Istri Netanyahu Tuding Petinggi Militer Israel Akan Kudeta Suaminya
Rekaman pernyataan Sarah Netanyahu ini bocor ke media.
Rekaman pernyataan Sarah Netanyahu ini bocor ke media.
-
Siapa yang mencatat kebiadaban Israel di Gaza? Ini salah satu kebiadaban Israel yang diungkap Euro-Med Monitor. Kebiadaban dan kekejian Israel selama operasi genosida mereka di Jalur Gaza, Palestina, tak ada habisnya. Baru-baru ini, lembaga pemantau HAM Eropa, Euro-Med Monitor mengungkapkan kebiadaban Israel yang sangat di luar akal manusia.
-
Apa yang ditemukan oleh para tentara Israel di perbatasan Gaza? Dua tentara cadangan Israel baru-baru ini menemukan sebuah lampu minyak kuno dari zaman Bizantium yang berumur 1.500 tahun di perbatasan Gaza.
-
Apa yang terjadi pada anak-anak Palestina di Jalur Gaza? Menurut laporan Save The Children, diperkirakan 21.000 anak Palestina hilang dalam agresi brutal Israel di Jalur Gaza. Banyak yang terperangkap di bawah reruntuhan, ditahan, dikubur di kuburan tanpa tanda, atau hilang dari keluarga mereka.
-
Apa yang terjadi pada kendaraan PBB di Gaza? Video kendaraan yang menjadi sasaran menunjukkan beberapa lubang peluru telah menembus jendela mobil.
-
Di mana kejadian tentara Israel melempar jasad warga Palestina terjadi? Dilansir Middle East Eye, video tersebut memperlihatkan tiga tentara memanjat ke atas atap, memegangi mayat-mayat dan melemparkannya satu per satu dari atas atap.
-
Bagaimana menurut mantan Wakil Kepala Mossad, Ram Ben-Barak, Israel kalah dalam perang di Gaza? “Perang ini tidak memiliki tujuan yang jelas, dan hanya memperlihatkan kekalahan Israel,” kata Ben-Barak.
Istri Netanyahu Tuding Petinggi Militer Israel Akan Kudeta Suaminya
Istri Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Sarah Netanyahu menuduh para panglima militer Israel berusaha melakukan kudeta terhadap suaminya, berdasarkan bocoran rekaman audio yang diperoleh media Israel, Haaretz.
Dalam pertemuan pekan lalu dengan keluarga beberapa tawanan yang ditahan Hamas di Gaza, Sarah Netanyahu menyatakan beberapa kali dalam rekaman tersebut ia mempercayai para perwira senior militer.
Para keluarga tawanan menjadi kesal dengan komentar Sarah, yang menyatakan nasib anggota keluarga mereka yang ditawan bergantung pada tentara.
Dikutip dari The Cradle, Selasa (25/6), Sarah mengklarifikasi komentarnya. Ia mengatakan ketidakpercayaan dirinya bukan pada tentara secara keseluruhan, melainkan pada para komandan seniornya.
"Dengan keras mengklaim mereka tertarik untuk melakukan kudeta," tulis Haaretz seraya menambahkan Sarah juga mengulangi klaim tersebut beberapa kali.
- Bertentangan dengan Keinginan Netanyahu, Pejabat Tinggi Israel Akui Mustahil Lenyapkan Hamas
- 4 Pejabat Israel Mundur dari Kabinet Perang Netanyahu
- Janji Patuhi Mahkamah Internasional, Negara Eropa Ini Akan Tangkap Netanyahu dan Pejabat Israel karena Kejahatan Perang
- Israel Tutup Kantor Berita Aljazeera, Peralatan Siaran Disita dan Situs Diblokir
Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh para perwira angkatan darat, termasuk Kolonel (Purnawirawan) Verda Pometantz, mantan kepala divisi korban, dan Gal Hirsch, mantan komandan angkatan darat yang ditugaskan Netanyahu untuk mengoordinasikan upaya pemerintah membebaskan para tawanan. Pernyataan Sarah menjadi perhatian para perwira senior di angkatan darat.
Pertemuan tersebut berlangsung beberapa hari setelah putra Netanyahu, Yair Netanyahu, ikut menuduh para panglima angkatan bersenjata melakukan pengkhianatan.
Pada Sabtu (22/6), Yair membagikan sebuah video di mana Kepala Staf Herzi Halevi, Kepala Shin Bet Ronan Bar, dan pensiunan kepala intelijen militer Angkatan Darat Aharon Haleva disebut sebagai "kegagalan fatal" karena tidak mencegah serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober.
"Apa yang mereka (panglima militer) coba sembunyikan? Jika tidak ada pengkhianatan, mengapa mereka begitu takut pihak eksternal dan independen akan memeriksa apa yang terjadi?" tulis Yair di X.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor perdana menteri atas nama Sarah Netanyahu mengatakan ia telah "bekerja atas inisiatifnya sendiri untuk keluarga-keluarga yang ditawan, keluarga-keluarga yang berduka, keluarga-keluarga yang terbunuh, dan semua kalangan yang merasakan penderitaan akibat perang yang sulit ini, dan membantu semampunya."
Pernyataan itu kemudian menyebut kebocoran audio tersebut "ketidakadilan yang keji. Terlepas dari suara-suara yang mencoba menyakitinya dan melonggarkan tangannya, Sarah akan melanjutkan kegiatannya untuk mereka yang dirugikan dalam perang dan berdoa agar 120 orang tawanan segera kembali ke rumah."