Arkeolog Temukan Tongkat Sihir Berusia 12 Ribu Tahun di Dalam Gua di Australia, Diduga Milik Dukun buat Menyantet Musuh
Penemuan tongkat sihir berusia 12 ribu tahun dalam gua di Australia ungkap budaya tersembunyi di baliknya.
Penemuan tongkat sihir berusia 12 ribu tahun dalam gua di Australia ungkap budaya tersembunyi di baliknya.
Arkeolog Temukan Tongkat Sihir Berusia 12 Ribu Tahun di Dalam Gua di Australia, Diduga Milik Dukun buat Menyantet Musuh
Arkeolog Australia berhasil menemukan dua tongkat misterius dalam sebuah gua di Australia.
Melansir laman arkeonews.net, Jumat (5/7) tongkat tersebut disebut sangat mirip dengan tongkat yang digunakan untuk praktik sihir dan kutukan Aborigin yang muncul pada abad ke-19.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Australia? Sebuah studi baru di Quaternary Science Review membantah keyakinan lama bahwa suku Aborigin Australia tidak membuat tembikar. Para peneliti di Pusat Keunggulan Dewan Penelitian Australia untuk Keanekaragaman Hayati dan Warisan Australia bermitra dengan komunitas Aborigin Dingaal dan Ngurrumungu untuk pertama kalinya melakukan penggalian di Jiigurru (Pulau Kadal).
-
Apa temuan arkeolog di Australia? Dua tongkat kayu ditemukan di sebuah gua di Australia, menunjukkan tanda-tanda pembuatan yang sangat mirip dengan praktik sihir dan perdukunan Aborigin yang dijelaskan pada abad ke-19.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di gua purba? Para arkeolog menemukan simbol 'suka' ini saat melakukan pembersihan berkala dan konservasi lukisan batu prasejarah Lascaux yang terkenal di dekat desa Montignac, Prancis Selatan.
-
Dimana tongkat ular ditemukan? Tongkat ini ditemukan dalam lapisan gambut yang terkubur di Kota Jarvensuo, 120 km di sebelah barat laut Helsinki. Kondisinya utuh dan terawat.
-
Siapa yang menemukan makam dukun itu? Pada 1934, pekerja di Jerman menemukan kuburan seorang perempuan yang ditempatkan dalam posisi duduk dengan bayi di antara kakinya.
Tongkat kayu itu diperkirakan berumur sekitar 11.000–12.000 tahun.
Kemungkinan besar jadi periode waktu terlama yang kita punya bukti bahwa praktik budaya masih berlanjut di mana pun di dunia.
Menurut kajian Nature Human Behavior, temuan ini mungkin berkaitan dengan ritual tertua yang diketahui dan diwariskan secara turun temurun sejak zaman es terakhir hingga zaman kolonial.
Temuan tongkat sihir ini terjadi di Gua Cloggs di tenggara Australia, sebuah situs arkeologi yang kaya.
Letaknya ada di atas tebing batu kapur dengan pemandangan kaki bukit Alpen Australia yang hijau. Gua ini berada 12 meter di bawah permukaan tanah.
Gua ini juga mengungkap warisan budaya Aborigin yang luas dan masih dilestarikan.
Gua Cloggs berada di wilayah Gippsland Victoria, terletak di wilayah masyarakat GunaiKurnai.
Menurut informasi, aktivitas manusia di sana sudah ada sejak 25.000 tahun yang lalu.
Salah satunya temuan sebatang pohon Casuarina sepanjang 40 sentimeter (16 inci) yang sedikit terbakar dan dikelilingi bebatuan kapur muncul dari perapian seukuran tangan.
Tongkat kayu pohon tersebut diberi penanggalan karbon yang Kayu apa pun jarang bisa bertahan selama itu, dan tongkatnya menunjukkan kualitas yang lebih luar biasa.
Tongkat tersebut membawa lipid dari lemak manusia atau hewan, dan ranting-ranting yang bercabang telah dihilangkan dengan hati-hati.
Penggalian lebih lanjut menemukan batang Casuarina serupa, kira-kira seribu tahun lebih muda, namun diproses dengan cara yang sama.
Penelitian lebih lanjut dilakukan untuk mencari gambaran yang lebih komprehensif.
Kedua batang kayu tersebut diletakkan di atas perapian mini, yang hanya berupa pagar batu seukuran pohon palem yang dipenuhi rumput dan abu ranting yang sepertinya baru saja terbakar dalam waktu yang sangat singkat.
Masyarakat GunaiKurnai saat ini sudah tidak tahu kegunaan tongkat tersebut berdasar kebudayaan mereka.
Akhirnya para peneliti mencoba menganalisis teks-teks etnografi lama, yang menempatkan segala sesuatunya dalam konteks seiring dengan akumulasi bukti.
Pada tahun 1887, ahli geologi pemerintah Alfred Howitt menggambarkan ritual para dukun yang oleh masyarakat setempat disebut mulla-mulung.
Teks etnografi lain juga mengaitkan tongkat Casuarina dengan ilmu sihir.
Howitt menulis catatan tentang praktik mistik untuk menyembuhkan orang sakit atau menyantet musuh, berdasarkan pengamatan pribadi dan catatan dari orang Aborigin.
Salah satu laporan ini memiliki kemiripan yang mengejutkan dengan bukti yang ditemukan di dalam gua.
Sepotong pakaian, potongan rambut, atau sisa makanan diperoleh oleh dukun dan ditempelkan pada ujung tongkat yang dicelupkan ke dalam lemak manusia atau kanguru untuk melukai musuh.
Tongkat itu kemudian ditaruh di samping api kecil, dan mulla-mullung menyanyikan nama korban yang dituju sampai tongkat itu jatuh ke dalam api, menimbulkan mantra yang menentukan.
Kayu itu berumur sekitar 12.000 tahun dan menjadikannya artefak kayu tertua yang masih ada yang ditemukan di Australia.
Penulis sekaligus Arkeolog Bruno David, mengatakan adanya perpaduan bukti arkeologi dan catatan etnografi menunjukkan berapa lama tradisi Aborigin bertahan.
“Itu adalah kesinambungan selama 12.000 tahun, mewariskan pengetahuan dari satu generasi ke generasi berikutnya, tentang praktik budaya yang hampir tetap utuh selama 500 generasi,” katanya.
Bukan menjadi tempat tinggal seperti dugaan sebelumnya, gua ini justru lebih berfungsi sebagai tempat ritual yang terpencil.