Bangsa Maya Kuno Punya Tradisi Saling Beri Hadiah Monyet Betina, Ini Tujuannya
Pemberian binatang primata itu pertama kali diketahui melalui temuan sisa-sisa kerangka monyet laba-laba betina berusia 1.700 tahun yang ditemukan di Teotihuacan, Meksiko.
Bangsa Maya kuno dikenal suka saling memberikan hadiah binatang kepada sesama penduduk seperti spider monkey atau monyet laba-laba betina. Tujuannya adalah untuk memperkuat tali persaudaraan.
Pemberian binatang primata itu pertama kali diketahui melalui temuan sisa-sisa kerangka monyet laba-laba betina berusia 1.700 tahun yang ditemukan di Teotihuacan, Meksiko.
-
Bentuk tengkorak kepala seperti apa yang ditemukan di situs arkeologi Meksiko? Dalam penggalian baru-baru ini arkeolog menemukan sisa-sisa jasad dari 16 individu di kompleks arsitektural Casa Colorada. Dikutip dari Newsweek, menurut peneliti, tengkorak kepala itu tampaknya sengaja dibuat berbentuk hati.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di Meksiko setelah gempa bumi? Sebuah ukiran berbentuk kepala ular raksasa yang terbuat dari batu, ditemukan di Meksiko ketika terjadi bencana gempa bumi pada tahun 2022.
-
Apa yang ditemukan oleh sukarelawan di situs arkeologi? Sukarelawan yang terlibat dalam penggalian di situs arkeologi menemukan patung kepala wanita Romawi kuno dengan ukiran khas.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Bukit Choras, Malaysia? Setelah tim yang terdiri dari sebelas peneliti dengan hati-hati mengikis tanah dari puncak bukit dan membersihkan semak-semak lebat dan hutan sekunder, sebuah bagian yang hilang dari sejarah Asia Tenggara terungkap. Stupa Buddha berusia 1.200 tahun di Bukit Choras di Lembah Bujang, Malaysia, ditemukan pada Agustus lalu.
-
Apa yang sedang diteliti oleh tim arkeolog di Teluk Meksiko? Proyek ini bertujuan untuk menyelidiki wilayah Teluk yang dahulu merupakan lahan kering selama zaman es terakhir, yang berakhir sekitar 11.000 tahun lalu, tetapi kini berada di bawah air akibat naiknya permukaan laut.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di Kastil Ayanis? Para arkeolog menemukan beberapa artefak bela diri saat melakukan penggalian di sebuah kastil kuno di Turki. Artefak bela diri tersebut berisi tiga perisai perunggu, baju besi, dan sebuah helm perunggu yang berasal dari 2.700 tahun lalu.
Melalui berbagai teknik, seperti ekstraksi DNA, penanggalan radiokarbon, dan analisis makanan kimia, para peneliti kini dapat mengetahui kehidupan dan kematian primata itu. Primata yang diberikan sebagai hadiah itu kemungkinan berusia lima atau delapan tahun sebelum hidupnya berakhir tragis sebagai korban persembahan.
Penelitian yang dipimpin Nawa Sugiyama dari Universitas California itu diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS).
“Ini adalah waktu yang menyenangkan untuk melakukan arkeologi karena metodologi akhirnya ada di sini,” jelas Sugiyama, dikutip dari France24, (22/11).
Sugiyama awalnya memulai penelitian pada 2018 lalu setelah penemuan kerangka-kerangka di salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO, yaitu reruntuhan Teotihuacan, di dataran tinggi Meksiko.
Sebelumnya monyet laba-laba atau Ateles geoffroyi bukanlah hewan yang berasal dari dataran tinggi. Sugiyama pun bertanya-tanya mengapa binatang primata itu ada di sana, siapa yang membawa, dan kenapa monyet laba-laba itu dijadikan korban persembahan.
Pertanyaan Sugiyama pun terjawab ketika dia menyadari kalau Teotihuacan adalah situs penting pertukaran budaya dan inovasi Zaman Mesoamerika Klasik. Di dalam wilayah Teotihuacan, terdapat tempat di mana suku Maya yang bertetangga menaruh hadiah untuk menunjukkan keberadaan mereka. Tempat itu pun bagaikan kedutaan modern zaman ini.
Di tempat itulah kerangka monyet laba-laba ditemukan. Peninggalan lain seperti kerangka elang emas, proyektil obsidian, cangkang keong, artefak batu berharga, 14.000 pecahan keramik, dan lukisan monyet laba-laba juga ditemukan di tempat itu.
Berdasarkan ini Sugiyama menyimpulkan tempat itu adalah tempat pertukaran penduduk Maya bertingkat tinggi.
Monyet laba-laba pun diyakininya sebagai binatang eksotis dan asing di dataran tinggi Teotihuacan.
Monyet laba-laba yang ditemukan itu awalnya diketahui hidup di penangkaran yang lembap dan memakan tumbuh-tumbuhan dan akar. Setelah dibawa ke Teotihuacan, monyet itu makan jagung hingga cabai.
Namun hewan itu dibunuh sebagai korban persembahan.
“Tangan yang diikat ke belakang dan kaki yang ditambatkan menunjukkan penguburan en vivo, umum di antara pengorbanan manusia dan hewan di Teotihuacan,” jelas penelitian.
“Meskipun biadab di mata modern, "kita perlu memahami dan mengontekstualisasikan praktik budaya ini, dan apa artinya melepaskan apa yang paling berharga bagi Anda,” jelas Sugiyama.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
Baca juga:
Arkeolog Temukan Jimat Berbentuk Palu Thor di Swedia
Israel akan Bangun Museum Albert Einstein, Biayanya Fantastis
Ikan Warna Warni dari Maladewa Ini Punya Kemampuan Ubah Jenis Kelaminnya
Pahatan Batu Berusia 2.700 Tahun Ini Gambarkan Peperangan Manusia Kuno
Fosil Naga Laut Berusia 180 Juta Tahun Ditemukan di Waduk Inggris
Arkeolog Peru Temukan Delapan Mumi Berusia 800 Tahun