AS Ancam Hentikan Bantuan Senjata ke Israel Jika Batasi Masuknya Bantuan ke Gaza
Tekanan AS itu disampaikan melalui surat yang ditandatangani oleh Menlu dan Menhan AS.
Amerika Serikat (AS) mengeluarkan peringatan kepada Israel untuk meningkatkan jumlah bantuan kemanusiaan yang dapat masuk ke Jalur Gaza, Palestina. Jika peringatan tersebut diabaikan, AS akan menghentikan bantuan pendanaan senjata untuk negara penjajah tersebut.
Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin menyampaikan hal ini dalam sebuah surat yang dikirim pada Minggu (13/10). Surat tersebut menekankan kebijakan AS terkait bantuan kemanusiaan dan transfer senjata, yang dikirim di tengah kondisi yang memburuk di Gaza Utara serta serangan udara Israel yang menargetkan lokasi tenda rumah sakit di Gaza tengah, yang mengakibatkan sedikitnya empat korban jiwa.
- Israel Larang Masuk Bantuan Selimut, Pakaian, Sampai Sepatu ke Gaza di Tengah Musim Dingin
- Menteri Garis Keras Israel Halangi Kesepakatan Gencata Senjata di Gaza
- Dikata Sakit Jiwa, Tentara Israel Berjoget Ria Usai Bantai Puluhan Anak-anak di Gaza Setiap Hari
- Tentara Israel Ancam Lakukan Kudeta Militer Jika Perang di Gaza Dihentikan, "Kami Kehilangan Segalanya, Kami Tidak Punya Tempat Tujuan"
Sebelumnya, surat serupa yang dikirim oleh Blinken kepada pejabat Israel pada April lalu berhasil meningkatkan jumlah bantuan kemanusiaan yang masuk ke wilayah Palestina, meskipun peningkatan tersebut tidak bertahan lama, menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Matthew Miller.
"Faktanya, jumlah bantuan menurun lebih dari 50 persen dari puncaknya," ujar Miller pada Rabu (16/10).
Blinken dan Austin menilai penting untuk menjelaskan kepada pemerintah Israel bahwa tindakan perlu dilakukan untuk memastikan aliran bantuan ke Jalur Gaza ditingkatkan.
"Agar Israel tetap memenuhi syarat untuk menerima pendanaan militer asing, jumlah bantuan yang masuk ke Jalur Gaza harus ditingkatkan menjadi minimal 350 truk per hari, Israel juga harus menerapkan jeda kemanusiaan tambahan, dan memberikan keamanan yang lebih baik untuk lokasi-lokasi kemanusiaan," tulis mereka dalam surat tersebut.
Mereka memberikan waktu 30 hari bagi Israel untuk menanggapi permintaan ini. Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby, menjelaskan bahwa surat tersebut bukanlah ancaman, melainkan penegasan tentang urgensi dan keseriusan perlunya peningkatan signifikan dalam bantuan kemanusiaan.
Seorang pejabat Israel mengonfirmasi surat tersebut telah diterima, namun tidak mengungkapkan isinya. Pejabat yang berbicara secara anonim itu menyatakan AS telah menyampaikan kekhawatiran terkait kemanusiaan dan mendesak Israel untuk mempercepat aliran bantuan ke Jalur Gaza.
"Kami sangat khawatir bahwa langkah-langkah terbaru dari pemerintah Israel, seperti menghentikan impor komersial dan menghalangi 90 persen pergerakan kemanusiaan, serta pembatasan lainnya, telah menghambat aliran bantuan," tulis Blinken dan Austin dalam surat mereka.
Pemerintahan Biden terus mendesak sekutunya dan negara penerima bantuan militer terbesar AS untuk meredakan krisis kemanusiaan di Jalur Gaza, sambil memastikan dukungan AS terhadap Israel tetap kuat menjelang Pilpres AS pada 5 November.
Jumlah Bantuan AS ke Israel
Pendanaan untuk Israel telah menjadi isu penting dalam politik AS, dan Presiden Biden menyatakan bulan ini, "Tidak ada pemerintahan yang telah memberikan dukungan lebih kepada Israel daripada saya."
Berdasarkan laporan dari Proyek Biaya Perang Universitas Brown, AS telah mengeluarkan setidaknya USD17,9 miliar atau sekitar Rp278 triliun untuk bantuan militer kepada Israel sejak dimulainya perang genosida di Jalur Gaza, yang semakin memperburuk ketegangan di Timur Tengah.
Organisasi bantuan kemanusiaan khawatir pemimpin Israel mungkin akan menyetujui rencana untuk menghentikan bantuan kemanusiaan ke Gaza Utara, dengan alasan sengaaj membuat Hamas kelaparan. Namun, hal ini dapat membahayakan ratusan ribu warga Palestina yang tidak bisa atau tidak mau meninggalkan rumah mereka dan akan kekurangan makanan, air, obat-obatan, serta bahan bakar.
Pejabat kemanusiaan PBB mengungkapkan pekan lalu bantuan yang diterima Jalur Gaza berada pada titik terendah dalam beberapa bulan terakhir. Tiga rumah sakit yang beroperasi dengan sangat terbatas di Gaza Utara, menurut juru bicara PBB Stephane Dujarric, mengalami kekurangan bahan bakar, obat-obatan, dan darah, dan meskipun makanan dikirim setiap hari, stoknya semakin menipis.
"Hampir tidak ada makanan yang tersisa untuk didistribusikan, dan sebagian besar toko roti akan terpaksa tutup dalam beberapa hari tanpa tambahan bahan bakar," kata Dujarric.
Kantor kemanusiaan PBB melaporkan, otoritas Israel hanya menyetujui satu dari 54 permohonan untuk mencapai Gaza Utara bulan ini. Dujarric menambahkan, 85 persen permintaan ditolak, sedangkan yang lainnya terhalang atau dibatalkan karena alasan logistik atau keamanan.
AS juga mengingatkan kembali melalui surat yang dikirim oleh Blinken dan Austin kepada Israel mengenai kewajibannya sesuai hukum humaniter internasional, serta kewajiban pemerintahan Biden untuk memastikan bahwa pengiriman bantuan kemanusiaan dari AS tidak boleh dihalangi, dialihkan, atau ditahan oleh penerima bantuan militer AS.