Mengenal Oei Hong Kian, Dokter Gigi Soekarno yang Tak Pernah Dibayar
Perlatan yang disediakan negara untuk Soekarno pun tidak memadai.
Oei Hong Kian seorang dokter gigi terkenal pada masanya. Pasien-pasiennya pun bukan orang-orang sembarangan. Antara lain, Sutan Sjahrir, Rasuna Said, Soekardjo Wirjopranoto, Suwirjo, Mayjen S.Parman, Syamsuridzal, dan Mochtar Lubis.
Tak heran jika dr. Tan, dokter pribadi Soekarno meminta drg. Oei Hong Kian untuk memeriksa Bung Karno sakit gigi ketika menjalani karantina politik yang berat.
-
Kapan sang kakek membayar dokter gigi? Ketika gigi palsunya sudah terpasang, sang kakek pun memberi uang ke dokter.
-
Apa nama asli Soekarno? Soekarno dahulu terlahir dengan nama Kusno.
-
Siapa yang menerima uang hasil kerja Soekarno? Uang yang ia dapatkan dari pekerjaan tersebut diserahkan kepada HOS Tjokroaminoto, pemilik rumah indekos tempat ia tinggal sekaligus guru kehidupannya.
-
Mengapa Tan Joe Hok menolak uang dari Presiden Soekarno? Usai pertandingan Piala Thomas tahun 1961, ia segera kembali ke Amerika Serikat untuk menyelesaikan studinya. Ia menolak pemberian uang sebesar 1.000 dollar dari Presiden Soekarno. Ia yakin rakyat yang sedang hidup kesulitan lebih membutuhkan uang itu dibandingkan dirinya.
-
Kenapa Mao Zedong engga mau sikat gigi? Ketika Zhisui menyarankan agar Mao mencoba menggosok gigi, Mao menolak dengan alasan, 'Harimau tidak pernah menyikat giginya.'
-
Kenapa dr. Soetomo mengobati gratis? Saat itu, dr. Soetomo meminta masyarakat pribumi yang tidak mampu membayar biaya pengobatan di Rumah Sakit Umum Simpang/Centrale Burgerlijke Ziekeninrichting (sekarang Delta Plaza), menuju kliniknya di Simpang Dukuh 12 untuk mendapatkan pengobatan gratis.
Dikutip dari Buku ‘Bung Karno Dibunuh Tiga Kali?’ karya Asvi Warman Adam, ada awal tahun 1967, Soekarno mengalami sakit gigi sehingga dr. Tan memanggil drg. Oei Hong Kian datang ke Istana Merdeka.
Namun, betapa terkejutnya drg. Oei Hong Kian saat tiba di sana dan melihat bahwa peralatan gigi yang ada di Bogor. Ada di Istana Merdeka merupakan peralatan yang berasal dari gudang NICA, Belanda, tentu saja peralatan itu sudah ketinggalan zaman.
Akhirnya, drg. Oei Hong Kian memberi usul agar perawatan gigi dilakukan di rumah sekaligus tempat praktiknya di Jalan Serang, Menteng, Jakarta Pusat.
Dia menyarankan untuk melakukan perawatan di sana karena alat-alatnya lengkap dan modern. Namun, pihak keamanan tidak mengizinkan hal itu.
Saat itu, Soekarno sedang diperlakukan sebagai tahanan politik pasca peristiwa G30S yang di mana ia dicurigai ikut berperan dalam peristiwa tersebut.
Maka satu-satunya cara adalah drg. Oei membawa alat-alat yang berada di tempat praktiknya ke Istana.Peralatan tersebut diangkut dengan truk dipasang di Istana, dan setelah selesai harus dibawa kembali dengan cara yang sama.
Bolak-Balik Menteng Bogor
Sungguh merepotkan. Kejadian ini tidak hanya dilakukan satu kali, karena Soekarno memerlukan perawatan intensif sehingga drg. Oei harus bolak-balik ke Istana.
Setelah Soeharto resmi diangkat menjadi presiden, Soekarno pindah dari Istana Merdeka ke Bogor.
Sehingga ketika Soekarno sakit gigi, ia harus datang ke dokter gigi, tempat praktik drg. Oei karena di Bogor tidak ada alat-alat perawatan.drg. Oei bahkan keheranan melihat keketatan pengamanan Soeharto ketika hanya untuk memeriksa giginya.
Pasalnya, mobil drg. Oei sampai harus dikeluarkan dari garasi dan digantikan mobil Soekarno masuk ke dalam garasi, bahkan Soekarno masuk ke rumahnya melalui garasi.
Tak sampai di situ, enam orang tentara bersenjata juga ikut masuk ke dalam rumah dan satu di antaranya memaksa untuk ikut masuk ke dalam ruang perawatan.
Namun, drg. Oei dengan tegas menolak karena ia harus menjaga rahasia penyakit pasiennya sehingga tentara itu akhirnya hanya menjaga di depan pintu.
Soekarno yang harus bolak-balik ke rumah drg. Oei untuk perawatan giginya, meminta kepada drg. Oei agar putra-putrinya bisa bertemu dengannya walaupun hanya sesaat ketika giginya dirawat.
Ikhlas Tanpa Dibayar
Pada bulan Maret 1968, drg. Oei pindah ke Belanda, namun sebelum itu ia sudah menyiapkan cor emas untuk dipasang pada gigi Soekarno, namun gagal karena pengawasan terhadap Bung Karno semakin diperketat.
Selama perawatan itu drg. Oei memberikan perawatan dengan ikhlas tanpa dibayar. Ia tidak dibayar oleh pemerintah ataupun oleh Soekarno.
Karena kehidupan Soekarno pasca G30S sangat memprihatinkan, apalagi ketika Supersemar diterbitkan, kekuasaannya semakin tergerus.
Soekarno menjadi tahanan politik, kesulitan uang, bahkan ia tidak punya uang lagi.Untuk membayar biaya pengobatan sakit giginya pun ia tak mampu.
Reporter Magang: Yulisha Kirani Rizkya Pangestuti