Kapal Pengungsi Libya Tenggelam di Laut Mediterania Tewaskan Hampir 100 Orang
Hampir 100 orang tewas di perairan internasional setelah kapal padat penumpang yang berangkat dari Libya tenggelam.
Hampir 100 orang tewas di perairan internasional setelah kapal padat penumpang yang berangkat dari Libya tenggelam. Kapal tanker komersil, Alegria 1, menyelamatkan empat orang dari sekoci di Laut Mediterania pada Sabtu pagi, menurut keterangan organisasi amal Doctors Without Borders atau MSF.
"Kami tahu dari kontak awal kami dengan Alegria 1 bahwa penyintas dilaporkan berada di laut selama sekurang-kurangnya empat hari di kapal yang bermuatan hampir 100 orang," jelas MSF di Twitter, dikutip dari South China Morning Post, Senin (4/4).
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan bangkai kapal itu diperkirakan tenggelam? Kapal berusia 3.300 tahun dan muatannya yang terdiri dari ratusan amphorae (bejana penyimpanan) yang masih utuh itu ditemukan di dasar laut Mediterania, seperti yang dilaporkan dalam siaran pers bersama hari ini dari Otoritas Purbakala Israel (IAA) dan Energean.
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kapan kapal Uluburun tenggelam? Dengan usia sekitar 3.300 tahun, Uluburun tidak hanya menjadi contoh keterampilan teknik pembangunan kapal pada zamannya, tetapi juga menyimpan rahasia jaringan perdagangan global yang mengagumkan.
-
Kapan kapal Dinasti Ming tenggelam? Para arkeolog meyakini bangkai kedua kapal ini berasal dari periode yang berbeda dari Dinasti Ming, sekitar tahun 1368-1664.
Menurut transkrip buku catatan pertukaran dengan kapal tanker, yang dilihat AFP, kapal tersebut mengatakan "sekitar 96 orang tewas di perairan tersebut."
Kepala badan pengungsi PBB menanggapi berita tersebut, mengatakan di Twitter "lebih dari 90 orang tewas dalam tragedi Mediterania lainnya."
"Eropa telah membuktikan kemampuannya menampung 4 juta pengungsi dari Ukraina dengan kebaikan hati dan efektif. Ia sekarang harus segera mempertimbangkan bagaimana menerapkan ini kepada pengungsi dan imigran lainnya, yang dalam penderitaan, mengetuk pintunya," lanjutnya.
Sementara itu MSF menekankan bahwa mereka yang diselamatkan pada Sabtu sangat membutuhkan perlindungan dan perawatan segera.
"Tidak ada dari penyintas yang harus dipulangkan ke tempat di mana mereka menghadapi penangkapan, penyiksaan, dan perlakuan buruk. Libya bukan tempat yang aman," jelasnya.
Libya, yang dilanda konflik dan pelanggaran hukum selama satu dekade, telah menjadi titik keberangkatan utama bagi para migran Afrika dan Asia yang berusaha mati-matian untuk mencapai Eropa. Para migran sering mengalami kondisi yang mengerikan di Libya sebelum berangkat menuju utara dengan kapal yang penuh sesak, seringkali tidak layak berlayar yang sering tenggelam atau mendapat masalah.
Uni Eropa telah menghadapi kritik karena kerjasamanya dengan Polisi Laut Libya untuk mengurangi jumlah migran yang tiba di pantai Eropa. Jika mereka kembali ke Libya, banyak dari mereka menghadapi penganiayaan mengerikan di pusat-pusat penahanan.
Sebelum tragedi terbaru ini, Organisasi Internasional Migrasi PBB (IOM) mencatat 367 kematian di Mediterania tahun ini, setelah mencatat 2.048 kematian yang sama pada 2021.
Baca juga:
Saat Ayam Tampil dalam Kontes Kecantikan
Tragis, Puluhan Mayat Imigran Terdampar di Tepi Pantai Barat Libya
KPU Libya Diskualifikasi Putra Muammar Kadafi sebagai Capres
Putra Mantan Pemimpin Libya Muammar Kadafi Mencalonkan Diri Jadi Presiden
Leptis Magna, Kota Terindah Kekaisaran Romawi yang Terbengkalai
Kehangatan Buka Puasa Bersama di Libya