Israel Bunuh 14.500 Anak Gaza Dalam 3.000 Aksi Pembantaian, Lebih Banyak Ketimbang Konflik Mana pun di Dunia
Israel Bunuh 14.500 Anak Gaza Dalam 3.000 Aksi Pembantaian, Lebih Banyak Ketimbang Konflik Mana pun di Dunia
Dalam waktu kurang dari enam bulan, tentara Israel telah membunuh lebih banyak anak di Gaza dibandingkan konflik mana pun di seluruh dunia dalam 4 tahun (2019-2022).
-
Apa yang terjadi pada anak-anak Palestina di Jalur Gaza? Menurut laporan Save The Children, diperkirakan 21.000 anak Palestina hilang dalam agresi brutal Israel di Jalur Gaza. Banyak yang terperangkap di bawah reruntuhan, ditahan, dikubur di kuburan tanpa tanda, atau hilang dari keluarga mereka.
-
Kenapa anak-anak Palestina jadi target serangan Israel? Mereka kembali menyerang anak-anak Gaza Palestina yang tidak bersalah dan tidak berdosa.
-
Apa yang ditemukan oleh para tentara Israel di perbatasan Gaza? Dua tentara cadangan Israel baru-baru ini menemukan sebuah lampu minyak kuno dari zaman Bizantium yang berumur 1.500 tahun di perbatasan Gaza.
-
Apa yang dilakukan Israel terhadap warisan budaya Gaza? Sejak Israel menggempur Jalur Gaza, Palestina, pada Oktober 2023, lebih dari 200 situs warisan kebudayaan hancur, bersama dengan sejumlah arsip, universitas, dan museum. Ada juga laporan yang menyebutkan tentara Israel menjarah artefak bersejarah dari Jalur Gaza dan bahkan memamerkannya di kantor parlemen yang dikenal dengan nama Knesset.
-
Apa isi selebaran yang dijatuhkan Israel di Gaza? Selebaran Ramadan yang ditulis dalam bahasa Arab itu berisi seruan agar "memberi makan mereka yang membutuhkan dan berbicaralah yang baik". Di saat yang sama ratusan ribuan penduduk Gaza saat ini sedang kelaparan karena blokade Israel terhadap makanan dan air bersih.
-
Bagaimana cara pasukan Israel membunuh anak-anak Palestina? Menurut laporan tersebut, sebagian besar korban ditembak di kepala atau bagian torso dengan peluru tajam.
Israel Bunuh 14.500 Anak Gaza Dalam 3.000 Aksi Pembantaian, Lebih Banyak Ketimbang Konflik Mana pun di Dunia
Perang genosida di Gaza hampir menginjak waktu 6 bulan. Dalam kurun waktu itu, tentara Israel sejauh ini telah melakukan 2.922 pembantaian yang menewaskan 14.500 anak-anak dan 9.560 perempuan.
Angka-angka tersebut dirilis oleh Kantor Media Pemerintah Gaza kemarin. Demikian dilansir laman the Cradle, Rabu (3/4).
Jumlah korban tewas yang tercatat resmi mencapai 32.975 orang pada hari Rabu. Namun, angka ini hanya mencakup warga Palestina yang jenazahnya tiba di rumah sakit, sementara sekitar 7.000 lainnya masih hilang.
- PBB: Setiap Hari Ada 10 Anak Gaza yang Satu atau Dua Kakinya Harus Diamputasi karena Serangan Israel
- Menteri Israel Ini Ingin Tinggal di Gaza Setelah Mengusir Warga Palestina
- Afrika Selatan Ancam Tangkap Warganya yang Ikut Berperang Bela Israel di Gaza
- 4 Bulan Bombardir Gaza, Israel Bunuh Anak-Anak Palestina Lebih Banyak dari 4 Tahun Terakhir Konflik di Dunia
Di antara seluruh korban tewas, 30 di antaranya merupakan anak-anak yang tewas akibat kelaparan yang diberlakukan Israel di Gaza.
Selain itu, 484 pekerja medis dan 140 jurnalis dilaporkan menjadi korban, sementara para pejabat Gaza juga mengatakan tentara penjajah telah menangkap 310 staf medis dan 12 jurnalis.
Selama beberapa pekan terakhir, para pejabat Israel mengklaim 13.000 'teroris' dibunuh oleh tentara Israel di Gaza, walaupun status ‘teroris’ menurut mereka adalah setiap pria dewasa yang ada di Gaza.
"Dalam praktiknya, seorang teroris adalah setiap orang yang telah dibunuh oleh tentara Israel di daerah-daerah di mana pasukannya beroperasi," kata seorang tentara Israel kepada kantor berita Haaretz, awal pekan ini.
Tak hanya manusia, Israel juga bertanggung jawab atas penghancuran ribuan infrastruktur di Gaza.
Israel tercatat telah menghancurkan 100 sekolah dan universitas, 229 masjid, dan 70.000 rumah. Sedikitnya 32 rumah sakit tidak berfungsi, termasuk Rumah Sakit Al-Shifa, yang dihancurkan setelah serangan selama dua pekan yang menewaskan sedikitnya 400 warga Palestina.
Pekan lalu, Pelapor Khusus PBB untuk wilayah Palestina Francesca Albanese, mengeluarkan laporan berjudul "Anatomi Genosida," yang menyimpulkan terdapat alasan yang masuk akal untuk percaya ambang batas kejahatan genosida telah terpenuhi di Gaza.