Ilmuwan Hidupkan Lagi Organ Babi yang Sudah Mati
Para ahli mengatakan terobosan ini bisa diartikan bahwa kita perlu memperbarui definisi tentang kematian.
Para ilmuwan menyampaikan pada Rabu, mereka mengembalikan aliran darah dan fungsi sel dari babi yang telah meninggal selama satu jam. Para ahli mengatakan terobosan ini bisa diartikan bahwa kita perlu memperbarui definisi tentang kematian.
Temuan ini juga memberikan harapan untuk penggunaan organ babi pada manusia, yang bisa menyelamatkan nyawa ribuan orang di dunia yang memerlukan cangkok atau transplantasi organ tubuh.
-
Dimana para ilmuwan mengambil inti es yang berisi virus purba? Pada 2015 tim peneliti internasional menjelajah ke Gletser Guliya yang terpencil di Dataran Tinggi Tibet di Himalaya untuk mengumpulkan inti es sepanjang ratusan meter.
-
Bagaimana para ilmuwan mengetahui virus mana yang berbahaya? Tim peneliti menggunakan sel amoeba untuk mengetahui virus apa yang berbahaya. Dalam penelitian, tim peneliti menemukan hanya satu virus yang dapat membunuh sel amoeba yaitu ‘lytic viruses’.
-
Bagaimana peran pemetaan virus di lautan dalam penelitian? Ketika para peneliti memperoleh pemetaan virus di lautan, hal ini sangat mempermudah penelitian mereka. Peta virus di lautan memainkan peran penting karena memungkinkan para peneliti untuk mengidentifikasi dan mempelajari jenis virus yang ada.
-
Kenapa ilmuwan meneliti virus purba di Himalaya? Penelitian itu memberi gambaran singkat tentang bagaimana virus beradaptasi dengan perubahan iklim selama ribuan tahun.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
Kendati demikian, ini juga bisa memicu perdebatan terkait etika prosedur, khususnya setelah beberapa babi yang seolah-olah mati menggerakkan kepalanya tiba-tiba selama percobaan, yang mengejutkan para ilmuwan.
Dalam penelitian terbaru yang diterbitkan di jurnal Nature ini, tim ilmuwan berusaha memperluas teknik tersebut untuk seluruh badan babi.
Babi yang dibius dibuat mengalami serangan jantung sehingga aliran darah ke selutuh tubuhnya terhenti. Tindakan ini menghilangkan oksigen dari sel-sel tubuh dan tanpa oksigen mamalia itu akan mati. Babi-babi dalam percobaan itu mati selama satu jam.
Lalu para ilmuwan memompa tubuh babi dengan cairan yang mengandung darah babi, juga sel darah merah (hemoglobin) sintetis atau protein yang berfungsi mengalirkan oksigen ke dalam sel darah merah. Babi juga diberikan obat yang melindungi selnya dan mencegah pembekuan darah.
Darah kembali mengalir dan banyak sel mulai berfungsi kembali termasuk organ vital seperti jantung, hati, dan ginjal, selama enam jam dari uji coba.
"Sel-sel ini berfungsi beberapa jam setelah mereka tidak berfungsi, ini menyampaikan kepada kita bahwa kematian sel bisa dihentikan," jelas peneliti dan penulis riset dari Universitas Yale, Nenad Sestan, dikutip dari South China Morning Post, Kamis (4/8).
Peneliti lainnya dari Yale, David Andrijevic mengatakan tim berharap teknik yang disebut OrganEx itu bisa digunakan untuk menyelamatkan organ.
Selama eksperimen berlangsung, hampir semua organ babi melakukan pergerakan dengan kepala dan leher mereka, menurut tim peneliti Stephen Latham dari Yale.
"Cukup mengejutkan orang-orang di ruangan itu," ujarnya kepada jurnalis.
Latham mengatakan, walaupun tidak diketahui penyebab pergerakan tersebut, tidak ada aktivitas listrik yang terekam dalam otak babi, yang menunjukkan bahwa mereka tidak pernah sadar kembali setelah mati.
Walaupun ada "ledakan kecil" pada mesin EEG yang mengukur aktivitas otak pada saat gerakan, menurut Latham itu mungkin disebabkan oleh pergeseran kepala yang mempengaruhi perekaman.
Teknik ini juga berpotensi bisa digunakan untuk menghidupkan manusia.
Sam Parnia dari Fakultas Kedokteran Grossman New York University mengatakan penelitian ini sangat luar biasa dan penting. Menurutnya, ini menunjukkan kematian bukan hitam dan putih tapi lebih ke "proses biologis yang masih bisa ditangani dan dibatalkan selama beberapa jam setelah terjadi."
Baca juga:
Warga Korea Selatan akan Dipasangi Alat Pemantau di Tubuh, Begini Bentuknya
Fosil Ikan Predator dengan Mata Terbelalak & Mulut Menganga Zaman Jurassic Ditemukan
Melawan Virus dengan Mikroba Demi Masa Depan Dunia
Bakteri Langka dan Berbahaya Cemari Tanah di AS
Pasien Cangkok Jantung Babi Pertama di Dunia Meninggal Dua Bulan Setelah Operasi
Peneliti Jerman Ciptakan Babi Spesies Baru untuk Transplantasi Organ ke Manusia
Tim Dokter AS Berhasil Cangkok Jantung Babi pada Manusia
Pertama di Dunia, Dokter Bedah AS Berhasil Cangkok Jantung Babi pada Manusia