Ilmuwan China Bikin Alat Tes Covid-19 dengan Hasil 4 Menit
Peneliti dari Universitas Fudan di Shanghai mengatakan, jika alat ini dikembangkan lebih jauh, maka alat buatan mereka itu bisa dipakai di bandara, klinik, ruang gawat darurat dan rumah tinggal.
Ilmuwan China mengatakan mereka mengembangkan sebuah alat tes Covid-19 yang bisa memberikan hasil akurat dalam waktu empat menit saja. Akurasi alat ini sama dengan tes PCR yang sudah umum dilakukan.
Peneliti dari Universitas Fudan di Shanghai mengatakan, jika alat ini dikembangkan lebih jauh, maka alat buatan mereka itu bisa dipakai di bandara, klinik, ruang gawat darurat dan rumah tinggal. Tidak seperti tes PCR yang saat ini umum dilakukan, sampel dari alat ini tidak membutuhkan banyak analisis laboratorium, kata mereka.
-
Apa yang ditemukan para ilmuwan pada Tembok Besar China? Sebuah penelitian yang diterbitkan pada 8 Desember di jurnal Science Advances mengungkapkan, peneliti sedang mencari cara terbaik untuk melindungi Tembok Besar China dari angin dan erosi. Mereka mencatat struktur tersebut "sebagian besar dihuni oleh biocrust."
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan di China? Ilmuwan menemukan fosil larva cacing yang hidup sekitar 500 juta tahun lalu.
-
Bagaimana para peneliti meneliti celah-celah misterius di Tembok Besar China? Salah satu bagian penelitian ialah memetakan lengkungan tersebut menggunakan citra satelit dari Google, Bing, sistem informasi geografis (GIS), dan citra, gambar mata-mata Amerika Serikat dari tahun 1960-an, atlas China, dan peta Soviet.
-
Apa yang ditemukan di China selatan? Sebuah fosil buaya yang telah punah ditemukan dengan kondisi terpenggal di China selatan.
-
Siapa yang bisa mengambil manfaat dari peribahasa China? Untuk bekal diri, Anda bisa membaca kata-kata pepatah dan peribahasa China bijak.
-
Apa arti dari frasa 'Sangar Awakmu Cak'? "Sangar" dalam Bahasa Jawa atau "keren" dalam Bahasa Indonesia berarti luar biasa atau mengesankan. Secara keseluruhan, Sangar Awakmu Cak artinya Keren Kamu. Ungakapan ini memberikan pujian atau mengakui sesuatu yang dianggap keren atau hebat kepada seseorang dengan nada akrab.
Para peneliti menuturkan, alat tes terbaru ini memakai komponen mekanik yang dibuat dari DNA dikombinasikan ndengan mikroelektron untuk mentedektsi materi dalam tes usap dan mengubahnya menjadi sinyal elektrik. Alat ini dihubungan ke sebuah komputer atau ponsel pintar untuk menampilkan hasilnya.
"Tes ini bisa memudahkan karena menawarkan deteksi Sars-CoV-2, mudah dioperasikan, tingkat sensitivitas dan spesifikasinya cukup tinggi dan mudah dibawa-bawa," kata tim peneliti yang menulis di artikel jurnal Nature Biomedical Engineering.
Permintaan alat tes virus corona kian melonjak di dunia seiring kian meningkatnya kasus Covid-19 akibat varian Omicron dan Delta. Pabrik-pabrik di China berkejaran dengan waktu untuk memenuhi lonjakan permintaan baik di dalam maupun luar negeri.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) tes PCR masih yang paling akurat untuk mendiagnosa Covid-19. Sampel dites di lab oleh personel yang terlatih dengan hasil yang bisa diketahu dalam satu atau beberapa hari.
Sementara itu tes antigen atau rapid tes, mendeteksi protein tertentu dari permukaan virus corona dan bisa dilakukan di mana saja karena sampelnya tidak perlu diperiksa di lab dan lebih murah. Hasilnya pun bisa keluar dalam 15-30 menit. Tapi tes antigen tidak seakurat tes PCR.
Para peneliti Fudan mengatakan alat tes mereka bisa mendeteksi virus corona di bawah empat menit--dengan waktu rata-rata satu menit--dalam keseluruhan tes usap terhadap 33 orang yang sudah dinyatakan positif Covid-19 oleh tes PCR.
Tes ini tidak keliru memberikan hasil positif terhadap 54 sampel dari orang yang tidak terkena Covid-19, kata laporan para peneliti. Termasuk 23 orang yang mengalami demam tapi hasil tes PCR-nya negatif dan enam orang yang influenza dan 25 relawan yang sehat.
Laporan di jurnal itu juga menyatakan di masa depan alat ini bisa dipakai untuk mendeteksi penyakit lain.
"Selain Covid-19, pengembangan dari sistem elektromekanis molekular bisa memberikan diagnosa akurat terhadap penyakit lain dalam beberapa menit, tanpa harus penyaringan sampel yang biasanya memerlukan waktu sekian jam atau hari," kata para peneliti.
(mdk/pan)