Hidupnya Mengais Makanan dari Tong Sampah Mirip Gelandangan, Tapi Ternyata Miliuner yang Punya 10 Rumah
Hidupnya Mengais Makanan dari Tong Sampah Mirip Gelandangan, Tapi Ternyata Miliuner yang Punya 10 Rumah
Sosoknya lebih mirip gelandangan tua. Tapi penampilan bisa menipu.
-
Apa yang membuat kisah ini menjadi inspiratif? Kisah anak sopir berhasil lolos seleksi anggota Polri ini sontak mencuri perhatian publik.
-
Kenapa kata-kata hari ini yang lucu dan inspiratif penting? Meskipun terkesan sebagai sebuah candaan, kata-kata hari ini mengandung makna yang sangat dalam.
-
Apa pesan utama yang ingin disampaikan oleh kata-kata inspiratif pengusaha muda? "Alasanku menjadi pebisnis karena mau membuka banyak lapangan kerja dan banyak bermanfaat buat orang lain."
-
Siapa yang menginspirasi dengan kisahnya? Perempuan 22 tahun itu baru saja mengikuti program Singapore-Indonesia Youth Leaders Exhange Program (SIYLEP). Dia didapuk menjadi Duta Pemuda Indonesia 2023 dan mewakili Provinsi Banten di Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) yang diselenggarakan oleh Kemenpora RI. Kisahnya turut menginspirasi. Banten provinsi wisata dan budaya Disampaikan Sheila, dirinya bersama 34 perwakilan dari berbagai daerah di Indonesia lainnya bertandang ke Singapura selama lima hari.SIEYLAP sendiri mengusung tema pariwisata yang dikenalkan secara maksimal oleh dirinya. "Sekaligus memperkenalkan tentang Banten dan mengenalkan potensi wisata Banten kepada delegasi Singapura.
-
Kapan kata-kata motivasi ini dikumpulkan? Melansir dari ragam sumber, Jumat (29/12) berikut 110 kata-kata motivasi sekolah yang bisa dijadikan inspirasi.
-
Apa itu inspirasi? Inspirasi adalah tindakan atau kekuatan untuk melatih pengaruh yang mengangkat atau menstimulasi kecerdasan atau emosi.
Hidupnya Mengais Makanan dari Tong Sampah Mirip Gelandangan, Tapi Ternyata Miliuner yang Punya 10 Rumah
Heinz B adalah seorang pensiunan dari Kota Darmstadt di Jerman barat daya yang menjadi perbincangan publik sejak 2021. Pasalnya dia memiliki tujuh rumah dan dua apartemen, serta menyimpan sekitar 500.000 euro atau sekitar Rp 8,44 miliar di rekening banknya.
Sejak saat itu, kekayaan pria 80 tahun itu terus bertambah, termasuk dengan pembelian rumah kesepuluhnya. Kini dia dijuluki miliuner paling hemat sedunia.
Properti-properti yang dibeli Heinz selalu berada di sekitar tempat tinggalnya. Hal ini memungkinkannya untuk mengunjungi dan merawat properti tersebut jika diperlukan, dengan menggunakan sepeda sebagai sarana transportasinya.
- Seperti Manusia, Gajah Memanggil Kawanan Mereka dengan Nama Masing-Masing
- Ilmuwan Tercengang Saat Temukan Peristiwa Sangat Langka, Hanya Terjadi Sekali dalam 1 Miliar Tahun
- Usia Alam Semesta Ternyata Dua Kali Lebih Tua Dari Dugaan Sebelumnya, Begini Cara Ilmuwan Menghitungnya
- Melelehnya Es di Pegunungan Ungkap Temuan Ribuan Artefak Berburu Berusia 6.000 Tahun, Ada Mata Panah dan Tongkat
Menariknya, Heinz lebih memilih untuk melakukan perbaikan sendiri daripada menyewa orang lain untuk melakukannya.
Hal ini menunjukkan ia adalah sosok mandiri dan tidak bergantung pada bantuan orang lain dalam urusan rumah tangga dan properti.
Meski penampilannya menyerupai seorang tunawisma yang tidak memiliki apa-apa, Heinz B memiliki kekayaan jutaaan dolar dan tahu cara memperbanyak uangnya. Dia baru-baru ini menarik 700.000 euro untuk membeli rumah baru, yang menjadi properti kesepuluhnya.
Sisanya dia investasikan ke deposito berjangka. Menurutnya, dia tidak terlalu memerlukan uang banyak karena dirinya senang hidup hemat, sering kali menemukan makanan dan barang-barang yang dibuang orang lain.
“Mungkin saya akan membeli minyak untuk menggoreng atau semacamnya jika habis, tapi sebagian besar makanan saya temukan di tempat sampah,” kata Heinz baru-baru ini kepada tabloid Jerman, Bild, seperti dilansir Odditycentral.
“Orang-orang boros dan membuang begitu banyak uang sehingga bisa memberi makan seluruh keluarga. Misalnya, orang membeli sebungkus sosis, memakannya, lalu membuang sisanya ke tempat sampah,” jelasnya.
Heinz, seorang pensiunan insinyur listrik, memiliki beberapa rumah dan apartemen, serta pensiun bulanan yang cukup besar.
Namun, dia tetap memilih hidup sederhana dan hemat. Sebagian besar waktu luangnya dihabiskan dengan mengumpulkan barang-barang yang dibuang orang lain, sering kali menjualnya untuk mendapatkan barang-barang yang dia butuhkan.
Meski memiliki kekayaan cukup besar, Heinz B. belum menentukan siapa yang akan mewarisi hartanya.
Dengan tidak memiliki keluarga dekat, dia mempertimbangkan untuk menyerahkan sebagian propertinya kepada penyewa atau kerabat jauhnya yang tidak mampu membayar pajak warisan.