Kesal Masalah Kebersihan, Warga India Namai Kota Mereka "Kota Bau"
Meski bagian utara kota itu terletak monumen paling terkenal di India, Taj Mahal, namun penduduk Kota Agra menyatakan mereka harus hidup di tengah kotoran yang bertebaran. Penduduk kota pun menyalahkan pemerintah setempat karena lalai menyelesaikan masalah lingkungan.
Beberapa warga Kota Agra yang muak akan minimnya kebersihan mengubah nama salah satu kompleks perumahan di kota mereka menjadi “koloni selokan” atau “kota bau”. Masalah-masalah lingkungan pun banyak ditemukan di kota itu, salah satunya proyek pembuatan jalan.
Proyek jalan yang belum selesai pun dianggap sebagai dalang genangan air dan kemacetan lalu lintas oleh penduduk daerah Shahganj dan Jagdishpura. Proyek itu turut menimbulkan masalah serius bagi warga yang tinggal di 28 kompleks perumahan. Adanya hujan muson yang membuat genangan air pun turut memperparah jalanan itu.
-
Sampah apa yang membuat viral tumpukan sampah di Kota Baru Jogja? Dalam sebuah video viral yang diunggah akun Instagram @merapi_uncover, tampak tumpukan sampah pada salah satu sudut jalanan Kota Yogyakarta. Tumpukan sampah itu memanjang mencapai 50 meter.
-
Apa yang terjadi pada bocah yang viral di Bandung? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jenderal Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat. Videonya viral setelah seorang pelaku mengaku sebagai keponakan seorang jenderal.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Apa yang viral di Bangkalan Madura? Viral video memperlihatkan seekor anjing laut yang tidak sewajarnya dikarenakan berkepala sapi yang berada di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur.
-
Kolak apa yang viral di Mangga Besar? Baru-baru ini ramai di media sosial war kolak di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Sebagaimana terlihat dalam video yang tayang di akun Instagram @noonarosa, warga sudah antre sejak pukul 14:00 WIB sebelum kedainya buka.
-
Bagaimana Sagil bisa viral? Kisah Sagil pun viral di media sosial, terlebih saat dirinya memakai seragam SD dan berdiri berdampingan dengan rekan-rekannya. Tinggi badan Sagil pun terlihat begitu mencolok dari yang lain. Saat berdiri bersama orang dewasa, ia masih terlihat paling tinggi.
Meski bagian utara kota itu terletak monumen paling terkenal di India, Taj Mahal, namun penduduk Kota Agra menyatakan mereka harus hidup di tengah kotoran yang bertebaran. Penduduk kota pun menyalahkan pemerintah setempat karena lalai menyelesaikan masalah lingkungan.
Namun, pemerintah setempat menyanggah tanggapan penduduk kota.
“Kami telah menulis surat kepada otoritas terkait untuk dana tambahan sehingga perbaikan jalan dapat dimulai,” jelas juru bicara Baby Rani Maurya, seorang anggota parlemen di negara bagian itu.
Dikutip dari laman BBC, Rabu (12/10), warga melihat pemerintah setempat bergerak lambat untuk menyelesaikan masalah. Mereka pun bertindak sendiri untuk menyelesaikan masalah, yaitu meletakan papan-papan tulisan yang mirip dengan papan-papan yang dipasang pemerintah setempat.
Nama-nama daerah pun diubah warga yang marah, seperti Navneet Nagar menjadi “badboo nagar” (kota bau), koloni Mansarovar menjadi “koloni nalasarovar” (koloni selokan) dan koloni Panchsheel menjadi “koloni durgandhsheel” (koloni bau).
Perubahan nama-nama itu telah menarik perhatian lebih dari 4,4 juta penduduk Kota Agra. Namun tidak lama setelah unjuk rasa itu, pihak berwajib datang dan mengangkat papan-papan nama itu.
Masalah lingkungan juga dapat membahayakan penduduk setempat.
“Banjir sangat parah sehingga bus sekolah menolak untuk melintas di jalan saat hujan lebat. Anak-anak saya harus bolos sekolah selama beberapa hari karena itu… Ambulans juga sulit mencapai gedung kami selama keadaan darurat,” jelas Prashant Sikarwar, warga yang tinggal di salah satu kompleks perumahan.
Sikarwar juga mengungkap pihak berwajib setempat tidak pernah menyelesaikan proyek jalanan itu meski telah dikomplain warga sekitar.
Bukan hanya itu, tapi sampah yang menumpuk di pinggir juga memperparah kebersihan sekitar kota itu.
“Kualitas udaranya buruk dan ada juga masalah nyamuk. Orang-orang dipaksa untuk menjual rumah mereka,” jelas Prahlad Singh Chahar.
Untuk mendapat perhatian pemerintah, warga setempat merencanakan unjuk rasa “road nahi to vote nahi” (tidak ada jalan, tidak ada suara). Pemilu pun terancam gagal karena ancaman warga.
“Kami ingin para politisi memperhatikan keadaan kami dan membantu kami. Saat ini, masalah kami diabaikan begitu saja,” jelas Chahar.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
(mdk/pan)