Api Tertua di Dunia Berkobar Sejak 6000 Tahun Lalu, Masih Menyala Hingga Kini
Api itu berkobar di bawah tanah. Maka dari itu, tidak mungkin untuk melihat api atau bahkan mengetahui ukurannya.
Para ahli menemukan bukti dari peninggalan api tertua yang pernah berkobar selama 6000 tahun.
Dilansir dari IFL Science, ahli menemukan sebuah situs batu bara terbakar tertua di New South Wales, Australia. Tepatnya sekitar 30 meter di bawah tanah di bawah Gunung Wingen.
-
Apa yang ditemukan oleh sukarelawan di situs arkeologi? Sukarelawan yang terlibat dalam penggalian di situs arkeologi menemukan patung kepala wanita Romawi kuno dengan ukiran khas.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di Inggris? Temuan ini disebut satu-satunya di dunia, telur yang masih utuh dengan cairan putih dan kuningnya. Ini satu-satunya telur di dunia yang ditemukan dalam kondisi utuh kendati telah berumur 1.700 tahun.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di Kastil Ayanis? Para arkeolog menemukan beberapa artefak bela diri saat melakukan penggalian di sebuah kastil kuno di Turki. Artefak bela diri tersebut berisi tiga perisai perunggu, baju besi, dan sebuah helm perunggu yang berasal dari 2.700 tahun lalu.
-
Mengapa para arkeolog mempelajari makam ini? Wali kota Corinaldo Gianni Aloisi mengatakan temuan tambahan di pekuburan Nevola semakin menunjukkan pentingnya area tersebut dan mungkin "memungkinkan kita untuk mengenal, dan mungkin menulis ulang, sejarah koleksi kita."
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Inggris? Baru-baru ini arkeolog menemukan kapak genggam prasejarah di Inggris. Ilmuwan takjub dengan ukuran perkakas berusia 300.000 tahun ini, yang dinilai sangat besar.
-
Mengapa penggalian arkeologi ini dianggap penting? "Situs ini memiliki (peninggalan) arkeologi yang luar biasa dan memudahkan kita mendapatkan pemahaman seperti apa kehidupan orang-orang yang menempati negeri ini pada abad ketujuh."
Situs ini dilaporkan sebagai yang tertua di dunia.
Sebagian besar ilmuwan meyakini api telah menyala setidaknya selama 6.000 tahun, meskipun beberapa berpendapat itu jauh lebih tua.
Api itu berkobar di bawah tanah. Maka dari itu, tidak mungkin untuk melihat api atau bahkan mengetahui ukurannya.
Namun, kita bisa mengetahui keberadaannya berkat asap yang mengepul dari gunung.
Profesor ilmu api di Imperial College London, Inggris, Guillermo Rein, juga menjelaskan tidak ada yang tahu pasti ukuran api bawah tanah itu. Namun, dia mencoba memperkirakan ukuran serta suhunya.
"Tidak ada yang tahu ukuran api di bawah Burning Mountain, Anda hanya bisa menyimpulkannya," ujar Rein.
"Kemungkinan bola berdiameter sekitar 5 hingga 10 meter, mencapai suhu 1.000 derajat Celcius," tambahnya.
Jalur api mencapai 6,5 kilometer
Api ini diperkirakan muncul akibat dipicu oleh tumpukan batu bara yang tergeletak di bawah gunung. Sama seperti sebongkah batu bara yang memutih di perapian, api tanpa api perlahan merayap melalui batu bara dengan kecepatan sekitar 1 meter per tahun.
Kini, jalur api telah mencapai 6,5 kilometer. Namun, belum ada ahli yang bisa memperkirakan secara pasti kapan api ini mulai berkobar.
Kebakaran batu bara bawah tanah serupa telah ditemukan di tempat lain di dunia, terutama di China, India, dan AS.
Reporter magang: Yobel Nathania
(mdk/pan)