Joe Biden Umumkan Kapan Gencatan Senjata Israel-Hizbullah Mulai Berlaku
Sebanyak 10 menteri di Israel menyetujui gencatan senjata dalam perang melawan Hizbullah di Lebanon, sementara satu menteri menolak.
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengumumkan gencatan senjata di Lebanon akan mulai berlaku pada Rabu (27/11/2024) pagi. Pernyataan ini muncul setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyampaikan gencatan senjata dengan Hizbullah akan memberikan kesempatan bagi Israel untuk lebih fokus pada Hamas dan Iran, musuh bebuyutannya.
"Gencatan senjata akan dimulai pukul 04.00 pagi waktu setempat (02.00 GMT)," ungkap Biden saat berbicara di Gedung Putih, merujuk pada informasi dari kantor Netanyahu yang menyatakan menteri-menterinya telah menyetujui kesepakatan tersebut, sebagaimana dilaporkan AFP.
- Israel Memang Biang Kerok, Gencatan Senjata dengan Hizbullah Baru Sehari Sudah Kembali Membombardir
- Israel Klaim Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Terbunuh, Joe Biden Sebut Sudah Waktunya Perang di Gaza Dihentikan
- Raja Keturunan Nabi Muhammad Temui Joe Biden, Khawatir Perang Iran Vs Israel Meletus
- Joe Biden Janjikan Kesepakatan Gencatan Senjata Israel-Hamas Terjadi Pekan Depan, Truk Bantuan Kemanusiaan Akan Segera Masuk ke Gaza
Berbagai pihak, termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa, Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan G7, telah mendorong agar pertempuran antara Israel dan Hizbullah yang didukung Iran segera dihentikan setelah lebih dari setahun kekerasan. Sebagai sekutu utama dan pendukung militer Israel, Biden menyatakan kesepakatan ini sebagai "kabar baik" dan "awal baru" bagi Lebanon.
Sementara itu, Netanyahu mengucapkan terima kasih kepada Biden atas "keterlibatannya" dalam mediasi perjanjian tersebut. Dari sepuluh menteri yang hadir, sembilan memberikan suara mendukung, sementara satu menolak, menurut informasi dari kantor perdana menteri Israel.
Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron sepakat gencatan senjata ini akan melindungi Israel dari ancaman Hizbullah dan menciptakan kondisi untuk "ketenangan abadi". Dalam pernyataan bersama, kedua pemimpin tersebut menegaskan AS dan Prancis akan memastikan bahwa kesepakatan ini "dilaksanakan sepenuhnya".
"Lamanya gencatan senjata bergantung pada apa yang terjadi di Lebanon," kata Netanyahu dalam pidato yang disiarkan di televisi menjelang pemungutan suara kabinet perangnya.
Pengumuman gencatan senjata ini menyusul serangan paling intensif di Beirut, termasuk serangkaian serangan di pusat kota, yang terjadi setelah Israel meningkatkan kampanye udaranya di Lebanon pada akhir September.
Beberapa jam sebelum gencatan senjata diberlakukan, tentara Israel mengeluarkan perintah evakuasi bagi penduduk di wilayah pusat Beirut dan pinggiran selatan kota. Meskipun Hizbullah belum memberikan pernyataan resmi mengenai gencatan senjata, mereka mengatakan pada Selasa malam mereka telah meluncurkan pesawat nirawak ke "target militer sensitif" di Tel Aviv sebagai respons terhadap serangan mematikan Israel di Beirut.