Kejahatan Rasial di AS Alami Lonjakan Tertinggi dalam Satu Dekade Terakhir
Kejahatan rasial di Amerika Serikat (AS) melonjak ke tingkat tertinggi dalam lebih dari satu dekade terakhir. Ada ribuan kasus pembunuhan berdasarkan kebencian terhadap ras dan agama tertentu.
FBI merilis laporan terbarunya mengenai kejahatan bermotif rasial di Amerika Serikat. Hasilnya, angkanya terus meningkat dan tahun lalu mencapai yang tertinggi dalam dekade terakhir sejak pencatatan dilakukan pada awal 1990-an.
Laporan menyatakan ada 51 kasus pembunuhan kebencian rasial pada 2019, termasuk 22 orang terbunuh dalam sebuah penembakan yang menargetkan orang Meksiko di Walmart di perbatasan kota El Paso, Texas.
-
Apa definisi rasisme yang paling umum? Rasisme secara umum dapat diartikan sebagai serangan sikap, kecenderungan, pernyataan, dan tindakan yang mengunggulkan atau memusuhi kelompok masyarakat terutama karena identitas ras.
-
Mengapa kebijakan pemerintah bisa menjadi penyebab rasisme? Umumnya, penyebab rasisme yang paing sering terjadi karena keputusan kebijakan pemerintah, termasuk di Indonesia. Hal tersebut dipengaruhi oleh keotoriteran dari pemimpin dalam pemerintah.
-
Bagaimana cara mencegah rasisme melalui tindakan sehari-hari? Ini termasuk melawan komentar atau lelucon yang bersifat rasis, menunjukkan solidaritas dengan mereka yang mengalami diskriminasi, dan terus belajar serta mengoreksi prasangka pribadi.
-
Mengapa Chauvinisme berbahaya? Chauvinisme telah terbukti memiliki dampak negatif pada masyarakat. Yakni dengan memicu konflik antar kelompok dan menghambat kerjasama lintas budaya.
-
Bagaimana Chauvinisme bisa terjadi? Chauvinisme merupakan sikap atau pandangan yang secara berlebihan mendukung dan membanggakan kelompok atau bangsa sendiri. Caranya biasanya dengan menganggap superioritas dan keunggulan dari kelompok atau bangsa tersebut.
-
Siapa yang menyebarkan komentar rasisme dari forum Indosarang? Hal ini terungkap usai akun Tiktok @5.7tall, membagikan beberapa foto tangkapan layar berisi postingan komentar bernada hinaan yang bersumber dari website indosarang.com.
Pelaku penembakan Agustus 2019 tersebut, didakwa dengan kejahatan negara bagian dan federal, di mana pihak berwenang mengatakan insiden itu merupakan upaya untuk menakut-nakuti orang Hispanik agar meninggalkan AS.
Dikutip dari AP, Selasa (17/11), tahun lalu tercatat 7.314 kasus kejahatan rasial, naik dari 7.120 tahun sebelumnya - dan mendekati 7.783 pada 2018.
Laporan tahunan FBI mendefinisikan kejahatan rasial sebagai aksi yang didorong bias berdasarkan ras, agama, dan orientasi seksual seseorang, di antara beberapa kategori lainnya.
Sejumlah peningkatan kasus tahun 2019 kemungkinan disebabkan oleh pelaporan yang lebih baik oleh departemen kepolisian. Pejabat penegak hukum dan kelompok advokasi juga sependapat kejahatan rasial tengah mengalami peningkatan. Departemen Kehakiman selama bertahun-tahun secara khusus memprioritaskan penuntutan kejahatan rasial.
Kejahatan Rasial Berbasis Agama Meningkat
Data tersebut juga menunjukkan ada peningkatan hampir 7 persen dalam kejahatan rasial berbasis agama. Tercatat ada 953 laporan kejahatan yang menargetkan lembaga Yahudi dan orang Yahudi tahun lalu, naik dari 835 pada 2018.
FBI mengatakan jumlah kejahatan rasial terhadap orang Afrika-Amerika turun sedikit dari 1.943 menjadi 1.930.
Namun, kejahatan rasial anti-Hispanik naik menjadi 527 pada 2019, dari 485 pada 2018. Sementara itu, jumlah total kejahatan rasial berdasarkan orientasi seksual seseorang relatif stabil, dengan sekitar satu kejahatan dilaporkan tahun lalu, dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kendati dilaporkan ada 20 kejahatan rasial lainnya terhadap pria gay.
Saat data dipublikasikan pada Senin, kelompok advokasi, termasuk Liga Anti-Pencemaran Nama Baik (Anti-Defamation League), meminta Kongres dan lembaga penegak hukum di seluruh AS untuk meningkatkan pengumpulan data dan pelaporan kejahatan rasial.
Data Dinilai Kurang Lengkap
Kritikus telah lama memperingatkan bahwa data tersebut mungkin tidak lengkap, sebagian karena didasarkan pada pelaporan sukarela oleh lembaga kepolisian di seluruh negeri.
Tahun lalu, hanya 2.172 lembaga penegak hukum dari sekitar 15.000 lembaga yang berpartisipasi di seluruh negeri yang melaporkan data kejahatan rasial ke FBI, kata biro tersebut. Dan sementara jumlah agensi yang melaporkan kejahatan rasial meningkat, jumlah agensi yang berpartisipasi dalam program tersebut sebenarnya turun dari tahun sebelumnya.
Sejumlah besar lembaga polisi tampaknya tidak mengirimkan data kejahatan rasial, yang telah menjadi perjuangan yang konsisten bagi pejabat Departemen Kehakiman.
"Total keparahan dampak dan kerusakan yang disebabkan oleh kejahatan rasial tidak dapat sepenuhnya diukur tanpa partisipasi penuh dalam proses pengumpulan data FBI," jelas presiden Liga Anti-Pencemaran Nama Baik, Jonathan Greenblatt, dalam sebuah pernyataan.