Ilmuwan China: Besar Kemungkinan Virus Corona Sudah Ada di AS Sejak September 2019
Mereka menyimpulkan, ada 50 persen kemungkinan kasus pertama terjadi AS antara Agustus dan Oktober 2019, lebih awal dari data resmi.
Sekelompok ilmuwan China dalam sebuah makalah ilmiah terbaru mengatakan besar kemungkinan Covid-19 mulai menyebar di Amerika Serikat pada September 2019.
Dalam makalah yang belum diuji sejawat ilmuwan itu, para peneliti China mengatakan mereka memakai data publik dari pemerintah AS tetang jumlah diagnosa dan pengujian serta angka kematian dari Maret 2020 dan mereka mengembangkan formula untuk menyimpulkan kemungkinan munculnya kasus Covid-19 di AS pada 2019.
-
Apa yang ditemukan di China baru-baru ini? Spesies Baru Titanosaurus Ditemukan di China, Hidup di Zaman Kapur Ahli paleontologi di Tiongkok menemukan fragmen fosil dari genus dan spesies baru dinosaurus sauropoda titanosaurian yang hidup di Bumi selama periode Kapur.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang sedang dirancang oleh China di luar angkasa? China sedang Merancang Teleskop Luar Angkasa yang Tujuannya Bisa Kalahkan Hubble, Begini Spesifikasinya Demi menglahkan Hubble, China membuat teleskop yang punya spesifikasi tinggi.
-
Apa yang ditemukan di China selatan? Sebuah fosil buaya yang telah punah ditemukan dengan kondisi terpenggal di China selatan.
-
Bagaimana Pertempuran Wuhan berakhir? Pada 25 Oktober 1938, pasukan Jepang berhasil memasuki Wuhan setelah mengalahkan pertahanan Tiongkok.
-
Toilet viral di China ini seperti apa? Sebuah video viral memperlihatkan penampakan toilet di China yang sangat berbeda pada umumnya. Melansir dari unggahan akun Instagram @mksinfo.official, menyediakan bilik khusus. Jika pada umumnya, hanya dibagi dalam tiga kategori yaitu, wanita, pria dan difabel, toilet ini justru menyediakan bilik untuk couple. Artinya, di dalam satu bisa digunakan oleh dua gender dalam waktu bersamaan.
Mereka menyimpulkan, ada 50 persen kemungkinan kasus pertama terjadi AS antara Agustus dan Oktober 2019, lebih awal dari data resmi.
"Hasil kesimpulannya memperlihatkan epidemi Covid-19 punya kemungkinan mulai menyebar di AS pada September 2019," kata mereka dalam makalah yang dipublikasi ChinaXiv.org, seperti dilansir laman South China Morning Post, Jumat (24/9).
Juga dikatakan, berdasarkan data dari 12 perwakilan wilayah di AS, rentang kemungkinan munculnya kasus pertama adalah di Rhode Island, yakni pada 26 April 2019, dan yang paling belakangan adalah pada November 2019 di Delaware.
Namun para peneliti tidak mempertimbangkan bahwa banyak kasus awal dalam catatan pemerintah AS adalah kasus impor dari sejumlah sumber di Eropa atau Asia.
"Ini analisis yang buruk kualitasnya, saya meragukan hasil penelitian ini bisa diterbitkan di jurnal internasional," kata ahli kesehatan yang menolak diketahui identitasnya.
"Semua analisis soal tingkat kasus positif harus dihitung dari bagaimana pengujian dilakukan, dan interpolasi di luar data yang diamati selalu cukup sulit," kata sang ahli.
"Di awal pandemi, negara-negara terfokus pada pengujian dari turis China ketimbang warga lokal, jadi data awal tidak sepenuhnya menggambarkan penularan lokal."
China mengatakan kasus pertama Covid-19 tercatat pada Desember 2019. Sementara di AS kasus pertama diidentifikasi pada 20 Januari dari pasien yang punya catatan pernah ke Wuhan, China, lokasi kasus pertama Covid-19 yang dilaporkan.
Makalah ini ditulis oleh Zhouwang Yang, profesor dari sekolah matematika sains di Universitas Sains dan Teknologi China, Guo Tiande dari CAS dan dua akademisi lain dari UST.
Makalah ini dipublikasikan saat China tengah menepis berbagai kritikan AS tentang informasi awal kasus Covid-19 dan seruan negara Barat serta Badan Kesehatan Dunia (WHO) agar penyelidikan selanjutnya bisa dilakukan di China untuk menelusuri asal-usul Covid-19.
Beijing sudah mengatakan mereka menolak penyelidikan lebih lanjut diadakan di China setelah kunjungan kedua WHO di Wuhan pada Februari lalu untuk menelusuri asal mula virus corona yang menyebabkan pandemi. China malah mengatakan penyelidikan selanjutnya harusnya diadakan di negara lain.
Dalam beberapa bulan terakhir, China jelas-jelas mengarahkan telunjuk ke AS, terutama setelah Presiden AS Joe Biden meminta intelijen AS menyelidiki apakah virus corona bocor dari laboratorium di Wuhan, teori yang sejak awal sudah dibantah oleh sejumlah ilmuwan pada hari-hari awal pandemi namun kembali meraih perhatian belakangan ini.
Beijing membalas dengan menyebut laboratorium militer di Fort Detrick, Maryland, AS, bisa jadi sumber awal virus corona, seraya mengutip kabar tentang penutupan lab itu karena terjadi pelanggaran keselamatan terkait materi berbahaya.
Baca juga:
Afrika Protes 'Apartheid Vaksin', Ketimpangan Pasokan Dosis Negara Kaya & Miskin
Penelitian: Hewan Ilama Bisa Jadi Senjata Rahasia Perangi Covid-19
CEO Moderna Nilai Pandemi Covid-19 Bisa Berakhir Tahun Depan
Dukun Sri Lanka Meninggal karena Covid Setelah Buat Ramuan Anti Virus Corona
AS Setujui Pemberian Booster Vaksin Covid Pfizer untuk Lansia & Orang Berisiko Tinggi
Ahli Kesehatan Inggris: Penularan Covid-19 Tertinggi Terjadi Pada Anak-Anak
AS akan Sumbangkan Tambahan 500 Juta Dosis Vaksin Covid-19 ke Negara Miskin