Kerusuhan Pecah di Inggris Hampir Sepekan, Masjid dan Hotel Diserang, Ini Pemicunya
Kerusuhan meluas bahkan sampai di ibu kota Irlandia Utara, Belfast.
Kerusuhan Pecah di Inggris Hampir Sepekan, Masjid dan Hotel Diserang, Ini Pemicunya
Kerusuhan pecah di Inggris dalam beberapa hari terakhir, yang dipimpin demonstran sayap kanan.
- Menguak Bandar Susoh, Bukti Jejak Keberadaan Jajahan Inggris di Pesisir Barat Selatan Aceh
- Berusia Lebih dari 300 Tahun, Begini Kisah di Balik Kemegahan Masjid Tertua Sidoarjo
- Kenalan dengan Bedug Raksasa di Masjid Istiqlal Jakarta Hadiah Soeharto, Berusia 300 Tahun
- Gercepnya Petugas Kebersihan di Masjidil Haram, Sat Set Bertugas Area Langsung Bersih Usai Waktu Berbuka Puasa
Kerusuhan dimulai pada Selasa malam pekan lalu, dipicu penikaman yang menewaskan tiga bocah perempuan dan melukai beberapa lainnya di kelas tari dan yoga anak-anak di barat laut Inggris.
Serangan tersebut telah memicu sentimen Islamofobia dan anti-imigrasi di Inggris, yang menyebabkan ratusan orang ditangkap, puluhan petugas terluka, dan beberapa bangunan rusak – termasuk satu masjid dan hotel yang diketahui menampung para pencari suaka.
Kerusuhan masih berlanjut pada Minggu (4/8),
dan tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.
Begini duduk perkara kerusuhan tersebut, seperti dikutip dari laman NPR, Senin (5/8):
Pemicu kerusuhan
Kerusuhan terjadi setelah aksi penikaman pada 29 Juli di kelas tari dan yoga bertema Taylor Swift di Southport, Inggris. Tiga bocah perempuan tewas yaitu Bebe King (6), Elsie Dot Stancombe (7), dan Alice Dasilva Aguiar (9).
Sebanyak 10 orang lainnya luka-luka, termasuk delapan anak-anak dan dua orang dewasa. Polisi menangkap seorang pria berusia 17 tahun di TKP. Polisi menyembunyikan identitas tersangka karena masih di bawah umur. Kemudian menyebar rumor pelaku adalah pencari suaka. Namun pada Kamis, polisi mengungkap nama tersangka yaitu Axel Rudakubana yang lahir di Wales.
Pada Selasa malam, kelompok sayap kanan turun ke jalan di Southport dan menyerang satu masjid. Menurut pernyataan pengurus Masjid Southport, jemaah yang datang untuk salat berjemaah bersembunyi di dalam masjid, sementara para perusuh melemparkan bom bensin dan batu bata ke arah masjid. Menurut Kepolisian Merseyside, 53 polisi terluka karena bentrok dengan pengunjuk rasa.
Kerusuhan meluas
Selain di Southport, kerusuhan meluas ke Manchester, Hartlepool, Liverpool, Bristol, London, dan bahkan ke ibu kota Irlandia Utara, Belfast.
Pada Minggu, sebanyak 700 perusuh mengepung hotel Holiday Inn Express di Rotherham, yang menampung para pencari suaka. Jendela hancur dan bak sampah yang dibakar dilempar perusuh ke hotel tersebut, menurut Kepolisian South Yorkshire.
Di Belfast, satu kafe, supermarket, dan beberapa mobil dibakar pada Sabtu malam, seperti dilaporkan The Irish Times.
"Orang-orang menyerang tempat ini, rasisme terhadap Islam dan Muslim, khususnya komunitas Muslim," kata manajer supermarket di Belfast.
Di Whitehall, di dekat gerbang Downing Street atau kantor Perdana Menteri Inggris, 111 orang ditangkap pada Rabu malam.
Respons pemerintah Inggris
Pada Minggu, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyebut kerusuhan tersebut sebagai “premanisme sayap kanan”, dan menambahkan bahwa kerusuhan tersebut tidak akan ditoleransi.
“Ini bukan protes,” kata Starmer di X. “Ini terorganisir, penuh kekerasan, premanisme dan tidak memiliki tempat di jalan-jalan kita atau di dunia maya.”
Menteri Dalam Negeri Inggris, Yvette Cooper, mengatakan di X bahwa pasukan polisi mendapat dukungan penuh dalam menjatuhkan "hukuman sekuat mungkin" terhadap perusuh, termasuk hukuman penjara dan larangan bepergian.