Enam Ponsel Aktivis HAM Palestina Disadap Pegasus, Spyware Buatan Israel
Spyware atau alat penyadap dari perusahaan pengawasan Israel, NSO Group terdeteksi dalam ponsel enam aktivis HAM Palestina, contoh pertama aktivis Palestina dijadikan target spyware Pegasus tingkat militer.
Spyware atau alat penyadap dari perusahaan pengawasan Israel, NSO Group terdeteksi dalam ponsel enam aktivis HAM Palestina, contoh pertama aktivis Palestina dijadikan target spyware Pegasus tingkat militer.
Frontline Defenders mengungkapkan temuannya pada Senin dalam laporan teknis gabungan bersama Amnesty International dan Citizen Lab Universitas Toronto, yang secara independen mengonfirmasi hasil temuan tersebut.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
-
Apa yang dimaksud dengan Pendap? Provinsi Bengkulu memiliki sajian kuliner lezat dengan bahan dasar daging ikan yang bernama Pendap. Ya, makanan khas yang cukup populer ini sejenis pepes yang dilapisi bumbu kaya rempah.
-
Kenapa Pilkada itu penting? Pilkada artinya singkatan dari Pemilihan Kepala Daerah, adalah salah satu momen krusial dalam sistem demokrasi kita.
-
Kapan kata penutup pidato penting? Seperti diketahui, bahwa ragam acara seperti seminar, perpisahan, pernikahan hingga acara formal lain membutuhkan sebuah penutup pidato yang penuh kesan yang membuat seluruh rangkaian acara berkesan.
-
Kapan Penyu naik ke darat? Penyu hanya datang ke darat untuk bertelur.
-
Apa yang terjadi pada pipa PAM di Petamburan? Pipa 900 mm di Petamburan 4, Jakarta Pusat bocor pada Kamis (21/9).
Belum jelas siapa yang memasang spyware NSO, yang diam-diam memberikan penyusup akses ke segala hal yang disimpan dan lakukan pemilik dalam ponsel mereka, termasuk komunikasi real-time.
Frontline Defenders mengatakan, tiga dari aktivis Palestina yang diretas bekerja untuk kelompok masyarakat sipil. Tiga lainnya bukan pekerja kelompok masyarakat sipil, dan diharapkan tetap anonim.
Di antara korban peretasan adalah Ubai Aboudi (37), seorang pakar ekonomi dan warga negara AS yang mengelola Bisan Center for Research and Development di Ramallah, Tepi Barat yang diduduki. Organisasi ini adalah salah satu dari enam organisasi yang ditetapkan sebagai teroris oleh Israel bulan lalu.
Dilansir Al Jazeera, Selasa (9/11), Aboudi mengatakan dia kehilangan rasa aman karena peretasan ini apalagi dalam foto itu ada foto ketiga anaknya. Dia mengatakan istrinya, tiga malam pertama setelah mengetahui peretasan itu tidak pernah tidur karena merasa privasi mereka telah terganggu begitu dalam. Dia secara khusus sangat khawatir penyadap mengetahui komunikasinya dengan diplomat asing. Pengujian para peneliti terkait ponsel Aboudi memastikan ponsel itu tereinfeksi Pegasus pada Februari.
Frontline Defenders yang berbasis di Irlandia itu mempertimbangkan Israel adalah tersangka utama. Dua penyadapan pertama teridentifikasi pada 19 Oktober dan tiga hari setelah Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz mengumumkan enam kelompok masyarakat sipil Palestina sebagai organisasi teroris.
Wartawan Al Jazeera, Harry Fawcett, yang melaporkan dari Ramallah, mengatakan Frontline Defenders tidak secara pasti menuduh Israel berada di balik penyadapan ini tapi waktu penyadapan menjadi sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut.
Dua warga Palestina yang disadap, yang sepakat untuk disebutkan namanya adalah peneliti Ghassan Halaika dari kelompok HAM Al-Haq dan pengacara Salah Hammouri dari Addameer. Peneliti Al-Haq, Tahseen Elayyan mendesak PBB menyelidiki klaim ini. Dirjen Addameer, Sahar Francis juga mendesak perlindungan dan bantuan internasional.
“Kami mendapatkan pernyataan dukungan dari luar negeri tapi ini tidak cukup. Kami perlu tekanan kepada Israel untuk memaksanya membatalkan keputusannya dan berhenti mengusik organisasi HAM,” jelas Francis kepada Al Jazeera.
Dia mengatakan, walaupun dia dan timnya tetap bertekad untuk melanjutkan tugas mereka, dia dan timnya tidak bisa tidur karena tertekan.
Direktur Eksekutif Frontline Defenders, Andrew Anderson, mengatakan NSO Group tidak dapat dipercaya untuk memastikan spyware-nya tidak digunakan secara ilegal oleh para pelanggannya dan mengatakan Israel harus menghadapi kecamaan internasional jika tidak menutup perusahaan tersebut.
“Jika pemerintah Israel menolak bertindak lalu ini pasti memiliki konsekuensi terkait regulasi perdagangan dengan Israel,” jelasnya kepada AP melalui surel.
Mohammed al-Maskati, peneliti yang menemukan penyadapan ini, mengatakan dia pertama kali diinformasikan pada 16 Oktober oleh Halaika, yang ponselnya disadap pada Juli 2020.
“Metode penyadapan dan peralatan yang digunakan hampir sama seperti yang digunakan dalam penyadapan sebelumnya terhadap jurnalis Al Jazeera dan aktivis HAM di Uni Emirat Arab,” jelasnya.
Dia juga mengatakan, penyelidikan forensik lebih jauh dari 75 iPhone yang digunakan aktivis HAM Palestina dan staf organisasi masyarakat sipil mengungkapkan sedikitnya lima alat perangkat tambahan dipasang ke dalamnya.
Ditanya terkait perangkat lunaknya yang digunakan menyadap aktivis Palestina, NSO Group mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada AP, pihaknya hanya menjual perangkat lunak kepada lembaga pemerintah yang digunakan untuk mengatasi “kejahatan serius dan teror”. NSO menambahkan, pohaknya tidak mengetahui rahasia identitas orang-orang yang disadap pemerintah.
Perusahaan itu sebelumnya mengatakan versi Pegasus yang diekspor tidak dapat digunakan untuk meretas nomor telepon Israel, tetapi laporan tersebut menemukan empat dari enam ponsel yang diretas menggunakan kartu SIM yang dikeluarkan oleh perusahaan telekomunikasi Israel. NSO juga mengatakan perangkat lunaknya tidak dapat digunakan untuk menargetkan nomor AS.
(mdk/pan)