Kemlu pantau sikap Belanda dan Brasil usai penarikan dubes
"Terlalu cepat berspekulasi tentang dampak, kita lihat saja dulu nanti," kata Dirjen Amerop Dian Triansyah.
Kementerian Luar Negeri menyatakan duta besar Belanda dan Brasil untuk Indonesia telah kembali ke negara masing-masing. Para diplomat itu segera pulang setelah terjadinya proses eksekusi 6 orang terpidana mati, yang di antaranya adalah warga negara mereka.
"Dubes Brasil dan Belanda ditarik pulang ke negara mereka masing-masing pada Minggu (18/1). Surat dari Brasil diberikan kepada Indonesia pada Minggu pagi, sedangkan Belanda pada Senin dini hari," kata Juru Bicara Kemlu, Arrmanatha Christiawan Nasir, di ruang Palapa saat jumpa pers di Jakarta, Senin (19/1).
-
Bagaimana Halte Kalimenur setelah dibom Belanda? Foto: Facebook Kota Jogja Djawatan Kereta Api (DKA) kemudian membangun kembali dan meresmikan Stasiun Kalimenur sebagai tempat pemberhentian kereta pada tahun 1954.
-
Kapan Kyai Makmur ditembak oleh Belanda? Pada 14 Oktober 1947 ia ditembak mati oleh Belanda pada Agresi Militer I karena tidak mau diajak bekerja sama.
-
Kapan drg. Oei pindah ke Belanda? Pada bulan Maret 1968, drg. Oei pindah ke Belanda, namun sebelum itu ia sudah menyiapkan cor emas untuk dipasang pada gigi Soekarno, namun gagal karena pengawasan terhadap Bung Karno semakin diperketat.
-
Bagaimana Belanda mendapatkan kendali atas Pulau Run? Mereka berupaya menguasai Kepulauan Banda, termasuk Pulau Run, melalui serangkaian peperangan dan perjanjian dengan penguasa lokal.
-
Kapan Belanda berhasil menguasai Kota Purwokerto? Pada 31 Juli 1947 pukul 12.00 siang, Belanda berhasil menguasai Purwokerto.
-
Kenapa Jaka Sembung melawan Belanda? Ia juga akan meyakinkan masyarakat bahwa kolonialisme merupakan bentuk perbudakan dan akan merugikan kampung ketika sudah berhasil dikuasai.
Kuasa Usaha Indonesia untuk Belanda, Ibnu Wahyutomo, kemarin langsung dipanggil pemerintah Negeri Kincir Angin mengenai rencana pemanggilan pulang dubes dalam rangka konsultasi selama beberapa minggu. Pemanggilan kedua Dubes tersebut langsung dilakukan oleh pemerintah masing-masing negara.
Mengenai kemungkinan memburuknya diplomasi atau hubungan bilateral antara Indonesia dan dua negara tersebut, ditepis langsung oleh Direktur Jendral Amerika dan Eropa (Amerop) Dian Triansyah Djani.
"Terlalu cepat untuk berspekulasi tentang dampak, kita lihat saja dulu nanti. Harapan kita hal ini tidak berdampak pada hubungan kerja sama antar negara karena ini situasi berbeda," ujarnya.
Sebelumnya di Istana Negara, Menteri Luar Negeri Retno L.P Marsudi meluruskan istilah penarikan dubes yang sempat mengemuka. Dia mengatakan Indonesia tidak perlu khawatir berlebihan. Yang dilakukan Brasil dan Belanda adalah meminta keterangan para dubesnya kenapa eksekusi tetap dilakukan, dan ini lebih terkait gestur politik dalam negeri masing-masing.
"Yang terjadi adalah pemanggilan ke Ibu Kota (Belanda dan Brasil) untuk melakukan konsultasi," kata Retno.
"Kita tidak pernah bertentangan dengan negara lain, dan ini masalahnya adalah law enforcement dari sebuah negara berdaulat untuk memerangi kejahatan serius yaitu kejahatan narkotika," imbuh menlu.
Pada Minggu pekan lalu, pemerintah Indonesia mengeksekusi enam terpidana mati, lima di antaranya WNA. Keenam terpidana mati berasal dari Malawi, Nigeria, Belanda, Brasil, Vietnam.Keputusan Presiden Jokowi yang kukuh menolak grasi terpidana mati jadi sorotan media massa dunia, seperti Telegraph, CNN, maupun Reuters.
(mdk/ard)