Ilmuwan Uni Emirat Arab Suntikkan Sampel Covid-19 ke Unta untuk Teliti Antibodi Virus
Seorang ilmuwan di Uni Emirat Arab memelopori penelitian untuk mengetahui bagaimana unta – yang kebal virus corona – dapat memberikan jawaban penting terkait cara menangani pandemi global dan merawat pasien yang terinfeksi.
Seorang ilmuwan di Uni Emirat Arab memelopori penelitian untuk mengetahui bagaimana unta – yang kebal virus corona – dapat memberikan jawaban penting terkait cara menangani pandemi global dan merawat pasien yang terinfeksi.
Ahli mikrobiologi hewan dan kepala Laboratorium Penelitian Kedokteran Hewan Pusat di Dubai, Dr. Ulrich Wernery, dan timnya menyuntikkan sampel virus Covid-19 mati ke dalam punuk unta untuk menguji antibodi yang diproduksi hewan padang pasir itu. Hal ini disampaikan Werenery kepada Al Arabiya.
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Dimana para ilmuwan mengambil inti es yang berisi virus purba? Pada 2015 tim peneliti internasional menjelajah ke Gletser Guliya yang terpencil di Dataran Tinggi Tibet di Himalaya untuk mengumpulkan inti es sepanjang ratusan meter.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
Sementara unta dikenal sebagai inang MERS – penyakit pendahulu Covid-19 yang menyebabkan penyakit pernapasan akut, masalah saluran pencernaan, gagal ginjal, dan kematian – penelitian menunjukkan unta sebenarnya kebal terhadap virus corona baru penyebab Covid-19.
Menurut Wernery, ini karena unta tidak memiliki reseptor virus – sebuah sel inang yang dikenali virus sebagai gerbang untuk memasuki sel –yang dimiliki manusia dan hewan lain yang membuat mereka rentan terhadap Covid-19.
Dia mengatakan virus MERS-CoV bisa bersarang dalam badan unta, tetapi tidak membuat mereka sakit.
“Dengan Covid-19, virus tidak bisa melekat pada sel mukosa saluran pernapasan unta sebagai reseptor itu karena reseptornya tidak ada atau tumpul,” jelasnya, dikutip dari Al Arabiya, Selasa (4/5).
“Ini membuat semuanya sangat menarik. Di samping manusia, cerpelai, dan kucing – kecil dan besar, seperti harimau dan singa – bisa terinfeksi Covid-19 dan bisa menularkan virus ke kucing lain dan pada manusia dan sebaliknya. Tapi tidak unta.”
Covid-19 ditemukan di beberapa hewan. Gorila di kebun binatang di San Diego adalah prima non manusia pertama yang dites positif virus corona.
Seekor kucing di Surrey, Inggris, menjadi hewan pertama Inggris yang dites positif virus corona. Seekor harimau di Kebun Binatang Bronx juga hewan pertama di AS yang dites positif. Empat singa juga positif virus corona di Kebun Binatang Barcelona. Di Kebun Binatang Kentucky, macan tutul saljut dites positif virus corona.
Varian mutan virus juga ditemukan dalam sebuah cerpelai Denmark, di mana 17 juta ekor cerpelai dimusnahkan. Sherpard Jerman merupakan anjing pertama di AS yang dikonfirmasi positif Covid-19.
Namun demikian, para ilmuwan dan WHO mengatakan risiko binatang menyebarkan Covid-19 ke manusia rendah.
Sementara sumber pasti Covid-19 belum diketahui, ilmuwan WHO yakin virus itu kemungkinan besar berasal dari kelelawar.
Wernery berharap penelitiannya bisa memberikan jawaban lebih jauh terkait Covid-19 dan memberikan opsi pengobatan alternatif.
“Kami telah menyuntikkan unta-unta kami dengan virus Covid-19 mati untuk memproduksi antibodi dan kami menggunakan darah ini untuk menetapkan tes yang yang lebih baik untuk diagnosis Covid-19,” jelasnya.
“Kami harap mungkin suatu hari kita bisa menggunakan darah – antibodi – dari unta untuk mengobati manusia melawan infeksi Covid-19,” lanjutnya.
Baca juga:
Minim Anggaran, Pembangunan Jembatan Gantung di Lebak Ini Dibantu Pemerintah Arab
Suka Mobil dari Kecil, Perempuan Ini Jadi Montir Berjilbab di Uni Emirat Arab
Potret Montir Berhijab di Uni Emirat Arab
Uni Emirat Arab Bakal Investasi Rp7,2 Triliun di Aceh Singkil
Usai Jadi Nama Jalan, Pangeran Abu Dhabi Berminat Bangun Pabrik Vaksin di Indonesia
CEK FAKTA: Hoaks Penggantian Nama Tol Japek Karena Dijual