Bejana Berusia 1000 Tahun Ini Ternyata Granat Tangan yang Digunakan Saat Perang Salib, Ada Sisa Bahan Peledak di Dalamnya
Bejana keramik ini ditemukan di Kota Tua Yerusalem, Palestina.
Bejana Berusia 1000 Tahun Ini Ternyata Granat Tangan yang Digunakan Saat Perang Salib, Ada Sisa Bahan Peledak di Dalamnya
Bejana Berusia 1000 Tahun Ini Ternyata Granat Tangan yang Digunakan Saat Perang Salib, Ada Sisa Bahan Peledak di Dalamnya
Sebuah bejana keramik berasal dari sekitar abad ke-11 sampai 12 M ditemukan di Yerusalem. Namun, ini bukan sembarang bejana.
Menurut penelitian baru, diduga bejana berbentuk lonjong ini adalah granat tangan, berdasarkan hasil analisis residu yang ditemukan di dalam benda ini.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Yerusalem? Arkeolog yang tengah melakukan penggalian di Yerusalem mengungkapkan sebuah temuan menarik berupa jaringan saluran kuno yang berasal dari zaman Raja Yoas dan Amazia, sekitar 2.800 tahun lalu.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Yerusalem? Arkeolog dari Badan Kepurbakalaan Israel (IAA) menemukan gagang guci bertuliskan nama "Menahem" dalam aksara Ibrani, saat penggalian di lingkungan Ras el-‘Amud, Yerusalem yang diduduki.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Israel? Museum Israel di Yerusalem yang diduduki, Palestina, memamerkan sebuah topeng batu kuno langka dari Zaman Neolitikum untuk pertama kalinya.
-
Bagaimana para ilmuwan memastikan asal usul senjata-senjata kuno itu? "Beberapa kilogram besi berkarat penuh lumpur tanpa bentuk dibungkus dengan aman dan dibawa keluar dari hutan untuk dibersihkan dan memastikan asal usul temuan ini," jelas Darius Kopciowski dari Konservator Monumen Provinsi Lublin.
-
Apa yang diusulkan oleh TKN Fanta Prabowo-Gibran kepada pemuda Indonesia terkait Palestina? TKN Fanta Prabowo-Gibran mengajak pemuda Indonesia peduli pada isu kemanusiaan di Palestina, membangun solidaritas yang kuat. Wakil Ketua Pink Fanta, Khadijah Almakiya mengatakan keberpihakan anak muda bisa ditunjukkan dengan membangun narasi positif soal Palestina di media sosial dan meluruskan berita bohong atau hoaks yang beredar luas.
Foto: Robert Mason, Royal Ontario Museum
Tim menganalisis empat pecahan keramik ini. Salah satu pecahan mengandung sesuatu yang terlihat seperti bahan peledak. Empat pecahan keramik ini ditemukan di Taman Armenia, berlokasi di Kota Tua Yerusalem pada tahun 1961-1967. Pecahan keramik ini disimpan di Royal Ontario Museum, Kanada. Sumber: Arkeonews
Bejana keramik berbentuk bola dan kerucut dari abad ke-9 sampai 15 banyak ditemukan di wilayah Timur Tengah. Namun penggunaan bejana-bejana ini kerap diperdebatkan.
Bahan Peledak Buatan Lokal
Salah satu pecahan keramik yang disebut pecahan 737, adalah yang paling penting. Pecahan 737 ini berisi bahan campuran yang kemungkinan digunakan sebagai peledak. Bahan peledak ini juga diduga buatan pabrik lokal, bukan diimpor dari China, yang terkenal dengan bubuk mesiunya sejak abad ke-9.
Bahan Peledak
Pecahan 737 berisi sisa-sisa sulfur, merkuri, magnesium, dan nitrat. Magnesium diduga didatangkan dari Laut Mati, di mana bahan tersebut diekstraksi pada masa itu.
"Penelitian ini menunjukkan ragam penggunaan bejana keramik yang unik ini termasuk alat peledak kuno."
Carney Matheson, arkeolog molekuler dari Universitas Griffith, Australia.
- Ribuan Warga Depok Gelar Aksi Bela Palestina di GDC, Begini Suasananya
- Di Tengah Duka Mendalam, Potret Anak-anak Palestina Bermain di Reruntuhan Bangunan Bikin Hati Teriris
- Kemenhan Bakal Kirim Kapal Rumah Sakit ke Palestina
- Niat Kembali Tahun 2024, Ini Potret Rumah Mewah Keluarga WNA Palestina di Indonesia yang Terbengkalai
Sumber: Arkeonews
Senjata Perang Salib
Carney Matheson mengatakan, bejana-bejana ini digunakan sebagai granat saat Perang Salib. Granat ini dilemparkan ke benteng Tentara Salib yang menghasilkan suara ledakan yang sangat keras dan kilatan cahaya terang.
Bejana keempat yang ditemukan diduga digunakan untuk menyimpan bahan bakar lampu atau kemungkinan untuk menyimpan minyak, karena di dalamnya ditemukan jejak asam lemak (yang telah digunakan dalam senjata termal awal).
Matheson juga menyampaikan, penelitian timnya mengungkapkan beberapa bejana ditutup menggunakan resin. "Lebih banyak penelitian pada bejana-bejana ini dan kandungan bahan peledaknya akan memudahkan kami untuk memahami teknologi peledak kuno pada zaman pertengahan, dan sejarah senjata peledak di Mediterania Timur," jelasnya. Hasil penelitian ini diterbitkan dalam jurnal PLOS One.