Ilmuwan Rekonstruksi Suara Mumi Mesir Berusia 3.000 Tahun Pakai Alat Canggih, Dengarkan Rekamannya di Sini
Rekaman suara mumi tersebut bisa didengarkan di bagian terakhir artikel ini.
Rekaman suara mumi tersebut bisa didengarkan di bagian terakhir artikel ini.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di Mesir Kuno? Pada awal milenium pertama, banyak mumi di Mesir ditemukan dengan potret seperti aslinya yang memperliahatkan mata mumi yang cerah, gaya rambut, dan perhiasannya.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di kotoran mumi? Penelitian ini mengungkap penduduk Karibia kuno memakan berbagai macam tanaman, tembakau, bahkan kapas.
-
Kenapa arkeolog meneliti kotoran mumi? Lewat penelitian kotoran mumi, arkeolog bisa mengetahui pola makan manusia ribuan tahun lalu.
-
Bagaimana para arkeolog mengetahui asal manik-manik di makam kuno? Arkeolog Moisés Valadez Moreno dari Institut Antropologi dan Sejarah Nasional Meksiko (INAH) mengungkapkan bahwa sebagian besar manik-manik ini berasal dari 186 mil (300 kilometer), arah timur menuju Teluk Meksiko.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Irulegi yang mengungkap bahasa kuno? Para peneliti menemukan bukti langka tentang bahasa kuno misterius dalam cetakan tangan perunggu berusia 2.100 tahun.
-
Mengapa arkeolog mempelajari panci kuno? Kasus ini telah lama menjadi topik pembahasan para ilmuan arkeologi mengenai kesimpulan bagaimana alat-alat kuno digunakan oleh manusia purba dalam membuat makanan berdasarkan catatan tertulis.
Ilmuwan Rekonstruksi Suara Mumi Mesir Berusia 3.000 Tahun Pakai Alat Canggih, Dengarkan Rekamannya di Sini
Berkat teknologi pencetak tiga dimensi (3D) yang sangat canggih, para peneliti sekarang bisa merekonstruksi suara mumi Mesir kuno berusia 3.000 tahun. Untuk pertama kalinya, masyarakat bisa mendengar suara orang yang hidup ribuan tahun lalu tersebut.
Menurut laporan New York Times, arkeolog membangkitkan kembali suara seorang pendeta Mesir bernama Nesyamun. Dalam rekaman tersebut, dia menyanyikan lagu pujian di kuil Karnak di Thebes, berdoa kepada dewi Mesir kuno seperti Nut yang kenala sebagai dewa langit dan surga.
Ketika Nesyamun meninggal, lagu pujiannya itu diabadikan di peti matinya bersama sebuah prasasti yang berbunyi, "Nesyamun, suara sejati". Namun seperti apa sebenarnya suara Nesyamun? Para ilmuwan tak sabar menemukan jawabannya.
- Ilmuwan Temukan Hiu Berumur 500 Tahun
- Ilmuwan Ungkap Makanan Terakhir yang Masih Ada di Dalam Perut Mumi Berusia 2.400 Tahun, Ternyata Hidangan Lezat dan Bergizi
- Ilmuwan Ungkap Asal Usul Demak dan Kudus Jadi Daratan, Dulunya Selat Muria
- Ilmuwan China Bikin Alat Militer Super Canggih, Musuh Tak Bisa Sembunyi di Mana Pun, Begini Cara Kerjanya
Menurut studi yang diterbitkan Scientific Reports, tim peneliti di Inggris berhasil menciptakan kembali suara Nesyamun setelah tiga milenium. Tujuan utama adalah membangun kembali sistem vokal mumi tersebut. Beruntungnya, dalam proses mumifikasi pendeta Mesir itu, tenggorokan dan mulutnya masih utuh.
"Proses mumifikasi merupakan kunci di sini," kata ahli Mesir Universitas York Inggris dan salah satu penulis studi, Joann Fletcher, dikutip dari laman All That Interesting, Minggu (7/7).
Kualitas mumifikasi yang sangat bagus membuat bentuk sistem vokal mumi itu masih sangat bagus, tambah Fletcher. Para peneliti memindai mumi tersebut menggunakan CT-scanner untuk memproduksi gambar 3D tenggorokan mumi.
Gambar ini kemudian dicetak menggunakan pencetak 3D dan digabung dengan pangkal tenggorokan elektronik untuk merekonstruksi "suara yang keluar dari sistem vokalnya (mumi) ketika dia berada di dalam peti mati dan pangkal tenggorokkannya bisa dihidupkan lagi," kata ilmuwan suara Royal Holloway London dan anggota tim peneliti, David Howard.
Melalui cara tersebut, peneliti berhasil membangkitkan kembali suara Nesyamun.
Namun sejauh ini, mumi tersebut hanya bisa memproduksi satu bunyi yang mirip "ah" atau "eh". Tapi ada juga yang mendengarnya seperti suara lenguhan sapi "moo".
"Dia tentunya belum bisa berbicara saat ini," kata Howard.
Namun, lanjutnya, suatu hari ada kemungkinan mumi itu bisa berbicara atau memproduksi kata-kata. Rekonstruksi suara orang yang sudah mati ribuan tahun lalu dengan cara seperti ini baru pertama kali dilakukan. Ini merupakan langkah signifikan pertama untuk menciptakan ulang kosakata sonik lengkap dan membuat mumi tersebut bisa berbicara sepenuhnya.
Tim berharap bisa memodifikasi perangkat lunak komputer untuk memprediksi elemen suara seperti ukuran dan pergerakan lidah serta posisi rahangnya. Dengan demikian, para ilmuwan bisa menciptakan replika akurat dari pola bicara mumi tersebut.
Menurut arkeolog yang meneliti mumi Nesyamun, pendeta itu kemungkinan meninggal saat berusia 50-an tahun. Penyebab kematiannya diduga karena reaksi alergi akibat gigitan serangga di lidahnya. Ini dapat menjelaskan mengapa lidah mumi ini masih utuh terhubung ke lehernya tanpa pembusukan.
Dengar suara mumi di link di bawah ini: