari pihak militer sangat brutal. Pasukan bersenjata dikerahkan untuk menekan demonstrasi dengan kekerasan, menembaki para demonstran tanpa pandang bulu.
-
Bagaimana tanggapan Taiwan terhadap tuduhan China? Dalam pernyataannya kepada wartawan di parlemen, yang dikutip oleh Reuters pada Rabu (25/9), Menteri Pertahanan Taiwan Wellington Koo menyatakan bahwa China merupakan peretas utama di dunia. "China adalah negara yang pertama kali melancarkan serangan siber setiap hari, yang ditujukan kepada Taiwan dan negara-negara lain yang memiliki aspirasi demokrasi serupa. Mereka adalah pelaku utama," ujarnya.
-
Kapan Pemberontakan 8888 di Myanmar dimulai? Pemberontakan 8888 di Myanmar, yang dimulai pada 8 Agustus 1988, adalah salah satu peristiwa paling berdarah dalam sejarah negara tersebut.
-
Mengapa petani di Myanmar beralih ke budidaya opium? Gangguan ekonomi, keamanan, dan tata kelola yang terjadi setelah pengambilalihan kekuasaan oleh militer pada Februari 2021 terus mendorong para petani di daerah terpencil beralih ke opium untuk mencari nafkah.
Maka dari itu, serangan jet memakai dalih serbuan buat pemberontak Kokang yang lari ke wilayah China, merugikan Myanmar secara diplomatik. Negara itu di ambang invasi, walau Beijing sampai hari ini masih menahan diri.
Bila terjadi perang, Myanmar diprediksi kalah segala-galanya dibanding China yang masuk kekuatan elit militer dunia.
Tapi benarkah demikian?
Siapa sangka di balik hubungan baik selama ini, China-Myanmar pernah bertempur habis-habisan selama 1765-1769.
Kerajaan Burma berdiri sejak abad ke-9 Masehi. Bangsa ini merupakan keturunan klan Nanchu yang banyak mendiami tepian Sungai Irrawady.
Walau serumpun dengan penduduk bagian selatan Kerajaan Tiongkok, khususnya dari Yunan, ternyata hubungan dua kerajaaan itu dulunya tidak akur, merujuk keterangan Michael Wicaksono dalam bukunya "Dinasti Manchu" (2011).
Kaisar Qianlong ke-30 dari China empat kali mengirim ekspedisi militer buat menghabisi Myanmar. Hasilnya, 20 ribu tentara Tiongkok malah tertumpas oleh pasukan Myanmar yang lebih sedikit.
Bagaimana bisa kerajaan sekecil Burma menaklukkan kekuatan militer Tiongkok? Berikut ringkasan fakta perang empat tahun itu oleh merdeka.com:
Kaisar China marah misi dagang Burma lintasi batas
Invasi pertama digelar pasukan Dinasti Qing pada 1765. Ketika itu, Kaisar Qianlong murka mendengar serangan kongsi dagang Burma di bawah dukungan pasukan kerajaan terhadap kongsi lain di Provinsi Yunan.Â
Pelanggaran perbatasan membuat Qianlong ingin menghukum Burma. Padahal, faktanya, yang memasuki wilayah Tiongkok hanya sekelompok tusi, atau milisi penjaga kongsi dagang.
Pihak yang bertikai masih satu rumpun, sama-sama penduduk pinggir sungai Irrawady. Namun, karena tusi dari wilayah Burma didukung tentara kerajaan, Kaisar Qinlong merasa Burma sengaja cari masalah.
Ekspedisi militer pertama diberi nama Panji Hijau. Mereka terdiri dari 3.500 pasukan yang dipimpin Jenderal Liu Zao.
Walau berhasil mengepung Kota Kengtung yang jadi pusat ekonomi Burma saat itu, pasukan China yang tidak menguasai medan diceraiberaikan oleh Myo Shitu.Â
Panglima Burma itu berhasil menyerang formasi Tiongkok dari belakang kepungan. Pasukan China yang kocar-kacir akhirnya dihabisi di perbatasan.
Burma menang walau ibu kota dikepung dari dua arah
Ekspedisi militer kedua digelar secara lebih matang oleh Kaisar Qinlong. Pemimpin pasukan kini berada di tangan Yang Yingju.
Jumlah pasukan tiga kali lipat dari invasi pertama. Tiongkok sangat yakin menang, setelah pada 1766, Ibu Kota Kerajaan Burma, Awa, dikepung dari dua arah.
