China Klaim Berhasil Angkat Jutaan Warga Etnis Minoritas dari Kemiskinan
Lebih dari 15,6 juta orang di wilayah paling miskin di China, termasuk kawasan padat etnis minoritas, telah berhasil diangkat dari kemiskinan dalam lima tahun terakhir, menurut sebuah laporan resmi pemerintah terbaru.
Lebih dari 15,6 juta orang di wilayah paling miskin di China, termasuk kawasan padat etnis minoritas, telah berhasil diangkat dari kemiskinan dalam lima tahun terakhir, menurut sebuah laporan resmi pemerintah terbaru.
Laporan yang merayakan pencapaian negara tersebut dalam memberantas kemiskinan diterbitkan saat Beijing menghadapi meningkatnya tekanan internasional atas kebijakannya di Xinjiang, di mana China dituduh memberlakukan kerja paksa dan pelanggaran HAM terhadap Muslim Uighur dan etnis lainnya.
-
Apa yang ditemukan di desa Pingyan, China? Penemuan jejak kaki raksasa menghebohkan desa Pingyan, provinsi Guizhou, di bagian barat daya China.
-
Apa yang ditemukan di China selatan? Sebuah fosil buaya yang telah punah ditemukan dengan kondisi terpenggal di China selatan.
-
Apa yang ditemukan di Kota Yangquan, Provinsi Shanxi, China utara? Sebanyak tujuh gigi Petalodus berusia 290 juta tahun dengan bentuk kelopak ditemukan di batu kapur Qianshi di Kota Yangquan, Provinsi Shanxi, China utara.
-
Kenapa ada makam orang Cina di Karimunjawa? Pada sebuah tegalan di Dusun Karimunjawa, terdapat peninggalan kuburan Cina. Masyarakat tidak mengenal lagi tokoh-tokoh yang dimakamkan di sana.
-
Apa yang ditemukan di Desa Longxiang, China? Hingga saat ini, telah ditemukan lebih dari 600 jejak kaki dinosaurus di area seluas sekitar 1.600 meter persegi di situs yang berada di Desa Longxiang itu.
-
Apa yang dituduhkan oleh Kementerian Keamanan Negara China? Kementerian Keamanan Negara mengatakan beberapa negara telah menargetkan penduduk China karena “motif tersembunyi.”
Dokumen itu tidak secara langsung menyinggung tuduhan tersebut tapi mengatakan China telah mencapai keberhasilan penting dalam membantu penduduk pinggiran dari etnis minoritas keluar dari kemiskinan.
“(Kami telah membuat) langkah besar dalam perjuangan besar kami melawan kemiskinan di daerah etnis minoritas,” jelas dokumen itu, dilansir South China Morning Post, Rabu (7/4).
“Dari 2016 sampai 2020, populasi yang hidup dalam kemiskinan di Pedalaman Mongolia, Guangxi, Tibet, Ningxia, dan wilayah otonomi Xinjiang, dan Provinsi Guizhou, Yunnan dan Qinghai turun sampai 15,6 juta.”
Awal tahun ini, negara tersebut juga secara resmi mengumumkan pihaknya telah berhasil memberantas kemiskinan ekstrem dan menyampaikan negara itu sedang memasuki fase baru pembangunan ekonomi dan sosial demi terwujudnya “negara sosialis modern” pada 2035.
Wakil kepala pemerintahan nasional untuk revitalisasi pedesaan, Xia Gengsheng, mengaitkan keberhasilan tersebut dengan investasi besar dan dukungan kebijakan dari pemerintah pusat.
“Misalnya, dana khusus yang disediakan oleh pemerintah pusat untuk delapan provinsi dan daerah otonom selama periode kritis ini mencapai hampir 300 miliar yuan (USD 45,7 miliar) atau sekitar 45 persen dari total nasional,” kata Xia.
“Beijing juga mendapatkan dukungan kebijakan di wilayah seperti keuangan, pemanfaatan lahan dan sumber daya manusia, memberikan dukungan kekuatan dalam memenangkan pertarungan melawan kemiskinan di wilayah-wilayah etnis minoritas ini.”
Dokumen tersebut juga mengatakan Beijing juga telah berusaha keras membantu kelompok etnis minoritas pindah untuk bekerja ke provinsi lain dan menyebarkan 3 juta kader untuk mendukung program anti kemiskinan di wilayah pinggiran.
Menurut laporan kerja yang dirilis pemerintah Xinjiang awal tahun ini, lebih dari 14,3 juta lapangan pekerjaan disiapkan untuk tenaga kerja pedesaan di wilayah tersebut melalui program pemerintah terarah dalam lima tahun terakhir, dan sekitar 2,7 juta diperkirakan akan tersedia tahun ini.
56 kelompok etnis
China secara resmi mengakui 56 kelompok etnis berbeda, di mana etnis mayoritas adalah etnis Han sebanyak 91,5 persen dari populasi. Sementara itu 55 kelompok etnis minoritas termasuk Zhuang (16,9 juta), Hui (10,5 juta), Manchus (10,3 juta), dan Uighur (10 juta).
Pengamat politik di Beijing, Wu Qiang, menyampaikan fokus pemerintah China mengangkat standar hidup rakyat adalah perisai China dalam melawan kritik Barat atas kebijakannya di Xinjiang.
“Beijing berusaha menggunakan Laporan Resmi ini untuk mengalihkan perhatian komunitas internasional atas Xinjiang dan isu HAM lainnya, dan menanggapi kritik dengan ‘hak untuk pembangunan’,” jelas Wu.
Secara tidak langsung, kata Wu, dokumen itu ingin menyampaikan penyebab masalah di Xinjiang bukan terorisme, melainkan kemiskinan menahun.
“Apa yang tidak ingin diakui Beijing adalah bahwa masalah Xinjiang disebabkan oleh kemiskinan jangka panjang, bukan terorisme,” kata Wu.
“Dengan kata lain, apa yang disebut ekstremisme disebabkan oleh kemiskinan, termasuk terbatasnya investasi dalam pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan lainnya di wilayah itu.”
(mdk/pan)