Ilmuwan Akhirnya Temukan Jawaban Mengapa Tubuh Zebra Belang Hitam-Putih
Ilmuwan akhirnya menemukan alasan mengapa kulit Zebra memiliki pola bergaris-garis hitam-putih setelah perdebatan selama bertahun-tahun. Penelitian ini dilakukan oleh Profesor Tim Carow dan Martin How yang ditulis dalam Journal Experimental of Biology.
Ilmuwan akhirnya menemukan alasan mengapa kulit Zebra memiliki pola bergaris-garis hitam-putih setelah perdebatan selama bertahun-tahun.
Penelitian ini dilakukan oleh Profesor Tim Carow dan Martin How yang ditulis dalam Journal Experimental of Biology.
-
Dimana para ilmuwan mengambil inti es yang berisi virus purba? Pada 2015 tim peneliti internasional menjelajah ke Gletser Guliya yang terpencil di Dataran Tinggi Tibet di Himalaya untuk mengumpulkan inti es sepanjang ratusan meter.
-
Bagaimana para ilmuwan mengetahui virus mana yang berbahaya? Tim peneliti menggunakan sel amoeba untuk mengetahui virus apa yang berbahaya. Dalam penelitian, tim peneliti menemukan hanya satu virus yang dapat membunuh sel amoeba yaitu ‘lytic viruses’.
-
Kenapa ilmuwan meneliti virus purba di Himalaya? Penelitian itu memberi gambaran singkat tentang bagaimana virus beradaptasi dengan perubahan iklim selama ribuan tahun.
-
Apa yang dipelajari dalam ilmu biologi? Biologi adalah studi tentang organisme hidup dan bagaimana mereka menjalani proses kehidupan.
-
Apa yang diamati oleh para ilmuwan? Para ilmuwan berhasil menyaksikan dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan. Dua fenomena alam itu terletak jutaan hingga miliaran tahun cahaya dari Bumi.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan? Ilmuwan menemukan dua spesies dinosaurus baru, yang hidup 66 juta tahun lalu.
Carow dan How meyakini hewan mengembangkan tanda hitam putih mereka untuk menangkal serangga seperti lalat kuda agar tidak menggigitnya.
"Kami tahu lalat kuda tidak suka mendarat di objek bergaris. Sejumlah penelitian telah mendukung pernyataan ini, namun belum diketahui jenis garis seperti apa yang tidak disukainya," jelas Carow.
Carow dan tim melakukan eksperimen menggunakan kain bergaris untuk menguji penelitian sebelumnya.
"Apakah karena ketipisan garis-garisnya? Kontras antara hitam dan putih? Sinyal terpolarisasi dipancarkan dari benda-benda? Kami mendalami masalah ini dengan menggunakan kain berpola berbeda untuk menutupi kuda dan merekam video ketika lalat kuda masuk," tutur Carow.
Bulu zebra pendek
Tim menemukan lalat kuda tertarik pada benda gelap dan besar. Namun, mereka kurang tertarik benda gelap yang memiliki pola berantakan.
Dalam percobaan terpisah, tim menemukan garis kontras menarik beberapa lalat. Sedangkan sisanya lebih tertarik pada garis-garis homogen.
"Ini menunjukkan hewan berkuku yang memiliki kulit tidak sepenuhnya gelap akan terhindar dari serangan hewan parasit."
Kini tim peneliti ingin mempelajari mengapa seleksi alam menimbulkan belang pada kuda (keluarga kuda) tapi tidak pada hewan berkuku lainnya.
"Kita tahu bulu zebra pendek, sehingga mulut lalat kuda mudah menyentuh kulit dan pembuluh darah di dalamnya, yang mungkin membuat zebra lebih rentan terhadap gangguan lalat. Namun, yang lebih penting mungkin adalah bahwa penyakit yang dibawa oleh lalat tersebut fatal bagi keluarga kuda, tetapi tidak begitu fatal bagi hewan berkuku genap lainnya. Hal ini masih butuh penyelidikan," kata Carow.
Reporter magang: Yobel Nathania
(mdk/pan)