Duterte dituding membentuk 'polisi kematian' untuk berantas penjahat
Duterte dituding bentuk 'polisi kematian' untuk berantas penjahat. Hal ini diungkapkan pensiunan polisi di Davao. Namun, hal tersebut dibantah pemerintah Filipina.
Pengakuan mengejutkan keluar dari mulut pensiunan polisi Davao, Filipina. Arturo Lascanas mengatakan, dia merupakan bagian dari 'skuad kematian' Davao, yang bertugas memusnahkan penjahat di wilayah tersebut.
Menurut Artuto, yang baru saja pensiun, Senin pekan lalu dia membunuh seorang penyiar radio yang kritis kepada Presiden Rodrigo Duterte. Dia mengaku pembunuhan itu dilakukan atas perintah seorang sopir dan pembantu dekat walikota.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Siapa yang mengunjungi Presiden Jokowi di Indonesia? Presiden Jokowi menerima kunjungan kenegaraan dari pemimpin Gereja Katolik sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus, di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu, 4 September 2024.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
-
Siapa yang menemukan pendatang yang menjadi pemulung di Jakarta? "Ada juga yang beberapa waktu lalu ketemu ya kita pemulung segala macam. Kita kembalikan,"
-
Kenapa elang Filipina terancam punah? Ancaman utama mereka adalah kehilangan habitat akibat pertanian, pertambangan, perburuan, penebangan, dan perubahan iklim.
-
Siapa saja yang mendampingi Jokowi? Sebagai informasi, turut mendampingi Presiden dalam kegiatan ini adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Gubernur Jambi Al Haris, dan Pj. Bupati Merangin Mukti.
Pensiunan ini juga menyebutkan, polisi dibayar Duterte untuk membunuh.
Dilansir dari Asian Correspondent, Senin (20/1), Duterte berulang kali membantah terlibat langsung dalam pembunuhan yang dilakukan polisi kepada para penjahat.
"Selama 22 tahun saya menjadi wali kota Davao dan saat ini menjadi presiden, tidak pernah terlibat langsung dalam pembunuhan penjahat dan bandar narkoba," ujar Duterte.
Sekretaris Komunikasi Presiden Martin Andanar dalam sebuah wawancara menjelaskan, klaim Lascanas adalah drama politik yang berlarut-larut. Pasalnya, dalam konferensi pers oleh Senat Manila, Lascanas, disebutkan kalau polisi di Filipina diberikan uang untuk membunuh.
Besarnya bayaran tergantung pada status target.
"Komentar Lascanas berbeda dari yang dibuat saat Sidang Senat pada Oktober lalu. Mereka bahkan dengan lantang menyebutkan tidak ada skuad kematian di Davao," tutur Martin.
Selama masa jabatan Duterte sebagai presiden Filipina, setidaknya 7.700 orang terkait narkoba tewas.
(mdk/che)