Ini lelaki China terakhir berprofesi pemijat payudara
Banyak lelaki iri padanya.
Para lelaki sejagat bisa jadi ngiri dengan profesi Yang Jun. Lelaki asal China ini merupakan kaum adam terakhir menjadi pemijat payudara.
Surat kabar the Huffington Post melaporkan, Ahad (18/8), Jun mengabaikan ketidaksetujuan orang tua dia, bahkan kecemburuan pacarnya atas profesi itu. Dia juga tidak mempedulikan orang lain menertawakan pekerjaanya. Jun mencintai profesinya.
-
Apa yang ditemukan di China selatan? Sebuah fosil buaya yang telah punah ditemukan dengan kondisi terpenggal di China selatan.
-
Apa yang ditemukan di China baru-baru ini? Spesies Baru Titanosaurus Ditemukan di China, Hidup di Zaman Kapur Ahli paleontologi di Tiongkok menemukan fragmen fosil dari genus dan spesies baru dinosaurus sauropoda titanosaurian yang hidup di Bumi selama periode Kapur.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan di China? Ilmuwan menemukan fosil larva cacing yang hidup sekitar 500 juta tahun lalu.
-
Apa yang sedang dirancang oleh China di luar angkasa? China sedang Merancang Teleskop Luar Angkasa yang Tujuannya Bisa Kalahkan Hubble, Begini Spesifikasinya Demi menglahkan Hubble, China membuat teleskop yang punya spesifikasi tinggi.
-
Apa yang ditemukan di China selain fosil Stegosaurus? Penemuan ini terjadi pada 2017 di Daerah Otonomi Manchu Fengning, Provinsi Hebei Utara, China, bersama dengan nenek moyang primitif Triceratops.
-
Siapa yang menyusun kumpulan nama China untuk laki-laki ini? Dirangkum merdeka.com dari berbagai sumber, Rabu (25/10) berikut 115 nama china untuk laki-laki selengkapnya.
Pemijat payudara di China pekerjaan didominasi perempuan. Tercatat hanya Jun menggeluti profesi itu meski dia hanya mempunyai dua pelanggan dan bayarannya sekitar Rp 350 ribu namun dia menjalaninya dengan senang. "Suatu saat pekerjaan ini akan sangat berkembang," ujarnya. Meski demikian dia juga harus sabar menghadapi kecurigaan para suami pelanggannya yang terus memelototi dirinya selama sesi pijat payudara berlangsung.
Jun memiliki semangat menghidupkan kembali kegiatan menyusui lantaran di China banyak susu formula sudah tercemar bakteri berbahaya. Saat ini hanya 28 persen bayi di China mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif satu semester. Pemerintah Ibu Kota Beijing tengah meningkatkan program menyusui ini hingga 50 persen akan terlaksana pada 2020.
China juga tengah gencar mempromosikan pemberian ASI pada bayi dan mereka mendapat dukungan kelompok organisasi kesehatan dunia. Peneliti Amy Brown dari Inggris mengatakan ibu menyusui perlu didukung agar bersemangat memberikan anaknya ASI.
(mdk/din)