Ilmuwan Beberkan Empat Cara Membuktikan Keberadaan Alien
Ilmuwan menjelaskan jika makhluk-makhluk asing pernah menghampiri tata surya kita yang berumur 4 miliar tahun, maka mereka akan meninggalkan beberapa bukti.
Sejak peradaban kuno muncul hingga kini, manusia selalu tertarik untuk melihat lebih dalam ke luar angkasa. Berbagai pemikiran pun muncul dalam benak manusia, salah satunya adalah keberadaan alien atau makhluk asing yang diyakini memiliki peradaban lebih maju dibandingkan manusia.
Keberadaan makhluk asing pun selalu diperdebatkan. Beberapa orang yakin makhluk asing itu benar-benar ada. Namun beberapa tidak yakin akan keberadaan makhluk asing.
-
Di mana alien yang dimaksud di penelitian ini diyakini bersembunyi? Mereka mungkin bersembunyi di gunung berapi atau jauh di bawah laut.
-
Bagaimana alien bisa bepergian ke luar angkasa? Mengutip Indy100, Rabu (27/3), artikel penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of British Interplanetary Society menginvestigasi berbagai faktor yang mungkin dihadapi oleh peradaban asing di berbagai objek astronomi.
-
Dimana alien mungkin tinggal? Meskipun konsep tentang UFO dan piring terbang sering diidentikkan dengan fiksi ilmiah, realitasnya mungkin jauh berbeda.
-
Dimana tengkorak yang berbentuk mirip alien ditemukan? Ketiga tengkorak ini ditemukan di lubang pemakaman situs arkeologis Hermanov di Kroasia pada tahun 2013.
-
Apa saja penemuan yang diklaim sebagai bukti keberadaan alien? Ahli astrofisika terkemuka dari Harvard, mengklaim lebih dari 50 bola logam 'anomali' yang ditarik dari Samudra Pasifik mungkin berasal dari alien cerdas. Peneliti pada bulan Maret mengumumkan temuan mengejutkan bahwa harimau Tasmania (Thylacinus cynocephalus) mungkin bertahan di alam liar hingga tahun 1980-an.
-
Warna apa yang diprediksi para ilmuwan akan dimiliki alien? Mengutip Live Science, Selasa (11/6), penelitian menunjukkan bahwa alien mungkin memiliki warna merah, biru, atau hijau untuk melindungi diri dari sinar ultraviolet yang ekstrem. Mereka mungkin memiliki pigmen atau protein yang menyerap sinar UV, sehingga membuat mereka bersinar dalam warna yang aman.
Baca juga: Mengenal Tafsir Ibnu Katsir Beserta Isinya Lengkap
Tetapi kini ilmuwan menjelaskan jika makhluk-makhluk asing pernah menghampiri tata surya kita yang berumur 4 miliar tahun, maka mereka akan meninggalkan beberapa bukti.
Dikutip dari laman Space pekan lalu, ilmuwan mengungkap pencarian akan keberadaan makhluk asing di luar angkasa selalu dimulai dengan bukti keberadaan kehidupan. Ini adalah cara umum yang sering digunakan dalam ilmu astronomi.
Cara pertama untuk mengetahui keberadaan kehidupan di planet lain adalah mencari bahan kimia yang menghasilkan kehidupan di atmosfer planet. Langkah awal ini selalu dilakukan para astronom dan ilmuwan, seperti usaha mencari tanda kehidupan di Planet Mars dan bulan Saturnus, Titan yang kaya akan hidrokarbon.
Cara kedua untuk mencari keberadaan makhluk asing adalah melihat bukti-bukti kehidupan cerdas di sistem-sistem bintang yang diketahui manusia. Tentunya sebagai makhluk yang pintar, maka makhluk-makhluk asing akan meninggalkan jejak keberadaannya. Cara untuk mengetahui dari Bumi adalah melalui sinyal atau gelombang radio yang dipancarkan mereka.
Bagi ilmuwan, bukti keberadaan sinyal atau gelombang radio adalah dasar utama pencarian kecerdasan luar angkasa (Search for Extraterrestrial Intelligence atau SETI).
Kemudian cara ketiga adalah mencari bukti peninggalan-peninggalan besar. Sebagai makhluk pintar, tentunya mereka mampu untuk membangun struktur besar atau megastructures, seperti Bola Dyson. Keberadaan struktur besar di sekitar bintang yang mampu mengubah cahaya bintang dapat menjadi tanda-tanda keberadaan makhluk asing.
Namun hingga kini pencarian kehidupan asing di luar Bumi belum membuahkan hasil. Tetapi masih ada cara terakhir, yaitu pencarian artefak (peninggalan) makhluk-makhluk asing (Search for Extraterrestrial Artefacts atau SETA).
Ide dibalik cara terakhir ini adalah jika alien memiliki kehidupan yang sangat maju dan mereka ingin menjelajahi galaksi, baik melalui pesawat atau robot, maka makhluk-makhluk asing itu akan datang ke planet-planet lain dan mungkin akan meninggalkan berbagai bekas aktivitas mereka.
Untuk mengetahui keberadaan makhluk asing di planet lain melalui cara terakhir (SETA), maka ilmuwan harus melihat masa lalu planet itu. Makhluk asing dapat saja meninggalkan sesuatu di planet-planet yang mereka hampiri.
Hingga kini para ilmuwan dan astronom belum menyerah untuk mencari keberadaan kehidupan asing di luar angkasa. Berbagai teleskop, survei planet, dan robot-robot luar angkasa telah dikirim ke planet-planet lain.
Bagi pencarian SETA sendiri, terdapat 3 kategori kehidupan asing yang dapat dicari, yaitu peninggalan di permukaan planet, pesawat luar angkasa yang melayang di luar angkasa, dan peninggalan antarbintang.
Bagi peninggalan di permukaan planet, tanda keberadaan makhluk asing dapat dilihat melalui sisa atau pecahan pesawat ruang angkasa, robot-robot dan sampah. Kemudian untuk pesawat luar angkasa yang melayang (lurkers), pesawat-pesawat itu bisa saja ditemukan mengorbit di planet lain, memerhatikan planet lain atau merekam sesuatu yang menarik bagi mereka. Terakhir untuk peninggalan antarbintang, maka makhluk asing dapat saja meninggalkan jejak mereka dengan benda-benda yang mengambang dari satu sistem bintang ke sistem bintang lain.
Makhluk yang bepergian dari sistem bintang ke sistem-sistem lain pun pasti meninggalkan jejak, seperti cahaya laser. Objek luar angkasa yang bergerak cepat namun dapat mengubah arah secara tiba-tiba dapat saja bukan asteroid, namun bisa jadi pesawat luar angkasa.
Objek-objek di permukaan planet yang tidak menyerupai kontur geografi planet pun dapat menjadi sampah-sampah atau tanda-tanda kehidupan asing. Penyimpangan atau keanehan geokimia pun dapat menjadi ciri-ciri tanda kehidupan asing.
Meski keberadaan makhluk asing belum dapat ditemukan, hanya ada dua kemungkinan, yaitu manusia adalah satu-satunya makhluk hidup yang pintar (intelligent life) atau manusia hidup sendirian di galaksi yang sangat luas.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
(mdk/pan)