DNA Manusia Tertua Ungkap Asal Usul & Kehidupan Manusia Purba di Inggris
Genom manusia tertua dari fosil yang ditemukan di Inggris atau Irlandia menunjukkan setidaknya dua cerita asal usul yang berbeda.
Sekitar 27.000 tahun yang lalu, lapisan es yang sangat besar melapisi dua pertiga dari Kepulauan Inggris, membuat wilayah tersebut kurang layak dihuni manusia.
Namun ketika iklim yang memanas mengubah lanskap tersebut, masyarakat berdatangan untuk menemukan rumah baru di tanah suburnya. Para arkeolog menyatukan kisah-kisah para migran awal itu, menemukan bahwa wilayah itu benar-benar menjadi wadah perpaduan budaya.
-
Bagaimana manusia purba berburu mangsa? Berlari lebih cepat dari kejaran mangsa merupakan metode berburu yang efisien bagi manusia purba dan metode ini juga masih digunakan hingga saat ini, menurut laporan etnografi.
-
Bagaimana kerangka manusia purba itu ditemukan? Penemuan ini menyebabkan dua penggalian resmi, satu pada 1912 dan satu lagi pada 1924, yang mengungkap ribuan artefak.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan yang dapat mengubah pemahaman kita tentang manusia purba? Para ilmuwan menemukan artefak berusia 500.000 tahun yang dapat mengubah pemahaman tentang kehidupan manusia purba. Penelitian yang diterbitkan di Nature Journal mengungkap penemuan alat kayu di Air Terjun Kalambo, Zambia.
-
Apa yang mendukung munculnya kemampuan berbahasa manusia purba? Bukti arkeologi juga mendukung perkiraan bahwa manusia mulai berbicara sekitar 1,6 juta tahun yang lalu.
-
Di mana tulang manusia purba itu ditemukan? Dilansir laman Mirror, sisa-sisa tulang itu ditemukan di dekat reruntuhan tembok batu kuno yang pernah menandai perimeter Kastil Dunraven, yang dibongkar pada 1963.
-
Mengapa manusia purba mengembangkan kemampuan berbahasa? Manusia, dibandingkan dengan hewan lainnya, tidak memiliki kekuatan fisik yang signifikan. Oleh karena itu, untuk bertahan hidup, manusia perlu mengembangkan strategi kompensasi, salah satunya adalah kemampuan berbahasa.
Genom manusia tertua dari fosil yang ditemukan di Inggris atau Irlandia menunjukkan setidaknya dua cerita asal usul yang berbeda. Satu individu fosil dari Gua Gough di Somerset memiliki genom yang lebih terkait erat dengan nenek moyang yang ditemukan di situs-situs di Spanyol dan Belgia. Sementara fosil lain dari Gua Kendrick di Wales memiliki hubungan genetik dengan leluhur yang ditemukan di situs-situs di Italia.
Penanggalan radiokarbon menunjukkan, kedua manusia itu hidup di Inggris lebih dari 13.500 tahun yang lalu, hanya beberapa ribu tahun setelah lapisan es besar di kawasan itu surut ke arah Arktik.
Tulang dari Gua Gough adalah yang tertua. Mereka meninggal sekitar 15.000 tahun yang lalu, yang berarti nenek moyang mereka mungkin bergabung dengan gelombang migrasi dari Eropa barat laut setidaknya seribu tahun sebelum masa hidup mereka.
Individu dari Gua Kendrick hidup beberapa ribu tahun setelah itu, dan nenek moyang mereka mungkin bermigrasi dari Timur Dekat ke Inggris sekitar 14.000 tahun yang lalu.
"Menemukan dua nenek moyang di Inggris yang hanya berjarak sekitar satu milenium, menambah gambaran yang muncul tentang Eropa Paleolitik, yang merupakan salah satu populasi yang berubah dan dinamis," jelas antropolog evolusioner Mateja Hajdinjak dari Francis Crick Institute di Inggris, dikutip dari Science Alert, Selasa (1/11).
