Israel Kembali Bom 3 Rumah Sakit di Gaza, Termasuk Rumah Sakit Indonesia
Pesawat tempur Israel membombardir daerah di sekitar tiga rumah sakit di Jalur Gaza pada pagi tadi, menurut laporan media Palestina.
Serangan Israel ini menyasar daerah sekitar Rumah Sakit Shifa dan Al-Quds di Kota Gaza, serta di dekat Rumah Sakit Indonesia, di bagian utara Gaza.
Israel Kembali Bom 3 Rumah Sakit di Gaza, Termasuk Rumah Sakit Indonesia
Direktur Rumah Sakit Indonesia mengatakan kepada Aljazeera, serangan Israel menyebabkan "kerusakan serius dan luka-luka," tanpa memberikan keterangan lebih lanjut.
Sebelumnya, direktur media Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan kepada Aljazeera, Rumah Sakit Al-Quds menerima peringatan tentang kemungkinan pengeboman "setiap saat". Sekitar Rumah Sakit Indonesia serta Rumah Sakit Al-Shifa juga mendapat ancaman.
Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan pada 14 Oktober Israel memerintahkan mereka untuk mengungsikan Rumah Sakit Al-Quds. Kelompok tersebut mengatakan tidak mungkin untuk memindahkan orang sakit dan terluka.
- Israel Kembali Bom Gaza Hanya Beberapa Menit Setelah Gencatan Senjata Berakhir, Sejumlah Warga Palestina Terbunuh
- Rumah Sakit Indonesia di Gaza Kembali Dibombardir Israel, 20 Orang Tewas
- Indonesia Bantah Tuduhan Israel Soal Rumah Sakit di Gaza Digunakan Hamas
- Turki Beberkan Bukti Israel Pelaku Bom Rumah Sakit di Gaza, Bukan Militan Palestina
Dikutip dari Aljazeera, Senin (23/10), setidaknya 400 warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel tanpa henti di Gaza dalam 24 jam terakhir, menurut kantor media Palestina WAFA. Banyak korban lainnya masih terjebak di bawah puing-puing bangunan runtuh yang dihantam Israel, menurut personel penyelamat darurat.
Direktur Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza utara mengatakan fasilitas medis berada di ambang "bencana nyata", dengan bahan bakar mungkin habis dalam 48 jam ke depan.
Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara memperingatkan dokter mungkin terpaksa menghentikan operasi jika tidak mendapatkan bahan bakar untuk menjalankan fasilitas tersebut. Daerah sekitar rumah sakit juga menjadi sasaran serangan Israel.
Sumber: Aljazeera
Dalam sebuah wawancara dengan Aljazeera, Dr Mohammad Abu Salmiya mengatakan rumah sakit belum menerima bantuan PBB di tengah blokade total Israel di Gaza.
Menurut laporan, Rumah Sakit Al-Shifa memiliki jumlah tertinggi pasien yang terluka serta staf medis di seluruh Jalur Gaza. Karena pemadaman listrik oleh Israel, mereka terpaksa beroperasi dengan generator yang menggunakan bahan bakar.
Dilansir laman BBC, Senin (23/10), bom-bom menghantam bangunan-bangunan di sekitar rumah sakit al-Quds di daerah Tel al-Hawa, Kota Gaza. Padahal di saat yang bersamaan, sebuah tim terdiri dari 23 dokter dan perawat sedang menangani lebih dari 500 orang.
Pasien dan warga sipil yang berlindung di rumah sakit tersebut hidup dalam "keadaan ketakutan," kata dokter yang tidak ingin diidentifikasi demi keselamatannya dalam pesan suara. Dalam situasi kesehatan yang ia gambarkan sebagai "bencana", para dokter harus memutuskan siapa yang akan diobati terlebih dahulu, sementara lainnya harus menunggu giliran.
"Banyak korban luka telah menunggu beberapa hari untuk menjalani operasi," kata dokter itu. Pesan suaranya disampaikan oleh dokter sekaligus aktivis Norwegia, Mads Gilbert, dari tim darurat Komite Bantuan Norwegia.
Staf medis banyak berkurang karena beberapa di antaranya tewas dan yang lainnya tidak bisa mencapai lokasi. Staf yang tersisa sekarang berbagi tempat mereka dengan 1.200 warga yang mengungsi."Ada sekitar 120 orang terluka dengan berbagai jenis cedera di sini, 10 pasien berada di ICU dengan ventilator, dan kami memiliki sekitar 400 pasien kronis," kata dokter tersebut. "Sekitar 1.200 warga yang mengungsi di sini - tidak mudah untuk memindahkan sejumlah besar orang sehingga kami memutuskan untuk tidak mengungsikan mereka.