Kemampuan membaca bangsa Indonesia urutan 60 dunia
Posisi Indonesia cuma setingkat di atas Bostwana. Negara nomor wahid urusan literasi adalah Finlandia
Universitas Negeri Conneticut Pusat Amerika Serikat (CCSU) membuat pemeringkatan kemampuan baca lebih dari 60 negara. Hasilnya, Indonesia berada di urutan 60, setingkat di atas Bostwana, masih di bawah Thailand (59) atau Maroko (58).
Washington Post melaporkan, Kamis (21/4), ukuran yang dipakai CCSU dalam menentukan peringkat literasi global ini adalah jumlah perpustakaan, sirkulasi surat kabar, ketersediaan komputer, akses internet, serta produk penelitian universitas terkemuka sebuah negara. Tak kurang hasil tes kemampuan dasar (PISA) serta tes membaca (PIRLS) juga menjadi acuan peringkat.
-
Kapan survei Indikator Politik Indonesia dilakukan? Survei tersebut melibatkan 810 responden dengan metode simple random sampling dan margin of error sekitar 3,5 persen.
-
Kapan FAPTI menerima hasil surveinya? “Hasil survei ini kami terima di awal Desember,” ujar Eko Nugroho, Sekretaris Jenderal FAPTI di Jakarta, Rabu (27/12).
-
Apa tujuan dari survei Poltracking Indonesia? Tujuan survei untuk mengukur sejauh mana efektivitas langkah para kandidat dalam meningkatkan elektabilitasnya, serta sejauh mana pengaruh faktor eksternal di luar kandidat dapat mempengaruhi peta elektoral terkini.
-
Kenapa FAPTI melakukan survei pilpres? FAPTI memandang penting untuk melakukan survei, guna memberikan gambaran kepada alumni perguruan tinggi terkait pilihan dan jenis isu yang dianggap penting oleh masyarakat. “Sehingga, para alumni dapat lebih bisa berkontribusi dalam hajatan nasional lima tahunan yang penting ini,” pungkasnya.
-
Bagaimana cara Utting Research melakukan survei? Survei tersebut dilakukan menggunakan metode multi stage random sampling, dengan margin of error sebesar 2,8 persen pada tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.
-
Mengapa BRI melakukan survei Indeks Bisnis UMKM? Survei ini dilakukan oleh BRI sebagai wujud kepedulian BRI terhadap aktivitas UMKM Indonesia untuk menjadi suatu informasi serta menjadi leading indikator pertama di Indonesia yang mengukur aktivitas UMKM yang suatu saat akan bermanfaat bagi kebijakan publik.
Urutan pertama bangsa paling melek huruf dan memiliki kecapakan membaca tertinggi adalah Finlandia. Disusul berikutnya Norwegia, Islandia, Denmark, dan Swedia. Dengan demikian posisi lima besar diisi sepenuhnya oleh negara Nordik maupun Skandinavia. Kemampuan literasi bangsa-bangsa dari utara Eropa itu mengalahkan negara maju seperti Amerika Serikat (7), Jerman (8), ataupun Inggris (17).
Negara Asia yang posisinya tertinggi dalam daftar ni adalah Korea Selatan (22), baru kemudian disusul Jepang (32).
John W. Miller, Rektor CCSU menyatakan peringkat ini tidak mencakup semua negara, tapi cukup representatif untuk menggambarkan sebaran pengetahuan bangsa-bangsa besar di muka bumi.
"Apa yang coba kami tangkap adalah kemampuan literasi yang sangat menentukan keberhasilan negara-bangsa maupun manusia di dalamnya menyongsong ekonomi berbasis pengetahuan masa sekarang," kata Miller dalam keterangan pers tertulis.
Lewat indeks ini, Miller menyatakan negara-negara maju di Barat sebetulnya mengalami kemerosotan literasi. Seandainya pemeringkatan CCSU hanya mengandalkan PISA atau PIRLS, maka negara seperti Singapura, Korsel, atau Jepang akan mendominasi urutan 10 besar.
(mdk/ard)