Sekitar 16.000 tahun yang lalu, lapisan es Inggris-Irlandia hampir menghilang. Fosil dari periode ini langka, dan fosil manusia lainnya yang ditemukan hanya berasal dari sekitar 15.500 tahun yang lalu, beberapa abad sebelum iklim Inggris mulai menghangat dengan cepat.
Siapa orang-orang ini dan dari mana mereka berasal masih menjadi pertanyaan.
Pada 2018, para arkeolog mengungkapkan bahwa fosil manusia yang juga ditemukan di gua Gough berasal dari sekitar 10.500 tahun yang lalu. Dikenal sebagai 'Manusia Cheddar', fosil ini, pada saat itu, adalah manusia tertua di Inggris yang seluruh genomnya diurutkan.
Temuan menunjukkan, manusia purba memiliki kulit gelap dan mata biru, tanda bahwa populasi belum beradaptasi dengan garis lintang yang lebih tinggi dan lebih dingin. Leluhur Manusia Cheddar adalah campuran pemburu-pengumpul Eropa barat dan anggota migrasi sebelumnya ke Inggris.
Banyak peneliti yang sama yang terlibat dalam penyelidikan sebelumnya terlibat dalam analisis terbaru ini, berharap untuk melihat hubungan leluhur apa lagi yang dapat ditemukan.
"Kami benar-benar ingin mengetahui lebih banyak tentang siapa populasi awal di Inggris ini," kata ahli biologi Selina Brace dari Museum Sejarah Alam Inggris, yang mengerjakan kedua makalah tersebut.
"Kami tahu dari karya kami sebelumnya, termasuk studi tentang Manusia Cheddar, bahwa pemburu-pengumpul barat berada di Inggris sekitar 10.500 tahun BP (Before Present/sebelum masa saat ini), tetapi kami tidak tahu kapan mereka pertama kali tiba di Inggris, dan apakah ini adalah satu-satunya populasi yang hadir."
Manusia Cheddar
Hasil baru menunjukkan pemukim pasca-glasial di Inggris tidak hanya berbeda secara genetik. Mereka juga tampak berbeda secara budaya.
Praktik penguburan di Gua Gough dan Gua Kendrick terlihat sangat berbeda, begitu pula makanan mereka. Gua Gough menunjukkan tanda-tanda tulang hewan dan manusia. Tengkorak manusia bahkan ditemukan berbentuk seperti cangkir, kemungkinan untuk tujuan kanibalisme.
Manusia dari Gua Kendrick, sementara itu, menunjukkan jejak kimiawi di tulang mereka karena memakan ikan dan mamalia laut dan air tawar. Namun, tidak seperti Gua Gough, tidak ada tanda-tanda rusa, auroch, atau kuda yang telah dimakan manusia.
"Bukti ini mendukung interpretasi bahwa setidaknya dua kelompok manusia yang berbeda, dengan afinitas genetik yang berbeda dan perilaku makanan dan budaya, hadir di Inggris selama Glasial Akhir (Zaman Es)," tulis para penulis.
Satu garis keturunan terhubung dengan leluhur yang ditemukan di situs-situs di Villabruna, Italia, sementara yang lain tampaknya merupakan kombinasi dari leluhur Goyet yang terkait dengan situs-situs di Belgia dan leluhur El Miron dari Spanyol.
'Manusia Cheddar' bisa menjadi campuran dari ketiga nenek moyang tersebut.
"Ini memberikan gambaran periode Glasial Akhir yang dinamis dan bervariasi di Inggris, dengan perubahan yang terjadi pada Paleolitik Akhir Atas dalam pola makan, perilaku penguburan, teknologi, dan afinitas genetik pada saat perubahan lingkungan dan ekologi yang cepat," para penulis menyimpulkan.
"Dengan penambahan data kami ke pengetahuan yang ada tentang genetika prasejarah awal di Inggris, skenario yang muncul adalah salah satu dari beberapa peristiwa pergantian populasi genetik di Inggris."
Hasil penelitian ini diterbitkan dalam jurnal ilmiah Nature Ecology & Evolution.
(mdk/pan)