Bukan Kera atau Primata, 2.000 Tahun Lalu Hewan Ini Dianggap 'Hampir Seperti Manusia'
Penelitian ini memeriksa situs arkeologi Curracurrang di selatan Sydney.
Arkeolog dari Universitas Nasional Australia menemukan situs makam berisi sisa-sisa jasad manusia dan hewan ini.
Bukan Kera atau Primata, 2.000 Tahun Lalu Hewan Ini Dianggap 'Hampir Seperti Manusia'
Sekitar 2.000 tahun lalu, di masa sebelum kolonisasi Eropa di Australia, hubungan antara manusia dan dingoes (anjing liar Australia) tampaknya sangat erat. Demikian menurut temuan terbaru arkeolog di Universitas Nasional Australia.
Penelitian ini memeriksa situs arkeologi Curracurrang di selatan Sydney, di mana sisa-sisa tulang dingo ditemukan dikubur bersama-sama dengan sisa-sisa jasad manusia, menandakan ada ikatan erat antara kedua makhluk ini.
-
Hewan purba apa yang ditemukan di Australia? Para ilmuwan menemukan makhluk aneh yang dijuluki 'echidnapus', yang mereka yakini hidup di Australia pada zaman prasejarah.
-
Hewan apa yang ditemukan di Australia? Quaestio simpsonorum adalah hewan pertama yang menunjukkan asimetri kiri-kanan yang pasti, sebuah tanda penting perkembangan evolusi, seperti dikutip dari Phys.org, Kamis (17/10).
-
Hewan purba apa yang ditemukan? Fosil tengkorak yang masih utuh itu ditemukan dalam endapan batu raksasa. Berkat penemuannya, ilmuwan berhasil mengidentifikasi spesies baru anjing laut.
-
Apa hewan purba yang ditemukan? Hewan purba ini merupakan spesies Dinocephalosaurus orientalis.
-
Siapa yang menemukan spesies manusia purba ini? Penemuan ini diumumkan oleh ilmuwan dari Akademi Sains China dan beberapa universitas di China, serta ilmuwan dari Pusat Penelitian Nasional Evolusi Manusia di Spanyol.
Dr. Loukas Koungoulos, peneliti utama, mengungkapkan meskipun tidak semua dingoes di kamp diberikan pemakaman, proses pemakaman mereka identik atau hampir identik dengan upacara pemakaman manusia di daerah yang sama.
Ini menunjukkan manusia pada waktu itu memiliki hubungan yang erat dengan dingoes dan memberikan mereka status "hampir seperti manusia."
Selain pemakaman, temuan gigi dingo di situs tersebut menyiratkan mereka mungkin memakan sisa-sisa makanan manusia, seperti tulang-tulang besar.
Yang lebih mengejutkan adalah penemuan sisa-sisa dingoes dari berbagai usia di situs tersebut, mulai dari anak-anak hingga dingo dewasa berusia enam hingga delapan tahun. Ini menunjukkan penduduk asli Australia tidak hanya merawat anak-anak dingoes sebelum melepaskannya kembali ke alam liar, tetapi juga membangun hubungan yang jauh lebih mendalam dengan hewan-hewan ini.
Sumber: Arkeonews
Menurut Profesor Susan O'Connor, salah satu penulis penelitian, hubungan antara dingoes dan penduduk asli Australia sudah kuat bahkan sebelum kedatangan orang Eropa. Hal ini menegaskan hubungan ini bukan hanya sesuatu yang terjadi dalam era kolonial, tetapi telah berlangsung lama sebelumnya.
Dalam banyak wilayah Australia saat ini, dingoes sering dianggap sebagai hama. Namun, penemuan ini mengungkapkan pada masa lalu, mereka memiliki tempat yang istimewa dalam budaya dan kehidupan masyarakat asli Australia, yang mungkin mengubah pandangan kita tentang hubungan manusia dan hewan di masa lalu.
Sumber: Arkeonews