Wicaksono mencatat, Raja Burma Hsinbyushin punya taktik cerdik. Dia biarkan pasukan Tiongkok merebut Bhamo, kota besar paling dekat dari awa.Â
Saat lengah, pasukan China mengejar sisa-sisa tentara Burma ke pedalaman. Balatentara Tiongkok kaget mendapati Burma punya meriam peninggalan pedagang Prancis.
Burma lagi-lagi berhasil menangkal serbuan itu dan memukul mundur seluruh pasukan Kekaisaran China.
Pakai kapal perang, tetap gagal taklukkan Burma
Kekalahan kedua tak membuat Qianlong patah semangat. Dia tetap berniat menghukum Burma dan menjadikannya sebagai negeri jajahan. Kegagalan dua invasi sebelumnya dinilai kaisar meruntuhkan wibawa Tiongkok. Gelombang dua invasi berikutnya digelar sepanjang 1767-1769.
Qianlong menunjuk paman Mingrui sebagai pimpinannya, yakni Fuheng. Di saat bersamaan, Burma mengupayakan jalan damai namun ditolak mentah-mentah oleh Kaisar.
Fuheng memulai serangan dengan merebut Bhamo. Dia lantas memerintahkan pembuatan kapal perang untuk menyeberangi sungai. Namun sayang, pasukannya enggan masuk ke pedalaman Burma, alhasil pergerakan hanya berlangsung di sekitar perbatasan.
Akibatnya, dalam sebulan pasukannya terkepung. Cuaca tropis membuat balatentaranya semakin melemah akibat penyakit dan memberikan kesempatan Burma menghabisi pasukannya. Alhasil, Fuheng pilih menyerah bersama armadanya.
Dua jenderal China gagal taklukkan Burma bunuh diri
Saat gagal pada serangan pertama, Â Jenderal Liu Zao sempat tidak melapor pada kaisar. baru beberapa bulan berikutnya, Qianlong mengetahui berita kekalahan armada Tiongkok.Â
Liu ditangkap dan dicopot dari kedudukannya. panglima perang gaek itu putus asa kemudian memilih bunuh diri.
Merasa wibawa Dinasti Qing sedang dipermalukan oleh Kerajaan Burma, Kaisar Qianlong ke-30 kembali memerintahkan invasi kedua. Dia menunjuk Yang Yingju sebagai panglima perang anyar.Â
Nyatanya, panglima baru ini juga takluk. Padahal suda dibekali pasukan puluhan ribu orang.Â
Untuk menutupinya, dia membuat berita kemenangan palsu kepada raja, lalu mengklaim menghabisi 10 ribu pasukan Burma.
Namun, kebohongan itu tak lantas membuat Qianlong percaya begitu saja. Kaisar meminta Yang kembali ke Beijing guna mengungkap kebenarannya. Yang dicecar habis-habisan hingga sampai terungkap kebohongan yang dilakukannya. Qianlong lantas memintanya bunuh diri.
China yang lebih dulu minta damai
Setelah perang empat tahun, China justru kehilangan 20 ribu pasukan. Dalam invasi gelombang akhir, Kaisar Qinlong menunjuk Fu Heng yang masih pamannya.
Seperti sudah diceritakan, invasi ini gagal total. Fu Heng frustrasi melihat tentaranya kehilangan moral bertempur karena tak bisa menaklukkan kerajaan kecil.Â
Secara sepihak, tanpa mengabari kaisar, Fu Heng memilih jalan damai. Permintaan itu pun disetujui oleh Panglima Perang Burma Maha Thira Rhura.
Burma sebetulnya dalam semangat tinggi. Pasukan kecil ini yakin bisa menghabisi balatentara Fu Heng dalam beberapa hari. tapi Maha Thira menyadari bahwa sikap demikian hanya akan memperpanjang konflik.
Akhirnya dicapai perdamaian dengan syarat yang sangat menguntungkan Burma. Misalnya, Kekaisaran Qing harus menyerahkan semua buronan Kerajaan Burma. Semua tawanan perang dilepaskan. Selain itu, Tiongkok wajib menghormati kedaulatan Burma atas wilayah di pinggir Yunan.
Perdamaian ini tercapai pada bulan 10 tahun Qianlong (atau Oktober 1769).
(mdk/ard)