Adopsi anak cacat mental dan fisik, wanita ini malah dihukum
Rawat anak cacat mental dan fisik, wanita ini malah dihukum oleh pemerintah.
Kebaikan mungkin tidak selalu dihargai. Sebagaimana terjadi di China, ketika pejabat setempat malah menghukum seorang nenek yang suka merawat anak-anak cacat.
Kong Zhenian, 65, telah merawat anak-anak telantar dengan cacat fisik dan mental selama 40 tahun terakhir. Wanita itu kini tinggal di daerah pedesaan Jiu Jiu di Provinsi Shanxi, utara China.
-
Siapa yang menginspirasi dengan kisahnya? Perempuan 22 tahun itu baru saja mengikuti program Singapore-Indonesia Youth Leaders Exhange Program (SIYLEP). Dia didapuk menjadi Duta Pemuda Indonesia 2023 dan mewakili Provinsi Banten di Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) yang diselenggarakan oleh Kemenpora RI. Kisahnya turut menginspirasi. Banten provinsi wisata dan budaya Disampaikan Sheila, dirinya bersama 34 perwakilan dari berbagai daerah di Indonesia lainnya bertandang ke Singapura selama lima hari.SIEYLAP sendiri mengusung tema pariwisata yang dikenalkan secara maksimal oleh dirinya. "Sekaligus memperkenalkan tentang Banten dan mengenalkan potensi wisata Banten kepada delegasi Singapura.
-
Apa yang membuat kisah ini menjadi inspiratif? Kisah anak sopir berhasil lolos seleksi anggota Polri ini sontak mencuri perhatian publik.
-
Apa itu inspirasi? Inspirasi adalah tindakan atau kekuatan untuk melatih pengaruh yang mengangkat atau menstimulasi kecerdasan atau emosi.
-
Siapa yang membantu semut kecil dalam membawa gula dalam cerita inspiratif keempat? Tiba-tiba, semut itu melihat beberapa semut lain yang sedang beristirahat di dekatnya. Ia pun menghampiri mereka dan meminta bantuan. Tanpa ragu, semut-semut lain itu segera membantu semut kecil tersebut.
-
Siapa yang terinspirasi oleh kisah Kukuh? Hidup pria asal Bekasi ini penuh berjuangan hingga akhirnya bisa sukses seperti sekarang.
-
Siapa yang menjadi pendakwah muda inspiratif? Jeffry Al-Buchori memiliki nama populer Uje, adalah seorang pendakwah atau ustad yang tampil dengan mengemas bahasa dakwahnya dengan bahasa-bahasa anak muda.
"Saya menemukan anak (pertama) di pinggir jalan," kata Kong, "Dia tampaknya baru saja ditinggalkan di sana dan saya merasa sangat kasihan padanya. Jadi saya harus melakukan sesuatu untuknya."
Tanpa pikir panjang, Kong kemudian membawa anak itu bersamanya. Sejak itu, dia tidak pernah berhenti untuk membantu anak-anak yang ditelantarkan, khususnya yang menderita cacat fisik dan mental.
"Saya sekarang telah mengangkat 39 anak," tambahnya.
Semua anak asuh Kong memiliki masalah, baik secara fisik maupun mental. Namun pada kenyataannya, sebagian besar dari mereka, menurut dia, menderita karena kelalaian orang tua. Biaya untuk mengurus anak-anak itu tentu tidak murah. Tetapi, Kong dan anak-anak asuhnya mengaku bisa menangani itu dengan baik.
Photos by Austrian Times
Karena kasih sayang Kong, beberapa anak bahkan telah melanjutkan studi hingga ke universitas dan menemukan pekerjaan yang layak. "Yang tertua sekarang berusia 27 dan sudah hidup mandiri," jelasnya. "Yang termuda baru berusia satu bulan. Enam dari mereka telah pergi ke universitas dan dua lainnya sudah diterima di sekolah kejuruan."
Bukannya diberi penghargaan, pemerintah daerah malah menghukum Kong. Dia dianggap telah melanggar undang-undang adopsi yang ketat di China, yang hanya memungkinkan untuk mangadopsi maksimal tiga anak per keluarga.
Mereka pun memutuskan untuk menghukumnya dengan menyita 8.000 meter persegi tanah milik Kong dan suaminya, serta memotong semua bantuan keuangan untuknya. Meskipun hukuman itu telah menghancurkan hidupnya, Kong tak ingin berkecil hati. "Meskipun ini sulit, saya akan tetap melanjutkannya," tegasnya.
Kong berani mengatakan itu karena hingga sekarang masih banyak orang berhati baik yang ikut menolongnya untuk merawat anak-anak asuhnya. Mereka telah menyumbangkan uang, pakaian dan makanan mereka kepadanya. Dan anak asuhnya yang lebih tua juga ikut membantunya untuk mencari donasi.
"Masih ada kebaikan di dunia ini, tetapi saya khawatir apa yang akan terjadi pada anak-anak saya ketika saya meninggal," tandasnya.
Jadi, apakah Kong pantas dihukum atas apa yang telah dilakukannya? Berikan pendapat Anda di kolom komentar!
Baca juga:
Usai koruptor dibabat, gaji PNS China naik nyaris Rp 10 juta/bulan
Buntut tragedi perayaan Tahun Baru di China, empat pejabat dipecat
Masakan dibilang asin, koki di China panjat sutet
Bocah 6 tahun terjang kobaran api demi selamatkan kakek
Sedang jemur pakaian, pria China ditembak panah
Putuskan pacar, gadis ini ditikam 10 kali