ASEAN sulit bersikap soal konflik Laut China Selatan
Konflik hukum Filipina-China membuat ASEAN gamang. Isu itu dibahas tapi tak akan dituntaskan dalam KTT bersama
Pertemuan Special ASEAN-China Foreign Minister yang dihelat di Kunming, China pada 13-14 Juni mendatang membahas sengketa Laut China Selatan. Isu ini masuk dalam topik regional yang akan dibicarakan oleh para menteri luar negeri ASEAN dan China.
"Isu regional yang dibahas akan diberi kebebasan untuk meng-arrange isu yang jadi permasalahan bersama," ujar Direktur Mitrawicara Antarkawasan ASEAN Kementerian Luar Negeri Derry Aman, Kamis (9/6).
-
Siapa saja yang terlibat dalam konflik Laut China Selatan? Tiongkok menggambarkan tuduhan tersebut "hanya kebohongan belaka", dan mengatakan bahwa pihaknya tidak akan menutup mata terhadap "provokasi dan pelecehan" yang berulang kali dilakukan oleh Filipina.
-
Kenapa Presiden Jokowi membahas konflik Laut China Selatan dengan Presiden Marcos? Jokowi mengatakan dirinya akan membahas upaya meredakan ketegangan di Laut China Selatan. "Ya salah satunya (membahas Laut China Selatan)," jelas Jokowi sebelum bertolak ke Filipina melalui Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta, Selasa (9/1/2024).
-
Apa yang ditemukan di China selatan? Sebuah fosil buaya yang telah punah ditemukan dengan kondisi terpenggal di China selatan.
-
Kapan kerusakan di Stasiun Luar Angkasa China terjadi? Stasiun luar angkasa milik China ini beroperasi pada 2022.
-
Mengapa kapal Dinasti Ming tenggelam di Laut China Selatan? Para peneliti meyakini kapal tersebut dimuat di wilayah Jingdezhen dan berfungsi sebagai kapal ekspor, mengingat pada abad ke-14, Jingdezhen menjadi pusat produksi porselen terbesar di China.
-
Apa yang ditemukan di gurun pasir China yang membuat para ahli bingung? Para ahli telah mempersempit asal usul mumi misterius yang ditemukan di gurun pasir Tiongkok, dan hasilnya cukup mengejutkan.
Derry menyebutkan, ASEAN perlu menyampaikan pandangan di Laut China Selatan atas hasil arbitrase yang diajukan Filipina terhadap China. Menurut dia hal itu penting karena ASEAN sebagai satu organisasi regional yang dominan berhasil di kawasan Asia.
"Indonesia termasuk dalam pandangan anggota ASEAN, dan Indonesia perlu mengeluarkan statement atas kasus ini," urainya.
Bagi pemerintah Indonesia, sebetulnya yang paling ideal adalah setiap pihak bersengketa agar sepenuhnya menjalankan implementasi Declaration of Conduct (DoC), yang kemudian diturunkan di level teknis menjadi Code of Conduct (CoC).
ASEAN kini dihadapkan pada persoalan pelik, saat Filipina secara resmi mengadukan China ke lembaga hukum internasional. Ini adalah konflik hukum pertama antara negara ASEAN dengan China terkait wilayah perairan sengketa. Filipina membawa kasus ini ke Badan Arbitrase Internasional di Den Haag, sedangkan China menolak penyelesaian itu. ASEAN sejauh ini belum banyak berkomentar mengenai langkah Filipina.
Menurut Derry, masing-masing negara ASEAN memiliki pandangan tersendiri. Dan untuk mengungkapkan pandangan ini, tidak akan dibicarakan dalam pertemuan khusus menlu di Kunming.
"Makanya harus ada kesepakatan karena tahapan belum dicapai. Tidak akan mungkin pertemuan ASEAN-China di Kunming lakukan statement bersama," lanjut dia.
Meski demikian, sambung Derry, proses untuk mencapai pemahaman bersama kemungkinan antar ASEAN saja.
"Laut China Selatan kan berada di kawasan ASEAN, akan aneh kalau kita tidak memiliki pandangan," tandasnya.
Baca juga:
Jet tempur China usir pesawat mata-mata AS di Laut China Selatan
Garangnya China kini petantang petenteng di Laut China Selatan
Filipina tolak proposal maritim China, Beijing ketar-ketir
Presiden baru Filipina, musuhi AS namun dekati China
SBY ingatkan politik dunia semakin rapuh, ekonomi harus diperkuat