Sejengkal Pulau di Indonesia yang Pernah Lebih Berharga dari Manhattan, New York
Tahukah Anda bahwa dahulu terdapat sebuah pulau di wilayah timur Indonesia yang ditukar dengan wilayah Manhattan di New York?
Tahukah Anda bahwa dahulu terdapat sebuah pulau di wilayah timur Indonesia yang ditukar dengan wilayah Manhattan di New York? Pulau yang ditukar ini adalah sebuah pulau penghasil rempah bernama pulau Run.
-
Mengapa jalan zaman kolonial di Indonesia menarik untuk dibandingkan? Diketahui bahwa Indonesia pernah dijajah, dan bukti sejarahnya dapat dilihat dari potret-potret jalan di masa kolonial.
-
Bagaimana Belanda menguasai wilayah? Sistem baru ini mengubah cara Belanda dalam menguasai daerah dengan menerapkan kolonialisme dan imperialisme dengan melakukan politik ekspansi.
-
Kenapa Banyumas penting bagi Belanda? Salah satu komoditas andalan Belanda di Banyumas adalah kopi. Di sana terdapat kawasan perkebunan kopi terutama di daerah perbukitan serta pabrik gula di daerah dataran rendah.
-
Mengapa perusahaan kayu jati Belanda mengeksploitasi kayu jati di Jawa? Salah satu potensi kekayaan alam di Pulau Jawa adalah kayu jatinya. Hal inilah yang membuat Belanda menduduki dan membangun pusat pemerintahan di pulau ini. Sejak saat itulah kayu jati yang berada di daerah pelosok Jawa itu dieksploitasi habis-habisan.
-
Kenapa Inggris menjajah Indonesia? Sebab utama penjajahan tersebut bermula dari adanya perjanjian politik Inggris dengan Belanda.Saat itu, Belanda yang tengah dijajah oleh Prancis, di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte merasa kalah dan bangkrut.
-
Dimana New York tenggelam? Data GPS menunjukkan daerah Manhattan yang lebih rendah tenggelam, menyusut sekitar 2,1 mm per tahun.
Sejengkal Pulau di Indonesia yang Pernah Lebih Berharga dari Manhattan, New York
Nilai sebuah daerah atau pulau sebenarnya tidak bisa ditentukan dengan mudah. Namun, di masa lalu, kolonialisme bisa membuat sebuah bangsa menilai seberapa berharga sebuah daerah jajahan dan bahkan menukarnya. Hal inilah yang terjadi pada Pulau Run dengan Manhattan di New York pada tahun 1667.
Kisah pertukaran ini dituturkan oleh Giles Milton dalam bukunya berjudul "Pulau Run: Magnet Rempah-rempah Nusantara". Buku ini menyoroti pertukaran tidak setara antara kedua daerah ini. Pada saat itu, Pulau Run merupakan primadona di mata negara penjajah karena komoditas rempah yang diproduksinya.
Pala, Rempah yang Menggoda
Pulau Run, yang terletak di Kepulauan Banda di Indonesia Timur, pada abad ke-17 dikenal sebagai penghasil pala terbaik di dunia. Pala merupakan rempah yang sangat berharga karena aromanya yang harum dan khasiat obatnya. Harga pala di pasar Eropa bahkan bisa sepuluh kali lipat harga emas.
Belanda, sebagai kekuatan kolonial utama pada masa itu, sangat menginginkan kendali atas perdagangan pala. Mereka berupaya menguasai Kepulauan Banda, termasuk Pulau Run, melalui serangkaian peperangan dan perjanjian dengan penguasa lokal.
Di sisi lain, Inggris, pesaing utama Belanda dalam perdagangan rempah-rempah, juga mengincar Pulau Run. Pada tahun 1624, Inggris berhasil merebut pulau tersebut dari Belanda, yang tentu saja membuat Belanda geram.
Perjanjian Breda
Ketegangan antara Belanda dan Inggris terus meningkat, tidak hanya di Asia Tenggara, tetapi juga di Eropa. Akibatnya, kedua pihak memutuskan untuk bernegosiasi demi meredakan konflik.
Pada tahun 1667, Belanda dan Inggris mengadakan perjanjian damai di Breda, Belanda. Salah satu poin kesepakatan yang paling mengejutkan adalah pertukaran Pulau Run dengan Pulau Manhattan.
Mengapa Belanda Rela Melepas Manhattan?
Keputusan Belanda untuk melepaskan Manhattan mungkin tampak membingungkan pada pandangan pertama terutama melihat bagaimana strategisnya daerah itu saat ini. Namun, pada saat itu, Manhattan hanyalah sebuah pemukiman kecil bernama Nieuw Amsterdam. Bagi Belanda, Manhattan belum menunjukkan potensi ekonomi yang besar.
Sebaliknya, Belanda terobsesi dengan pala. Mereka rela melepaskan wilayah yang luas dan belum berkembang di Amerika demi mendapatkan kendali penuh atas perdagangan pala di Pulau Run.
Dalam jangka pendek, Belanda tampaknya diuntungkan oleh pertukaran tersebut. Mereka berhasil memonopoli perdagangan pala dan menikmati keuntungan besar.
Namun, keuntungan tersebut tidak bertahan lama. Negara-negara lain seperti Prancis dan Inggris mulai menanam pohon pala di wilayah mereka, sehingga harga pala akhirnya menurun drastis.
Sementara itu, Manhattan, yang awalnya dianggap tidak begitu berharga, berkembang pesat di bawah kepemimpinan Inggris. Lokasinya yang strategis di muara Sungai Hudson menjadikannya sebagai pelabuhan penting dan pusat perdagangan. Kota New York, yang didirikan di Manhattan, akhirnya menjelma menjadi salah satu kota paling makmur di dunia.
Pertukaran Pulau Run dengan Manhattan menjadi salah satu keputusan kolonial yang paling terkenal dan ironis. Belanda memprioritaskan keuntungan jangka pendek dengan memperdagangkan rempah-rempah yang nilainya akan menurun.
Inggris, sebaliknya, tanpa disadari, memperoleh wilayah yang bernilai tak terkira. Manhattan saat ini merupakan pusat keuangan dan budaya global, sedangkan Pulau Run hanya dikenal sebagai penghasil pala dalam jumlah terbatas.