Asal Muasal Hidung Mancung Manusia Modern Hasil Kawin Silang Manusia Neanderthal
Kemancungan hidung manusia modern disebut-sebut terpengaruh dari iklim dingin Eropa dan diturunkan melalui pernikahan perkawinan silang manusia Neanderthal.
Kemancungan hidung manusia modern disebut-sebut terpengaruh dari iklim dingin Eropa dan diturunkan melalui pernikahan perkawinan silang manusia Neanderthal.
Melalui sebuah artikel dalam jurnal Communications Biology, peneliti dari berbagai negara mengambil data dari 6.000 sukarelawan berdarah campuran Eropa, masyarakat asli Amerika, dan Afrika dari Amerika Latin untuk diinvestigasikan genetikanya.
-
Bagaimana manusia purba berburu mangsa? Berlari lebih cepat dari kejaran mangsa merupakan metode berburu yang efisien bagi manusia purba dan metode ini juga masih digunakan hingga saat ini, menurut laporan etnografi.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Bagaimana manusia purba di Sangiran berdiri tegak? Di lokasi ini ditemukan puluhan fosil manusia purba, termasuk Pithecanthropus erectus, manusia purba berdiri tegak yang disimpulkan nenek moyang manusia modern.
-
Bagaimana singa berburu mangsa? Mereka cenderung berburu dengan cara mengejar mangsa dari jarak jauh dan melompat langsung ke arahnya.
-
Bagaimana kerangka manusia purba itu ditemukan? Penemuan ini menyebabkan dua penggalian resmi, satu pada 1912 dan satu lagi pada 1924, yang mengungkap ribuan artefak.
-
Di mana tanda "like" purba ditemukan? Para arkeolog menemukan simbol "suka" ini saat melakukan pembersihan berkala dan konservasi lukisan batu prasejarah Lascaux yang terkenal di dekat desa Montignac, Prancis Selatan.
Profesor Andres Ruiz-Linares mengatakan "sebagian besar dari studi genetika manusia berasal dari gen orang berdarah Eropa, harapannya dengan meneliti lebih banyak orang dari Amerika Latin, kita dapat memperluas hasil studi ini dan memahami genetika manusia secara lebih baik," ucapnya dilansir Jerusalem Post, Kamis (11/5).
"Sudah lama dispekulasikan bahwa bentuk hidung kita dipengaruhi oleh seleksi alam, sebagaimana hidung kita dapat meregulasikan temperatur dan kelembapan dari udara yang kita hirup."
Dr. Qing Li dari Fudan University mengatakan "gen yang berhasil kita identifikasikan di sini kemungkinan diturunkan dari manusia Neanderthal untuk membantu manusia beradaptasi dengan iklim yang dingin, sebab nenek moyang kita berasal dari benua Afrika."
Dalam penelitian ini, informasi genetik dari partisipan dibandingkan dengan foto muka mereka untuk melihat hubungan antara keduanya, terutama jarak dari ujung hidung dan mulut dengan area wajah lainnya.
"Setelah genom dari manusia Neanderthal berhasil diurutkan, kita telah berhasil mempelajari bahwa nenek moyang kita dulu berkawin silang dengan manusia Neanderthal, menurunkan DNA-nya kepada kita," ucap Dr. Kaustubh Adhikari.
"Melalui penelitian ini, kami mendapati bahwa DNA yang diturunkan dari manusia Neanderthal kepada kita memengaruhi bentuk muka kita," tambah Adhikari.
Reporter Magang: Qaulan Maruf Indra
(mdk/pan)